Wednesday, February 4, 2009

PROLOG MENUJU EPILOG

Semuanya adalah tidak ada,
pada hari ini,
aku akan melebur,
melebur kembali,
kembali seperti semula;
seperti skenario mengada-ada.
Jadi, silahkan salahkan orang lain selain diri ini, ataupun salahkan diri sendiri selain orang lain; karena pada sebabnya, akal pikiran kita, terhadap budi jiwa ini akan saling bertolak belakang terhadap sesuatu yang bisa dikatakan oleh masa depan (Yang belum terjadi), masa lalu (Yang telah terjadi) dan masa sekarang (Yang cepat, dalam artian, ruang dan waktu yang berarti kosong), karena seperti takdir dan nasib, yang hanya bisa dinilai dan dikatakan sebagai takdir atau nasib, adalah karena setelah terjadi peristiwa dalam proses.
Seperti mengingat sebuah wajah, mengingat harum bunga-bungaan; oh aku jadi teringat cerita-cerita yang menyeramkan, menyedihkan, menyenangkan, memalukan, membanggakan dan lain sebagainya; yang sudah sepatutnya aku syukuri.
Atas dasar kehendak-Nya, atas dasar tidak berarti apa-apa, aku adalah sesuatu yang akan hilang pada suatu masa, dan tidak akan kembali lagi pada masa yang telah aku tinggalkan, namun aku yakin kita akan bertemu didunia yang berbeda (Dunia yang baru, dalam arti bukan sebuah awal dan bukan pula sebuah akhir). Merasakan ketakutan adalah sebuah sesuatu yang wajar dan normal, namun akan berbeda bila kita hidup dikehidupan yang berbeda.
Akal adalah manusiawi, hati adalah malaikat dan nafsu amarah adalah setan; maka aku adalah manusia, manusia yang mempunyai akal, hati dan hawa nafsu; sempurna. Namun demikian, oleh karena itu manusia mempunyai naluri, naluri yang bergerak dan berjalan dengan sendiri-Nya, naluri yang bergerak dan berjalan atas dasar kehendak-Nya. Jadi naluri kita adalah sebuah alat yang bila digambarkan adalah bila kita manusia, kita hanya sebagai pelaksana saja. Pelaksana dari Kehendak-Nya, baik-buruk, benar-salah, dan lain-lain; namun demikian secara bahasa bahwa alat adalah alat dan kehendak adalah keinginan; sungguh sangat mendasar, apabila pengertian itu tidak tetap, pengertian itu tidak sama ataupun tidak sepaham, pengertian itu berbeda-beda atas dasar ketidak-tahuan, namun perlu ditegaskan semua itu tidak ada artinya sama-sekali. Sekarang, mari kita akhri, perdebatan yang panjang ini, perdebatan yang tanpa kemenangan ataupun kekalahan, perdebatan yang berakhir dengan kasih sayang dan perdamaian.
Tuhan tiada karena aku ada, dan Ia akan ada pada waktu aku tiada.
Moral ku cacat dan akhlak ku bejad, saat kata kasar ku keluar, saat sabar tak terbendung.
Karma adalah sesuatu yang besar peranannya dalam keadilan didunia.
Aku mati ketika, cinta tundukkan mata hati dan ketika langkahku mati karena matahari.
Menghilang adalah bagian yang harus menyatu ketika rasa cinta bercampur rindu, dendam dan benci.
Andaikata, kita bisa menang ketika bertahan dan tak perlu menyerang untuk menang, mungkinkah?.
Ketika menyapa, tiga kali ketukan pintu tanpa jawaban, seperti mengetuk pintu gereja dan ingin mendobraknya.
Setinggi seni, setingkat menyingkat, bayangkan lalu diamkan; seperti rasa; bau obat Tuhan.
Mata tak akan berubah bentuk dan warnanya, namun Bumi bisa.
Janji setingkat dengan benci yang teringkari; sumpah adalah kata-kata sampah.
Kenapa?, kenapa?, dan kenapa?; carilah sebuah buku dan guru.
Biarkan menyebrang, dia mendapatkan yang hak; ia layak untuk berjalan telusuri tali-tali kejujuran.
Sepasang ayam sama jenisnya terlihat diantara semak belukar, manusia memainkan amarah; nafsu menjadi uang, nafsu menjadi dusta, nista diamkan mata menjadi merah dan membakar semua yang ada.
Kata dimainkan, notasi dendangkan dan kalimat menjadi alunan nyawa tak kala arwah-arwah menyatu pada saat waktu bangun kembali dari mimpi.
Sebuah rasa dan senyawa bercampur menjadi tanda tanya.
Malaikat bersayap dan Tuhan duduk dibangku singasana; agama bukanlah sebuah negara yang dasar pemerintahannya kerajaan.
Resap, meresap; buih air diantara batang tumbuhan.
Melihat sama dengan merasakan, mendengar juga merasakan, menyentuh pun merasakan; panca indera adalah buah dari semua rasa.
Orang buta pun bisa, kamu?.
Pernah mendengarnya, pernah membayangkannya, sayang kalian hanya bisa mendengar dan membayangkannya saja; tidak merasakan.
Sekumpulan anjing-anjing membawa barang dengan kereta salju, manusia membawa barang dengan beban teriakkan maling.
Aku diikuti, ada pengikut; aku bukan ketua yang dapat terbang menembus awan.
Menciumnya saja dapat membuat kita masuk neraka.
Semenjak cerita surga dan neraka itu diterangkan; mau hendak kemana para manusia itu?.
Anggota keluarga mulai merasa tua, seketika ketika menghadiri jamuaan pernikahan.
Istirahat bagaikan sebuah sofa yang disertai bantal, guling dan selimut.
Lelaki tampan adalah lubang hitam dengan celah-celah cahaya.
Memulai dengan perkataan dengan kata-kata seperti akan memilih dan memilah, mau yang jujur atau mau kebohongan.
Asap akan menghilang dalam ruang apa pun, tak tahu akan menjadi apa; tapi hisaplah asap saat kamu merasa kehilangan.
Alkohol bagian yang tak terlupakan; sebuah virus dalam komputer yang bisa memperlancar dan bisa juga memperlambat program aplikasi kehidupan serta sistem penataan jiwa raga.
Manikur, pedikur adalah seorang wanita memakai jilbab dengan make-up yang tebal.
