Nihilism is the belief that all values are baseless and that nothing can be known or communicated. It is often associated with extreme pessimism and a radical skepticism that condemns existence. A true nihilist would believe in nothing, have no loyalties, and no purpose other than, perhaps, an impulse to destroy. While few philosophers would claim to be nihilists, nihilism is most often associated with Friedrich Nietzsche who argued that its corrosive effects would eventually destroy all moral, religious, and metaphysical convictions and precipitate the greatest crisis in human history. In the 20th century, nihilistic themes--epistemological failure, value destruction, and cosmic purposelessness—have preoccupied artists, social critics, and philosophers. Mid-century, for example, the existentialists helped popularize tenets of nihilism in their attempts to blunt its destructive potential. By the end of the century, existential despair as a response to nihilism gave way to an attitude of indifference, often associated with antifoundationalism.
Thursday, September 3, 2009
Thursday, August 20, 2009
Thursday, February 12, 2009
F For Fitri
Satu sisi yang tak terlupakan
SEHARI TANPA MU
Satu sisi yang akan selamanya dikenang
1 –
Jiwaku terkurung dalam sebuah ruang
Demi waktu yang aku lalui
Berandai-andai hanya menyisakan lamunan dan ketakutan
Lingkaran setan bermandikan air mata
Aku dan kesesatan yang membutakan pandangan
Fatamorgana adalah kenikmatan sesaat
peringatan
jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asa
kalau rakyat sembunyi
dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Sumpah Mahasiswa Indonesia
Kami mahasiswa indonesia bersumpah
Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan
Kami mahasiswa indonesia bersumpah
Berbangsa satu, bangsa yang satu akan keadilan
Monday, February 9, 2009
PERTANYAAN SMS
Allah menciptakan Iblis, Malaikat dan Adam. Karena Iblis merasa paling sempurna diciptakan (sombong) ia tidak mau taat pada Allah ketika disuruh memberi sujut penghormatan kepada Adam, maka Allah menghukumnya untuk keluar dari surga dan tinggal di bumi dan Iblis memohon untuk diberi umur panjang dan boleh menggoda Manusia agar bisa bersamanya di neraka, dan Allah mengabulkannya kecuali orang-orang yang taat pada Allah mereka akan selamat. Karena itu Iblis menggoda Adam dan Hawa hingga melanggar memakan buah Khuldi, yang akhirnya menyebabkan Adam dan Hawa turun pula ke bumi, karena Adam dan Hawa bertobat maka Allah mengampuni dan bila ada petunjuk dari Allah maka taatlah agar bisa kembali ke surga, dan petunjuk itu adalah Islam yang dibawa semua Nabi, termasuk Nabi Muhammad sebagai penyempurna.
MANUSKRIP SANG PENYAIR
1
Jika engkau ingin selamat dari syetan maka tetaplah bersama kitab Ishatsatul Lahfan
Di dalamnya terdapat obat hati dari penyakitnya dan itulah jalan menuju keridhaan Yang Maharahman
Demi Allah, ia adalah jemari-jemari penata kalung yang betapa banyak dideretkan padanya mutiara-mutiara pilihan
Berbagai hikmah, dan ia adalah mutu manikan murni, demikian jika mata mau memandang dan telinga mau mendengar
Wednesday, February 4, 2009
BAWAH SADAR BERTANYA
Dualisme
Adalah tanya yang mendasar, yang berlawanan arah, seperti halnya rasa, cipta, citra, kesan, selera, dan lain sebagainya, namun diantara segudang pertimbangan sebuah kontroversi adalah kebijakan dan kebajikan yang mengakar pada apa sebenarnya yang harus? Seperti yang cantik seharusnya apa dan bagaimana?, tak jauh pula seperti yang indah seharusnya apa dan bagaimana?, namun perlu dipertanyakan pula, sebenarnya bahagia itu untuk apa?!
MENUJU 23 TAHUN
3 Februari 2006
aku memulai lagi
kegilaan untuk menghilangkan keresahan
meninggalkan beban-beban
menghadapi hari depan
MERDEKA DARI TRAUMA
~Dijaga untuk Terjaga~
TELAH ada, sejak aku belum ada, adalah hal yang, sebagaimana telah ada menjadi tiada dan sebaliknya, adalah merdeka atas dasar dari kata ‘budak’ dan ‘tuan’, tanpa ada kata ‘pembebasan’ lalu mengadakan ‘pembunuhan’, selayaknya sebuah aborsi, yang meniadakan rasa berperasaan nan egois, dari sebuah keidealan, yang biasa mereka sebutkan, dengan kebisaan yang dengan akal-bulusnya melakukan peniadaan kehidupan, dengan melakukan pembunuhan untuk pembebasan, adalah sebuah pemusnahan, penghancuran, yang binasa dan bidab, yang dinilai oleh dogma moralitas dan agamis.