Kesehatan menjadi bagian yang terlupakan, seperti binatang melata yang terinjak kaki diantara tanah hitam berair.
Apa yang kamu cari, akan ditemui.
Riset adalah sebuah pro dan kontra tanpa batas, seperti melakukannya.
Apabila Ayah dan Ibu mu telah meninggal, ataupun mereka tiada dalam keadaanmu, anggaplah mereka melihat seperti Tuhan yang selalu mendampingi sisi putihmu dan melihat sisi hitammu.
Emosi adalah kondisi pembatas pengambilan keputusan.
Gempa bumi, longsor, banjir, wabah penyakit, dan semua bencana adalah bagian dari pergantian musim yang masih dicintai manusia pada alamnya.
Mimpi siang adalah mimpi yang tak dapat dipercaya.
Diantara jam 02.00 dan 03.30, dunia dalam keadaan senyawa bertaburan ruh yang akan melepas semua beban.
Cerita tentang Putri Salju, Cinderella dan lain sebagainya, adalah penghinaan dan memvonis kejamnya ibu tiri, benarkah terbukti?.
Wanita dari tiga generasi berkumpul, cerita basi dan keinginan dimulai.
Alam dan manusia terbagi atas: Evolusi, Proklamasi, Repormasi dan Revolusi.
Buah pikir bagaikan bunga mawar mekar yang indah ditaman, pagi.
Manusia dan binatang, kadang tak jauh beda; bahkan lebih kejam manusia.
Berasa dan berakal, bersahaja nan senantiasa, kita semua sama.
Mengaku titisan dewa, mengaku utusan Tuhan, tetap saja wanita yang mengantarkan kita menuju kiamat.
Yang tidak ada, akan ada; pada waktu yang telah ditentukan oleh serat-serat telapak tangan.
Hanya tawa dibalik meriahnya poya-poya; pola takwa yang ringan.
Semangat yang muda dan yang tua; seperti menimbang kapas, menuju alam baka.
Mempermasalahkan masa lalu, tak akan bisa maju.
Agama bagaikan sebuah produk, mengaku yang paling nomor 1.
Kau bukan ibumu, dan aku tidak seperti ayahku.
Terpukul, ketika aku pikir bunuh diri adalah hal yang keren; akan sebaliknya bila orang terdekatmu melakukannya.
Mati dan menghilang ialah sesuatu yang hampa.
Bingung dan tertekan ibaratkan manusia yang tak tahu mana kawan dan mana lawan.
Begitu ringan kaki melangkah ketika badan tak mengizinkan, tak jauh berbeda dengan keinginan angin; dendam, marahmu.
Dana kaget, menunggu sesuatu yang dicairkan, sebuah pensiun dan kegiatan diantara benang-benang.
Sesuatu yang penuh warna, diantaranya terdapat di lukisan manusia yang jatuh dari motornya dan bibirnya mencium aspal.
Ku ambil hak ku, silahkan dilayani.
Melayani dan melindungi, terkadang dilayani dan dilindungi.
Jangan dengarkan musik seriyosa disaat kau berdebat, dan kau hanya berkata, “Iya”, dan banyak bergerak; tak lama kau akan menghirup bubuk putih dan berbincang-bincang dengannya.
Aku tak keberatan kembali dan melihat wajah cantik itu.
Jangan dekat dengan binatang jika sedang berkonsultasi; kalian akan tegang, tak tenang.
Debu, suatu saat dan suatu waktu akan menjadi masalah besar.
Dulu aku pintar, tapi kini aku bodoh.
Mungkin kita jauh tapi nyatanya kita dekat; rasakan, jangan pungkiri.
Pembagian tidak jauh dengan pertambahan dua kali.
Dunia dikejar dengan dunia juga, begitu pula cinta.
Otak terbagi atas dasar tertekan.
Setinggi tangga bukan berarti mimpi tidak akan menjadi nyata.
Pria tampan, angkuh terjebak oleh jadwal padat perempuan pemuas harinya.
Terkadang manusia buta untuk melihat sehingga tidak dapat merasakan, apa saja yang pertama harus diutamakan; peran utama.
Benarkah keadilan dan ketidak-adilan menjadi pemuas hati bagi para penegaknya?.
Mengajukan pertanyaan dan berikan jawaban, terkadang keduanya tak semudah kata-kata.
Tuhan itu melakukan tugasnya secara misterius, atau Tuhan menganggap aku manusia misterius.
Kita termakan kata, termakan makna, tertahan; ayo cari makanan untuk dimakan.
Terasa namun beda; seperti senjata yang Ibumu taruh dibawah ranjangnya.
Mereka menginginkan sesuatu; datang ke makam seseorang yang tak ia kenal dan tak tahu sejarahnya orang yang telah mati itu; tetap saja uang yang ada dalam tanya jawabnya.
Kebahagian yang mutlak ialah sewaktu manusia bangun dari tidurnya, ia merebah badan, melihat matahari yang sadarkan jiwa akan hari ini dan yang telah berlalu, lalu mandi; segeralah sambut hari dan kebahagiaan timbul dalam jiwa dan tampak dalam raga.
Bagaimana tiga manusia akan berbagi dalam satu ruangan?.
Berjalan sendiri berarti sama dengan mematahkan mimpi menuju impian.
Bersembunyi dari kejaran api; mereka panas, tak hangat!.
Kadang hina saat tidur dengan bantalan tangan mengepal.
Kuning jingga, kuning keemasan dan merah yang tak seperti darah; tanah dipijak dengan tubuh penuh damai; sambil berjalan meneguk air putih pendewasaan.
Berpolitik, seperti pangkalan-pangkalan pelacuran.
Asalnya air itu kental, lalu diolah sehingga menjadi air, harganya mahal, dipakai untuk membuat awan menjadi hitam kelam; orang-orang berkumpul menentang kebijakkan dengan asap hitam dipinggiran jalan.
Banyak setan yang aku ditemui diperjalanan, namun setan ini seperti berteman dengan banyak orang-orang tinggi.
Bukalah matamu untuk menatap langit, jauh bukan?!.
Setelah mengetahui lalu mereka mencaci.
Kadang manusia menganggap remeh kata-kata yang keluar dari lidahnya, meskipun mereka tahu itu dapat menyebabkannya terbunuh.
1, 2 dan 3; bendera nafsu pun dikibarkan.
Menyebut nama dibelakang, membuang muka saat ditanya.
Hanya bertanya, terima kasih-terima kasih.
Kenaikan harga barang tak akan mungkin turun kembali, terkecuali harga itu menyangkut sesuatu yang tiada namun terasa.
Mulut bau sebabkan kita malu dan disebabkan karena mulut diam saja.
Apa arti sebuah nama, namun tak kenal maka tak sayang.
Di saat manusia dikebiri, hampir tak jauh beda dengan sepasang insan yang ketahuan kumpul kebo.
Mereka menilai dibalik cerah-celah tirai.
Apakah kita harus pintar memanjat atau berani memanjat.
Senandung kalimat iba, terlintas kata menyembah; layaknya tak jauh beda dengan pengemis yang hanya menginginkan uang.
Pelacur ibukota tanda negara tak tertata dan maling-maling berdasi.
Setelah sekian tahun kita tidak bertemu, sekian tahun pula usia kita bertambah; apakah sekarang kau sudah dewasa atau makin tua.
Sia-sialah trauma yang ku bawa jika tidak menghasilkan apa-apa.
Saya akan sampaikan pesan kalian.
Hal yang paling berat adalah kehilangan seorang anak.
Berpikirlah matang-matang saat akan berpose didepan kamera, pikirkanlah sekali lagi saat tubuh tanpa busana itu ada 2.
Manusia harus berani bertindak dan berpikir pintar pada saat waktu lapar belum datang.
Selembut apa pun telapak tangan, tetap akan melukai.
Perang adalah sesuatu yang wajar dan pantas untuk dilakukan.
Saat kepintaran murid melebihi gurunya, maka yang terjadi adalah diberi hati meminta jantung.
Perang, pertahankan harga diri kita; terinjak dan mereka menginjaknya seperti tinja ayam.
Deringan telepon seperti ketegangan menunggu tamu yang akan datang.
Dia datang, dia tak bersuara, dia membakar rokok, tak lama ia batuk dan mulailah ia berbicara.
Dia membentak karena merasa tertekan dalam emosi yang menekannya; emosi pencarian solusi yang tak berguna.
Setelah kawan meninggal, kita manusia berusia tua namun belum senja; kemana istri kita tercinta?.
Alkohol adalah kawan setia bagi mereka yang pintar lalu merasa menjadi pecundang; tak selamanya.
Mungkin, berkelahi itu akan dibenarkan; demi cinta, tak ada aturannya dan tak ada obat apalagi dokternya; sampai kapan pun juga.
Berjuang dan bangkitlah, seperti kapas yang terbang keatas langit karena tiupan angin; akan aku dorong kamu menuju ketingkat atas sana.
Jangan lupakan tanah yang pernah kamu pijak.
Ibu, aku akan baik-baik saja.
Ayah, jagalah semuanya.
Adikku, aku titipkan segalanya padamu.
Keluarga adalah kehendak sperma Tuhan.
Unjuk rasa adalah suatu tindakan yang kadang diam, namun terkadang tak karuan; sebuah jari telunjuk yang di gigit gigi.
Bodoh; manusia berpikir maya, bertindak nyata; pintar.
Tidur, apabila kalian merasa tua.
Menyesal, saat hal gaib hanya sebuah kejujuran penuh kebohongan.
Wanita seksi tengah malam, bagian nyata para waria, sebuah tradisi jahiliyah; tertawalah karena kamu telah kaya.
Apa yang kalian lihat, yang kalian ingin nikmati, suatu saat akan kalian dapatkan.
Penuh tapi separuh; mimpi bercinta dengan sesama jenis; berdo’alah dan nikmati ketidak-sadaran alami.
Silang adalah teka-teki yang jangan dipermasalahkan.
Bebaskanlah otak kotor itu dengan hati bersihmu itu.
Terlambat adalah sesuatu yang menjijikan.
Keadilan adalah sampah dari aturan yang dibuat untuk dilanggar.
Dunia tanpa hukum ibarat bumi tanpa lautan.
Aku benci helaan nafas seorang wanita; iba.
Bertanya satu, menjawab dua.
Lihat, mereka mengharap bintang jatuh.
Kosong serapan kata bermasalah.
Cari, gali lalu makanlah.
Senjata dibuat untuk apa?.
Ilmuku tak jauh berbeda dengan ilmumu, namun aku jatuh.
Jalan ini panjang, panjang itu tinggal tawa tanpa batas; mulut kalian pun akan berbusa.
Tanah kembali menjadi tanah, begitu pula air, hal yang layak kita gali.
Ambilah hak mu, jangan diam di tempat duduk itu yang sekarang penuh debu.
Bersihkanlah selagi ada sapu, walaupun tak ada, buatlah benda yang serupa dengan sapu.
Putuskanlah sekarang, karena kau akan menyesal suatu detik nanti.
Apa itu nanti?.
Aku terbangun karenamu.
Kenapa dan kenapa; sebab-akibat tanpa akhir.
Hikmah; ambillah lalu terapkan setelah kejadian tersebut.
Apa yang aku ambil, terkadang menghilang; tiada karena keterbatasan di usia dan mata.
Seperti ini, bahagia; seperti ini, sedih; seperti manusia.
Usia 27 tahun adalah tahap abnormal dan irasional, itu yang sering aku lihat dari rata-rata sebagian umat yang aku ajak bicara.
Kalian ingin dingin, diam hingga membeku seperti es tertimbun salju.
Semuanya tinggal mimpi, atau kita lihat saja nanti.
Kamu bertanya, “Kenapa meski sekolah?”.
Aku terpesona oleh wajahnya, mengingatkan aku bahwa ia membenci setan.
Apa yang harus aku lakukan?, bila orang yang memberi nilai dapat dibeli nilainya.
Mereka menciumi kaki-kakinya, karena mereka tidak mengetahui yang sebenarnya.
Aku meminta maaf kepada orang lain dan orang yang lainnya menjadi membenciku; secara pribadi.
Beberapa tahun ke belakang hampir semua membenci orang-orang yang bermata sipit, namun sekarang manusia mulai anti Malaysia.
Mereka berdebat, pengambilan keputusan; kepuasaan rakyat mereka katakan, aspirasi dan aspirasi; kontradisi dari kontrak aspirasi politik.