PENGANTAR
Aku sudah muak dengan pembuatan buku ini ataupun apalah namanya ini, karena terlalu banyak tekanan, kepedihan dan kesedihan yang harus aku ingat kembali secara langsung ataupun tidak, secara acak ataupun tidak, secara valid ataupun tidak, secara sadar ataupun tidak, yang semuanya harus aku ingat kembali secara berulang-ulang, secara terus menerus, secara semu dan maya, yang terkadang pada akhirnya adalah sesuatu yang diluar jangkauan ku sebagai manusia yang terbuat dari tanah, yang hanya dari setetes air mani dan sel telur saja, tapi aku yakin ini adalah sesuatu yang relevan.
PENUTUP SEBAGAI DASAR, ATAS DARI PADA SELERA DAN RASA
SAYA, selaku rakyat yang bodoh dan menderita, membuat ini, hanya sebagai media, pelepasan dari kehidupan nyata yang tak dapat saya lawan, pelarian dari harapan yang tak mungkin jadi kenyataan, perwujudan dari proses kehidupan, dll. Tak lebih dan tak kurang, saya ada, dan saya percaya bahwa suatu saat nanti saya akan tiada, meskipun hanya pelepasan antara jiwa dengan raganya. Dalam pembuatannya, saya tidak dapat menata lagi dalam penggolongan-penggolongan yang lebih spesifik dalam bentuk presfektif, namun yang tertera adalah sebuah karakteristik, dalam sebuah sifat dan sikap, akan sebuah perlawanan dari kebodohan, kebohongan, kepalsuan, kekecewaan, ketidak-benaran, dsb; sebuah antikodrat. Dikarenakan hidup saya pun kini belum tertata, dan masih banyak hal yang harus saya tata, jadi maaf jika sekiranya buku ini tidak dapat dipahami, karena saya tidak mau membuatnya semakin berantakan, atau bahkan akan terkesan acak-acakan, ngawur ataupun mengada-ada, jadi lebih baik pengurutannya seadanya saja
UNTUK ISTERI
Buruk Diantara yang Terburuk
Mengingat akan segala daya bentuk yang ada
Kau tertunduk, karena malu
Yang terasingkan, adalah kau
Dan aku pergi jauh dari kehidupan mu, agar kau maju
PENGANTAR SEBAGAI PENDAHULUAN TANPA HALUAN
i
Dan mereka dilahirkan, dari rahim seorang ibu, di dunia yang begitu samar, maya, dan semu (camar, gagak dan nazar); dalam kata yang seadanya, mulutnya mengucap penuh nganga akan rasa haus air susu ibunya, tangisan dan airmata1. Pedih dan kepedihan, linangan airmata membanjiri setiap waktu yang ada (terpacu suatu tujuan, mengacuhkan setiap tindakan, frekuensi setiap ucapan terhalang doktrin, mengutarakan setiap nyawa dalam harapan, harapan yang membuatnya hidup, yang bersifat alamiah, namun terhalang hukum alam untuk mendominasi badani; terenyahkan!) yang dilewati dan yang akan dilewati, menjadi sebuah tipu fantasi dan halusinasi akan sebuah fenomena yang membaur dengan suara dan gambar fatamorgana dalam otaknya, lalu secara visual adalah nyata dalam kepekaannya namun tertata dalam adat kepalsuan dan kebohongan, terbentuk dari suatu pusaran, yang di dalamnya ada sebuah karakter dari sebuah kewajiban2, karakter dari berbagai
LIGHT WHITE AND PURE FROM CLOUD GIST
Routine; dulu
Tertidur lelap
Sejenak jam wekkernya
Uh, . . dingin badan
Rebah
Sebuah Tv dan kopi susu hangat
Jam dinding berputar
Nikmati sofa
Komputer dan rokok nyalakan
CATATAN SECARA SEPIHAK
Karena aku menghargai kehidupan,
namun seringkali aku mengharapkan kematian oleh karena kehidupan.
Aku sudah muak dengan pembuatan buku ini ataupun apalah namanya ini, karena terlalu banyak tekanan, kepedihan dan kesedihan yang harus aku ingat kembali secara langsung ataupun tidak, secara acak ataupun tidak, secara valid ataupun tidak, secara sadar ataupun tidak, yang semuanya harus aku ingat kembali secara berulang-ulang, secara terus menerus, secara semu dan maya, yang terkadang pada akhirnya adalah sesuatu yang diluar jangkauan ku sebagai manusia yang terbuat dari tanah, yang hanya dari setetes air mani dan sel telur saja, tapi aku yakin ini adalah sesuatu yang relevan.