9 bulan, kebanyakkan bayi lahir dari rahim ibunya; begitu pula kebanyakan negara yang muak akan otoriter pemimpinnya; turun kejalan.
Takala terlalu lama diam didalam rumah, sering kali lupa bahwa di luar rumah sedang turun hujan.
Menari dijemari meja, membentak muka-muka, dan berkata, “Kampungan”; mereka adalah manusia yang kita pilih untuk melebihi binatang.
Hanya mengharapkan makanan, itu yang dia (Wanita) tanya saat suaminya pulang.
Wajah lucu dan lugu, ternyata bisa membunuh juga.
Kita tak bisa menghentikan, sesuatu yang tidak bisa dihentikan.
Ada getar dan rasa, antara aku dan kamu; seperti cerita gaib, di dunia lain.
Hey, bicaralah yang masuk diakal!.
Secara bertahap, manusia memasuki dimensi yang berbeda dengan apa yang dilihatnya.
Sederhana, kucing pun akan takut melihat tikus yang berbadan besar.
Seorang sarjana berteori, seorang pencari kerja berbakti dan seorang pengangguran terbukti.
Andaikata hewan tak memakan tumbuhan, bagaimana manusia akan memakan daging hewan?.
Izinkan aku memasuki pelataran, lintas agama yang diagungkan menuju mati; dunia ini kejam, hal paling berdosa apa yang aku perbuat?!, membunuh satu keluarga dengan suatu perencanaan karena dendam atau menghancurkan satu negara demi kekuasaan dikarenakan ambisi.
Sungguh . . . menyerahlah kawan, aku tak ingin melihatmu lemah dan dihina.
Bidadari dengan sayap, itu pasti perempuan.
Sekarang ini, menikah itu gratis; kumpul kebo yang mahal.
Wujud dari pancaran luar angkasa adalah matahari, wujud dari lelahnya manusia adalah anehnya mimpi dan wujud dari bejadnya negara adalah hilangnya norma-norma.
Seperti apa, tanah ini kah yang kalian perebutkan, ada setetes darah hangat meneteskan kekecewaan semata; korban jatuh karena tanggung jawab sang alibi.
Pria itu tampan, bohong; Aku-lah Yang Maha Tampan.
Pintar; bujuk rayunya, jebak diri mu dan jerumuskan jasad mu dan tak segan bungkam roh mu.
Otak kita ini kecil namun dapat membuat sesuatu yang besar; adakah otak yang besar, yang dapat membuat sesuatu yang lebih besar pula.
Sempurna, kita tidak akan pernah puas karena kesempurnaan yang telah kita buat; maka sempurnakanlah semuanya.
Bahasa Tuhan, bahasa yang membudaya, mengakar dalam bahasa jiwa; seperti sekarang ini aku . . . akui.
Namun apa daya, aku kaya pun tak ada teman.
Jangankan mengguntingnya, mengukurnya pun manusia tidak akan ada yang lebih dari ukurannya; waktu.
Dipertanyakan dan mencari; sebuah semangat yang tak akan hilang, tak seperti api yang kehabisan minyak tanah.
Jiwaku, jiwamu; jiwaku semu, begitu pun kamu; ragaku, ragamu; ragaku kelam, begitu pun kamu; hatiku, hatimu; hati.
Apa yang harus digali dalam kalbu?.
Media hanyalah sebuah media.
Mereka mencari musuh, menaklukkan musuh dan tak pernah kalah; suatu kebohongan besar telah kalian dengar.
Kita tercipta dua, semuanya; terkecuali warna.
Cinta; aku tertawa, mungkin kamu pun juga; mungkin, dan hanya mungkin.
Hal buruk bisa terjadi, begitu pula yang baik; tapi yang aku lihat bukan keduanya.
Apa yang menjadi resiko?, itu yang akan dirasakan.
Malu dilihat orang, mereka menyuarakan suaranya sendiri bukan atas dasar auranya.
Apa?, penolakan bukan berarti kiamat.
Jati diri adalah sebuah proses.
Aku tidak mencerna dengan baik, jadi maaf bila aku mencaci maki.
Otoriter adalah bertindak sepihak, tanpa memikirkan otoritas hak orang lain.
Batu politik seperti sebuah etika dan komunikasi yang berbeda bahasa.
Manusia itu tidak jauh dengan raksasa yang malas, pada saat ia bangun dari tidurnya ia marah-marah, lalu berkelahi.
Untuk berjaga-jaga, aku akan bersembunyi.
Inti suatu kehidupan adalah keserasian, seperti selaras dengan pasangan jiwa.
Preman, mereka mempunyai kesetia-kawanan.
Apa yang aku tangkap, mereka lepas begitu saja.
Semoga ini bukan yang itu.
Setelah selesai berdebat dan berkelahinya, lalu mereka bersalaman sambil tertawa; apa yang terjadi apabila kita sebagai penonton malah membuatnya marah lagi, karena kita merasa marah.
Diam dan Menangis, saat hidupnya akan diakhiri dikarenakan dirinya mengakhiri hidup orang lain.
Bukankah kalian malas bekerja dan semangat berkata, akui bahwa jiwa kita terlalu sungkan.
Seorang anak akan lahir malam ini.
Ramalan itu memerlukan keyakinan.
Temukan gadis itu, selamatkanlah keperawanannya.
Turun untuk mensucikan, anak Tuhan akan dibunuh tengah malam.
Merah keemasan, darah adalah air susu ibu.
Kau begitu kaku, sehingga kau seperti sedang membaca buku.
Menari, mencaci, murkai dan aku benci kalimat yang satu ini.
Kerusakan mesin dan kesalahan manusia, sama saja.
Mereka dibakar, bohong kalau mereka masih hidup.
Ia menjadi kecanduan karena tidak-ketahuan; begitu juga dengan kesesatan.
Kalau ada berita yang disajikan oleh media, sebagian dari berita itu bukan berita lagi.
Semakin aku rapuh, semakin aku kuat.
Karena kami berbeda pendapat, maka aku tidak mempercayainya.
Dia merasa tinggal menunggu waktu, padahal waktu telah meninggalkannya; hidup adalah waktu, waktu adalah kehidupan.
Buatlah satu permintaan. “Kedamaian”.
Banyak tentang ku yang tak aku ketahui.
Ia menyayangiku tapi ia terlalu melindungiku.