PROLOG MENUJU EPILOG
Semuanya adalah tidak ada,
pada hari ini,
aku akan melebur,
melebur kembali,
kembali seperti semula;
seperti skenario mengada-ada.
SENYAWA REKAYASA
Bagian yang tidak tampak,
namun banyak penampakan-penampakan yang bila disadari lebih jauh,
diri dan hatiku terasa tiada,
hampa dan kosong; s
ekan-akan sepenuhnya.
SIVA NUR AMNESTIA
Hari Ke-01
Dalam sekian kali ku berkata, dengan kasihku didunia maya.
Diantara sejuta makna dan rasa yang aku pendam, bagaikan sebuah redup terang diantara malam yang pernah ada.
Jiwa-jiwa ini gundah....!, seperti ingin mencengkram mereka-mereka yang berpikiran sama.
Gelisah....................
HELAAN NAFAS TANPA HEMBUSAN NAFAS
Apakah itu hidup?
Apakah itu mati?
Banyak teori-teori agama, alam, manusia dan lain sebagainya yang mengatakan bahwa dunia ini disebut sebagai masa yang menentukan bagi kehidupan setelahnya, namun ada juga yang tidak percaya sama sekali. Namun, aku hanya bisa berkata, “Selama manusia masih bisa bermimpi maka manusia itu masih hidup”. Namun standar mati adalah tidak berbuat apa-apa dan hidupnya tinggal nama, atau mungkin tinggal sebuah fragmen-fragmen hidupnya yang tak bisa mati begitu saja.
BAYANGAN JIWA DALAM NAFAS SEKARATNYA MANUSIA
Mana kala kita beropini dan dalam sebuah wacana mengubah gagasan menjadi realita nyata, mengguncang kata dengan titik karya memuakkan, mengancam dengan tindakan perbaikan, pembaharuan yang menitik-beratkan noda-noda keindahan, anggapan kegembiraan yang memulai mengalami masa kevakuman, dalam titian jiwa yang terguncang.
Segembira kata yang ada.
SKENARIO MENGADA-ADA
Tuhan tiada karena aku ada, dan ia akan ada pada waktu aku tiada.
Moralku cacat dan akhlakku bejad, saat kata kasarku keluar, saat sabar tak terbendung.
Karma adalah sesuatu yang besar peranannya dalam keadilan didunia.
Aku mati ketika, cinta tundukkan mata hati dan ketika langkahku mati karena matahari.
AKU ADALAH TUHAN -NYA TUHAN
Lepas dari keramaian yang membuat aku yang merasa kecil saat melihat masa lalu yang buatkan siang hariku menjadi lebih berarti, mungkin hanya sekedar memutihkan kulit ku disaat sinar ulta violet mencoba menghanguskan tubuhku.
Terhentak aku melihat alam nyata dengan kepala sadar diantara bayangan tentang kesadaran tinggi dan ketidak-sadaran yang mutlak ini, aku disajikan peraturan-peraturan yang tak jauh dengan indigonya orang-orang tolol dan bodoh, dan juga tentu kewajiban yang dimana aku menjalankannya seperti sudah mendapatkan hak ku.
MONOLOG
Seringkali dalam kesendirianku ini, aku sebagai manusia biasa berbicara tidak kepada siapapun juga. Melainkan kepada diri sendiri, tentang hal-hal yang tidak masuk akal (Rasio), tentang hal-hal yang diluar jangkauan (Akurat) dan tentang hal-hal yang tidak mudah untuk dipahami (Logis).
Aku menjadikan aku sebagai aku, dari mereka-mereka yang mengaku karena ingin mendapatkan pengakuan.
PRAKATA YANG DITUNGGU
Semua ini tercipta berawal dari sepatah kalimat yang tertancap dalam lembaran putih tentang realita siapa dan mengapa, sesuatu yang dirasakan namun tak disadari, maka aku bersabar untuk mengungkapnya, kata-katanya yaitu:
Aku berada di tempat yang sebenarnya tak ada.
Aku berhadapan dengan sesuatu yang sebenarnya tak nyata.
Aku berrasa dalam ruang waktu yang berbeda.
Aku yakin aku ini bukan manusia yang sebenarnya.
INDICATION part 3 (PREDIKSI)
Signifikan
Identitas yang teridentifikasi
Menulis dengan penuh tusukan jarum yang berpusat didada
Helaan nafas yang menahan lelah
Ingin mati tanpa rasa
Bersayap yang menawan; menawarkan dunia dan mengantarkan surga
Manusia sekarang takut mati
Apa yang hendak dicari sedang digali
Apa yang hendak dicari sedang digali
INDICATION part 2 (PERASAAN)
Yeah, yeak love
Setiap kali aku memikirmu, aku seperti ditembak
Seperti ada masalah dikepalaku, seperti masalah yang aku temukan
Hidup yang aku jalani, aku tinggalkan dibelakang
INDICATION part 1 (LOGIKA)
Mimpi yang busuk
Aku menyesak
Ada langkah dan bintang
Hey, binatang apa kabar mu ?
Alangkah sama aku dengan mu
PENDAHULUAN
1 - Untuk Semua Mimpi
A. Hari Pertama
Aku berada dalam sebuah rumah yang penuh dengan manusia-manusia, diantaranya ada yang menghisap ganja dan adapula yang bercanda serta tak lupa pada manusia yang selalu berbohong, angkuh dan kecewa.
Keluar dari ruang penuh sesak aku menuju sebuah halaman yang dimana orang-orangnya sedang melakukan kegiatan, seperti perkumpulan orang senang dan disana pula aku menghisap ganja. Orang yang aku tinggalkan datang pula mungkin karena asap ganja yang terlalu banyak menekan dada.
CLOSING OF THE WRITER POETRY OF THE DAY
Aku sebagai penulis menyadari bahwa apa yang ditulis hanya sekedar sesuatu yang tak layak bagi otak sebagian kewajaran dan dalam keadaan tak stabil mengalami pendalaman makna baku yang menyangkut arti baru dari makna yang diperdalam
Ada kekurangan dan kelebihan
POETRY OF THE DAY
Sedikit Cerita Tentang Wartawan
Aku menata pembukuan perpustakaan
Beberapa diantaranya hilang dan ada juga yang rusak
Sebabnya tak jelas, judulnya pun tak ada
PREFACE POETRY OF THE DAY
Kala itu dedaunan dari dahan pohon bertebaran tertiup seuntai angin yang berhembus dari arah Barat, sebuah metamorposis dari sebuah perkawinan silang terjadi. Sedangkan adapula gabungan sebuah fermentasi buah-buahan disekitar kebun anggur para petani, perempuan muda dengan baju merah muda dengan tenang membawa hasil perkebunan milik ayahnya.
PUISI TANPA UJUNG JARI
Berakhiran Me-Kan
Akhiran dan berakhirkan diujung perpecahan dunia
Sebuah kata pengantar film perang dunia 3
Takkala bukan warna kulit lagi yang dipermasalahkan
Melainkan pencarian waktu pada mata-mata hati
MEMBUMI MEMBUNUHI SEKUJUR SENI
Tak kala berhala lama bertuah tumpah ruah menjadi sebuah ketuhanan yang baru, sampai sampah pemukiman dekat laut dengan para nelayan yang bermodalkan perahu dari tenaga bensin dan jaring bolongnya. Semula sedikit sedia kala menjadi pemukiman politisi yang senang demo dengan penghargaan uang dari tuan tanah rumahnya
MENGHADAPI PENYAYATAN AYAT
Tangan-tangan Penyembuh
Saat yang hampir sempurna ia mengabdikan sebuah hal yang hampir menjadi sebuah perkara tentang apa yang akan ia janjikan akan apa yang menjadi pemikirannya, kesempurnaanya yang menyelubungi lubang rasa sombong dan keabadianya yang menutupi rasa egoisnya
CERITA PEMENGGALAN ALAM BAWAH SADAR
Lantas apa yang akan mengabulkan harapan yang telah mereka buang di pengki yang bertumpukan dan berceceran cairan percobaan sang pengharap
Katakan dan jawab pertanyaan yang aku ajukan kepada mu
Kepada Tuhan ?
Kepada Nabi ?
Kepada Malaikat ?
Kepada Kitab ?
Kepada Setan ?
Kepada makiaan yang aku cerca hari ini ?
KUBIK-KUBIK PECAH
Aku tahu apa yang telah kau isi dalam-dalam tapi diam
Seperti minuman yang aku minum saat malam minggu
Matahari mungkin kini telah pergi dimana ia temukan mimpi mandi besama dayang-dayang sang putri
Tapi mengapa setan yang kini datangi sejuta masalah
Bersama waktu aku ceritakan kejadian indah saat sadarku hilang
Subscribe to:
Posts (Atom)