Seumur hidupku, aku menunggu untuk didengarkan.
Sesal, sesaat aku lupa apa-apa saja yang telah aku tulis.
Terkadang kau sepenuhnya adalah mimpi buruk ku.
Disaat terpuruk, manusia harus punya keyakinan.
Hai manusia, jangan pernah mau bercinta dengan orang yang pernah melepaskan peluru panas kepada jasad mu itu.
Dunia ini tidak cocok untuk mu.
Kebebasan berpikir harus tercipta dan terkendali sebagai Maha Karya.
Senjata menuntunku dalam keterbatasan.
Wanita, “Kalian bukan sekedar menyukaiku melainkan memujaku”.
Aku punya jantung, paru-paru dan otak; aku punya penyakit jantung, asma dan kanker.
Pahlawan adalah pejuang yang mati, tapi tak mati sepenuhnya; aku merenung, bagaimana jika.
Siapa pun kalian, aku tak pernah menyangka sehingga menafikkan dalam penafsiran jiwa.
Pada akhirnya kita harus turun ke jalan, guna menunjukkan bahwa kami adalah bagian dari kalian.
Apa memang kesialan tak bisa dihindari, tak kala waktu tak ada batasan harga.
Waktu tak ada dalam satuan mata uang.
Berencana untuk membuka aib, adalah suatu kewajiban dan tanggung jawab.
Kedewasaan adalah pengambilan keputusan penuh pertanggung-jawaban terhadap diri.
Begitukah cara kamu membuka pintu, dengan kesal penuh tanda tanya; yang tanpa batas kepanikan.
Kesendirian bukan berarti keterasingan yang sering dijumpai pada paruh mimpi.
Lantas hendak kemana kamu setelah menutup mata?.
Gerbang kehidupan bagaikan lembaran buku tebal yang tak ada nomor halamannya.
Berbicara lewat data, menangkap ungkapan melalui informasi media massa dan terbungkam karena ketinggalan zaman.
Lalui saja, semua telah terjadi; tapi mengapa semu?.
Banyak waktu dilalui dengan kata-kata, terjemahannya pun terjamah.
Aku dan kamu memandangi bintang yang sama.
Lihatlah langit, percis suasana hatiku; nuansa cuaca mencengkam.
Ingin menangis saat temanku tak dapat menggapai tangan kananku.
Pantas saja engkau celaka, semuanya bagaikan senjata makan senjata.
“Berkisaran uang, tunggu aku kawan, aku akan datang menuju kemewahan”, ujar pengemis.
Aku menunggu obat datang, menanti dokter berkata dan mengharap kesembuhan yang aku dapatkan.
Jadi, inikah rasanya penyesalan, kapan penghapusan dosa akan aku dapatkan; senja kala aku datang untuk berdo’a.
Barang kali aku akan mati hari ini.
Bagaimana jika kita membayangkan uang yang belum kita bayar, telah terbayar; lunas begitu saja.
Dengan penuh tanya ia berkata, “Aku ada dimana?”.
Mereka berseru, “Kamu jual, aku beli”; sebenarnya ini bukan wibawa yang bijaksana.
Posisi menentukan prestasi atau prestasi tentukan posisi.
Sementara rumah bordil masih buka, aku masih termenung memikirkan cinta
Kemana angin mencoba berlabuh?, sedangkan sang kertas sedang mencoba menjadi perahu angin.
Bendera kuning dan putih dibentangkan; tanda kematian dan keputus-asaan sedang lancar digelar.
Hinggap jari tangan dipelatuk tangga panjang, dari mana mau ke mana?!.
Silahkan berubah meskipun menuju arah yang buruk sekali pun; pandanglah jalan itu kedepan.
Sementara aku tertutup, mereka mencoba terbuka; terjadi kesalah-pahaman.
Tinja adalah bagian yang terbuang namun menyenangkan.
Simpan, selama nalurimu diam.
Brutal sebuah simbol arti jati diri.
Aku terancam, diusir lalu divonis.
Agama, apa pun itu baik untuk jiwamu.
Sertai kata dengan kalimat kasar; sertai kata dengan penuh kelembutan; awan hitam diselimuti kapas putih.
Nyalakan api, “Boom”, mereka mati.
Artis, selalu tertawa dibalik kesedihannya dan menangis dibalik kebahagiaannya.
Lantas, lakukanlah sesuatu, setidaknya untuk orang lain.
Cerminan diri; debu yang menempel dicermin kaca.
Samping rumah, rumput basah dan nyamuk nakal; mimpi-mimpi sempurna, tiada tara.
Darah atau cat warna merah; berjuanglah dan berkaryalah; lebih nyata, lebih dan lebih.
Aksi serupa dipertontonkan; kamu malah diam.
Manajemen adalah sistem adrenalin.
Hukum dan Agama pada dasarnya adalah logika, namun semuanya, pada kenyataanya, adalah diluar logika, seperti perencanaan yang tak masuk diakal pada saat pelaksanaannya.
Penguasaan perasaan patut kita waspadai.
Surga tiada, karena dunia adalah neraka.
Bagi sebagian orang, tidur adalah sesuatu yang paling membosankan di dunia.
Sempat terpikir namun aku bisa apa???.
Bangun tidur adalah mimpi buruk.
Busuk namun terkadang istimewa.
Setan, siapa pun engkau, kau telah mati.
Mereka bisa, masa aku tak bisa; mereka tidak bisa, dan aku?!.
Kehidupan adalah tahapan; proses pengulangan yang aku lupakan karena pertanyaan demi pertanyaan.
Serang aku saat aku lupa dan kehilangan.
Aku lupa, apa yang aku bicarakan tadi malam.
Jangan bicara, aku tahu yang kamu rasakan.
Jangan berikan aku alasan, karena aku tahu apa yang kamu lakukan.
Sebuah dasar seperti sebuah perumpamaan.
Melihat bara api adalah sebuah kesenangan tersendiri.
Kalian sempat iri melihat toko-toko baju yang menghiasi kota, bukan untuk menghiasi tubuh kalian.
Maksudku, “Cintailah apa yang bisa kalian rasakan dari rasa benci”.
Hanya ada satu orang bisa mengambil keputusan, yaitu kamu sendiri; segalanya ada ditanganmu.
Hidup dari bantuan pemerintah!; aku tak suka diperintah.
Dua manusia tertawa saat buih deru air lautan yang asin menimpa wajahnya.
Ada yang pecah, dan tak akan mungkin dapat disatukan kembali.
Mungkin tak akan berguna, jika benda ini tidak engkau terima.
Penjara bukan dunia dongeng.
Dia mati gantung diri dikamarnya yang baru dan bau; dan diatapnya tertulis namanya, “Tres pernah disini”.
Kenyataan jauh lebih baik daripada film.
Inspirasi adalah sebuah bukti, dan saksinya adalah setengah detik yang baru kita lalui.
Aku kalah, untung tak ada saksi.
Hanya teori seorang sarjana muda, jadi haruskah kita meminta maaf karena pembakaran bendera; suatu kesalahan fatal.
Sekarang aku jauh lebih muda daripada hari kemarin.
Kemarin hari aku bercerita tentang pengusiran dengan landasan kasih sayang.
Wanita, mereka membuntutiku seperti ingin memberi contoh, lalu memberiku nama.
Aib; berat, lama dan panjang untuk diceritakan dan dialami.
Saat kita buang air besar, lihatlah!, begitu banyak hal yang tak kita mengerti.
Aku tahu, semuanya berarti; semuanya tercipta untuk sesuatu.
Akankah bintang-bintang dilangit hanya hiasan semata?.
Jangan datangi aku dengan ceramah dan cerita derita.
Adam dan Hawa tercipta sebagai sepasang manusia pertama; tak akan ada cinta pertama yang indah, semuanya hanyalah kotoran binatang.
Ku rasakan neraka, ku khayalkan surga, ku hilangkan cita-cita, kulenyapkan cinta; itu syair lagu seorang pecandu narkoba.
Badan mu yang layu, senyum mu kelabu, langkah mu yang kaku, mata mu nan biru.
Andaikata kita semua sama, mungkin tak akan ada yang namanya persaingan; andaikata kita semua berbeda, wajar bilamana ada peperangan.
Kau, Tuhanku yang tak berwujud; apa mungkin aku ini kaum pengkhayal?.
Lantang sekali kamu kali ini, seperti iblis berbentuk ular; maaf kawan, aku bukan seekor tikus.
Berbicara sedikit, tertawanya terbahak-bahak.
Kupu-kupu hitam datang ke bunga hitam; hilang sudah semangat juangnya.
Tangan kidalnya seperti ingin mengetuk anak kembar siamnya itu.
Lalu kenapa . . . . . . ., kau begitu malu menyebutkan namamu?.
Jelas sudah, terang sudah, kilaunya memberi tanda, bahwa kalian para wanita adalah sebagian dari iblis yang pintar membujuk dan menaklukkan.
Pasir digenggaman tanganku aku lepas, terhempas terbawa angin.
Aku benci bermain kata, tapi kadang-kadang pula aku melebih-lebihkan dan mengurangi sesuatu; tapi bukan makna.
Mungkin karena aku terlalu baik, mereka menjadi muysrik.
Mereka mengaku sebagai utusan Tuhan, sehingga mereka bisa menghapus dosa-dosa orang, lalu mereka mengabdi, sehingga mereka tidak beranak; jadi kapan kiamat itu akan datang?, bisakah mereka cegah?.
Sederhana, apakah kamu akan bercinta denganku malam ini; bertele-tele dalam berkata; sebentar dalam pelaksanaannya; lama dalam bebannya.
Benua terbagi atas negara-negara, begitupula aku terbagi atas orang-orang disekitarku; aku ingin menyepikan seluruh isi kota.
Pejuang, kemana semangatmu yang kuat dan tekadmu yang bulat itu?.
Setetes darah berarti untuk sebuah nyawa.
Maaf, aku tak akan bermain; secara kasar, “Maaf, aku tak mau bermain dengan mu!”.
Kamu melihat, apa-apa yang aku lakukan?; aku melihat, tapi . . . !?
Paduan warna hitam dan putih dalam motif kotak-kotak; tak jauh dengan manusia-manusia saat ini, dan mungkin benar, salah, baik dan buruk juga demikian.
Maaf, definisi adalah suatu pemikiran yang relatif tak sama.
Orang-orang membawa senjata dan saling mematikan terhadap sesamanya; inikah kematian yang ada dalam mimpi orang-orang tersebut?.
Guru, kadang aku membenci mu, bahkan ada kalanya aku ingin membunuhmu.
Bacalah ilmu-ilmu, lalu jalanilah hidupmu.
Hari ini banyak yang mati, tapi bilamana aku mati, aku akan sendiri dengan dosa baik ku dan dosa jahat ku.
Meskipun daerah ini kering dan panas, tapi aku merasakan hati yang tenang; sejuk.
Pohon-pohon tumbang, hewan-hewan kelaparan, burung pemakan bangkai berterbangan; alam akan balas dendam dan sasarannya adalah para manusia.
Luar biasa, engkau dapat membaca.
Karena teknologi, tv hitam putih kita pun tidak kita sumbangkan, malah kita buang seenaknya; ketidak-puasan manusia.
Rawatlah badanmu dan barang-barangmu dari debu.
Dimensi adalah suatu kacamata yang berlapis ganda; lensa-lensa membaur, gambar maya pun tercampur, fatamorgana jiwa terkabul, dosa dan do’a hampir tak bisa dibedakan; oh . . . Bumi, aku sayang padamu.
Aku yang muda ini, sendiri; bagaimana aku tahu aku muda atau tuanya?, bilamana tidak ada orang yang pertama, bilamana aku adalah orang yang pertama.
Kau bermain cantik, seperti setan yang cantik dan bertindak genit terhadapku dalam jasad mu itu.
Pelacur, engkau tidak akan merasa tua.
Pelawak, mengapa engkau mengaku awet muda?.
Aku menyesal, termakan kata-kataku sendiri, setiap hari; aku akan lebih hati-hati.
Lidah ku potong, mata ku keluar dari jasad ku; lihatlah, aku cacat.
Berkelahilah dengan waktu, dan beritahu aku bilamana engkau menang.
Tuhan, untuk-Mu tak ada yang tak mungkin, tapi untuk-ku, aku selalu, “Mungkinkah???”.
Aku tertidur disebuah sofa yang umurnya lebih dari umurku saat itu; aku melangkah jauh lebih muda dari kenyataan yang tua dan usang.
Mengatur dan diatur; entah, manusia oleh Tuhan atau sebaliknya.
Malam ini, aku ingin mabuk sampai mati, tapi kalau aku mabuk sendiri, seperti orang gila.
Hidupku diperhatikan kalian, dan mementingkan kalian; para pencerita neraka dan surga.
Penyelamat, kau hanya dongeng dari akhir cerita keputus-asaan.
Aku memakan ikan yang istriku rawat.
Wanita, “Lelaki, kalian tidak berpikir rasional dan tidak bisa memberi nama pada sesuatu, apa kalian memerlukan bantuanku?, ‘walaupun tidak perlu bantuanku, aku akan selalu dibelakang mu’. Hai sayang, maukah kau berbicara denganku?”.
Aku memakan sisa-sisa, tetapi yang tersisa bukan karena mereka menyisakan.
Rasakan, nikmati; hari ini, istirahatlah secukupnya.
Mereka tak menyisakan apa pun, malah mereka meyiksaku dengan tindakan yang sia-sia aku lakukan.
Setimpal tindakan moral, dengan apa yang ditindak Tuhan oleh karena Setan.
Lalu, mereka beranggapan bahwa surga ada ditelapak kaki Ibu, mungkin karena Hawa adalah manusia pertama dan Hawa juga yang pertama memakan buah khaldi, maka kalau demikian neraka juga ada dibawah telapak kaki Ibu.
Rasakan apa yang telah engkau nikmati, sebarkan apa yang ingin kamu mimpikan, lalu sampaikan berita bahwa kamu seorang dermawan.
Jika kalian teramat sangat menyenangi tidur, maka aku tawarkan tidur panjang yang abadi; lalu kenapa keluarga, saudara dan para kerabat terdekatmu mengeluarkan air didalam lubang indera pengelihatannya.
Saat nyawanya dicabut, matanya berkata, “Ikhlaskan aku, atau berikan aku udara segar disaat fajar tiba”.
Pria tampan dengan sifatnya yang kekanak-kanakan dan sikapnya yang tak perhatian; sungguh malang mereka tak mengerti kata larangan.
Karena kesetiaan, kita menjadi budak.
Terkadang kebenaran yang kita anggap ada, hanya sebuah replika yang akan bertentangan dimasa depan.
Ku merasakan kedinginan karena ilmu, sebuah manusia rasional; sebuah indikasi para ilmuwan; pengarang kalimat bagus; para penyanyi dan penari latar saling mengisi pandangan; tak ada harapan dunia ini akan tenang.
Di Taman Bunga Anggrek, mereka (Manusia) menceritakan keluh kesahnya, berdiam diri diantara karatnya kursi besi abad 19-an; aku bunga anggrek yang akan layu dan kau manusia yang tak akan mati.
Aku tak percaya apa yang kau katakan, “Semuanya akan menjadi lebih baik suatu saat nanti”; aku lebih mengikuti naluri dan berkata, “Lari dan kejar keinginanmu hari ini”; seperti ingin melempari langit yang biru dengan lumpur kecoklatan yang basah.
Kendarailah, apa saja yang engkau takuti.
Terkadang alat kontrasepsi berubah pandangannya sebagai apa?; apa kau tak mau anak?, apa engkau tak mau penyakit?, apa engkau tak mau wabah?, atau memang engkau sendiri merupakan anak yang penuh penyakit dan membawa wabah.
Plagiat, setidaknya kamu mendapatkan nilai 7 dan C.
Muslim, izinkan aku berkata: “Bilamana engkau tak mengerti, engkau sering bertanya tanpa mendapatkan jawaban, maka bacalah Al-Qur’an, niscaya engkau akan tenang, dan bilamana engkau tidak merasa puas, maka bukalah Al-Hadist, percayalah semuanya akan lebih jelas”; ada jawaban yang tak akan ada lagi tanya dibenak mu.
Bila kematian akhir dari hidup, lalu kehidupan seperti apa yang akan menjadi akhir dari mati?.
Aku kehilangan dan tak sempat berduka; ada api yang padam, ada warna yang pudar dan kala suatu kaum bercerita; aku lenyap termakan kata.
Biarkan aku keluar melalui jendela kamar, terbang menuju langit biru, bintang terang dan bulan keemasan.
Ini tidak sama, dan jangan samakan.
Ia pergi melupakan daratan, tak kunjung kembali karena tenggelam dilautan dan ia mengharap mengudara seperti aku saat ini.
Ambil sedikit ilmu dari surga, lalu belajarlah.
Seragam cinta ternoda, dibutuhkan mesin penghangat cuaca.
Lalu, sejak kapan ada pembicaraan seperti ini, semua menjadi basi, standar dan tak berisi; menunggu lagi.
Diperlukan waktu yang lama guna memperlakukan wanita dengan baik dan benar.
Kesombongan akan memicu rasa iri.
Carilah aku di perpustakaan dan jangan terlalu banyak bicara.
Sistem adalah suatu budaya dunia kerja.
Kasih sayang diadakan sebagai simbol daripada adanya rasa; upacara mengheningkan cipta.
Kota ini bau bunga bangkai, jalanan pun penuh lalat dan nyamuk; waspadailah wabah.
Matematika dan metafisika ibaratkan sebuah rumus yang rasional dan irasional; moral yang tak normal.
Tres: “Hey wanita, jangan marah; dan jangan katai bahwa aku sebagai pria ini terasa payah”.
Sang guru muda menyapa muridnya yang terlihat menua, “Hey, apa kabar?, kemana saja kamu?”; alangkah bagusnya kalau kita berteman saja.
Satu hal; jangan dustai aku dengan dosa mu yang menganga dan rasa bangga yang tercela.
Hubungan emosi dan hubungan fisik, perkelahian yang penuh benci, meruah, meluas dan menjalar seperti api.
Dikarenakan manusia tidak sepenuhnya sempurna, maka manusia menuntut kesempurnaan.
Ada kelainan yang tidak aku ketahui, tentangku, maka aku benci tentang ini semua.
Sebaiknya kau tidak usah bernyanyi; janji mu adalah kata-kata basi mu.
Sebagian besar manusia berduka, dan banyak dari mereka yang menyukainya.
Sebelum berperang dengan orang lain, perangilah dirimu terlebih dahulu.
Penyela hampir sama dengan memuji lalu mencela; semegah jiwa yang tenang.
Aku meminta izin, mati muda, maka izinkanlah.
Riset adalah sumber berita; dimana data dan informasi menjadi bagian yang mudah tersingkir.
Ibu, aku membutuhkan perhatian mu; kasih sayang yang tak akan mungkin dapat aku lupakan, selamanya; hanya ada satu, yaitu kau, Ibu.
Kau, tantang aku, sebagai rasa humor mu yang aneh; lalu, kau ajarkan aku berkelahi dan berkata kasar; kau izinkan aku terjatuh, meskipun jauh; kau, bela aku saat aku salah; Ayah.
Aku bayangkan, sebuah bayang, hitam; hitam sehitam kulit-kulit domba yang dimurtadkan; lihatlah, dan waspadai keberadaan mereka semua; semuanya.
Kalian semua membuatku ingin tertawa, sampai mati; kenapa kalian mengharapkan aku beragama?; jika benar-benar ada, lalu kenapa . . .?; bukankah kalian bertanya sama, kepada yang kalian sebutkan satu itu?!.
Dia, selamatkan aku dari nista yang diriku tawarkan, melalui lukisan aku sadar.
Pikirkanlah, tentang satu hal, tentang diri kalian; tentang ke-egois-an yang kalian tantang dan tengtang; tentang hasrat yang kalian lawan.
Berbagai dongeng diterjemahkan, keasliannya; berbagai dewa diterangkan fungsinya; namanya, ada beberapa yang tidak aku kenal, sedangkan aku berharap, “Mayatku dibakar”.
Mungkin, adalah sesuatu yang berlainan.
Tapi, diterangkan agar dapat dimengerti semua.
Semangat adalah sebuah batere dari kehidupan yang akan dijalankan.
Aku menginginkan, senyuman terakhir bukan jamuan terakhir.
Bunuh aku di lantai dansa, seperti sebuah judul lagu; menyenangkan tubuh terkapar, dan bibir mencium lantai penuh keringat.
Aku jatuh, lalu berdiri, lagi dan lagi; aku melangkah, tak sedikit aku merangkak; aku memandang, terkadang aku melamun, termenung kecewa dan bertanya; aku berharap sempurna, banyak aku juga merasa hina.
Badanku dipasung, pemandangan iringan kaum pengantar kereta jenazah datang kerumahku.
Kau buatkan aku teh manis hangat disore senja hari; aku yang tua dengan air awet muda; standar namun tak sederhana.
Dengarkan, apa-apa kata hatimu.
Banyak pahlawan berjasa tanpa nama, namun tak sedikit juga pahlawan tak berjasa namun bernama.
Jika dibalikkan, seperti membalikkan arus air, mungkin kita mendekati kebebasan.
Apa jadinya kita, bilamana ketiadaan kita terbatas, lalu keadaan kita mati; bilamana dedaunan hanya sebuah sampah yang memenuhi kegiatan.
Mereka membuat senyum penuh kenangan dengan kematian dan kekecewaan; keluarga.
Tak akan lama jiwa yang mati akan bangkit; lalu, sengsaranya akan dipenuhi oleh rasa bangganya.
Orang buta melihat arah melalui suara-suara binatang, getaran alam dan tiupan awan.
Terkadang saat kita terlalu fokus pada tujuan utama, lalu, masalah-masalah kecil menjadi masalah besar.
Sesaat tawanya datang tak bercanda.
Mungkin aku sudah tak percaya lagi dengan keberadaan-Mu, benar ataupun salah.
Sekali lagi, aku mengakui tentang apa-apa yang pernah aku tengtang.
Mereka merasa gemuk, padahal langkahnya begitu ringan; ketika kesadaran tingginya datang, ia merasa kurus.
Setan, kau menemani ku pada raga dan jiwa dunia ku, Tuhan ciptakan penderitaan yang sempurna dan kebahagiaan yang indah pada saat aku mati nanti.
Maka, makanlah nasi itu disaat kamu lapar, maka kamu akan merasakan lezatnya masakan dan kenyang akan kau dapatkan; lalu apa yang akan terjadi jika banyak orang kelaparan?.
Sejak aku mengenal kata ada dan kata tiada, aku merasakan ngilu warna abu.
Luruh lantak, hari ini bencana ada lagi dan lagi; alam berkembang, maka jangan dilawan; mungkin alam akan bisa kita jinakan?.
Aku tak sepadan dengan harga yang ditawarkan; dengan memukul kepalaku, bagaimana aku bisa menghormatimu?.
Lalu, kenapa mereka merasa sakit mata dan pusing kepala; marahnya menjalar ke permukaan.
Perih, itu yang bukan sesuatu yang mengakar sehingga menjalar.
Menelan obat; kapan ini berhentinya kawan?!; cukup berat seakan-akan bermakna ganda dengan cukup parah.
Maya dalam lensa mata menjelaskan sejauh apa aku mengerti arti; batu cadas mengilhami kerasnya hari.
Aku yang bodoh, merasa pintar.
Layar kecil dan panggung norak, “Berisi” dan mengisi lembaran kecil senyuman simpul kecil dalam sampul yang besar.
Aku jauh, remaja satu dimensi; jelajahi sampai kau muntah dan kelak kau akan rasakan lelah, lalu kau muak dan tak inginkan lagi.
Etis; dan etikanya melambangkan keanggunannya.
Setelah mendekati Surga, lalu aku mengintip ke pintu Neraka dan menguntil percakapan Tuhan dengan Setan, Nabi dan Malaikat-Nya.
Pembohong, kau menghampiri hakim sambil menangis; sebelum dan setelah kau berkata.
Mungkin karena aku sakit, setiap kali aku menampakkan diri seperti ada virus dan vaksin yang saling mempertahankan diri.
Siapa pun anda, perlu anda catat bahwa ini hanya secarik kertas, namun bisa membuat anda-anda mati oleh karena-Nya.
Manusia cantik seharusnya manusia pintar, tapi maaf bila aku menganggap itu sebaliknya.
Sehingga mereka menjadi kawan dan lama, lalu karena itu semua gunung pun menjadi lukisan berwarna biru, tidak seperti gurun.
Tampang-tampang menyedihkan mengisi lembaran uang ke-Iba-an sang dermawan.
Kau harus pintar kalau mau berseni-peran sebagai orang bodoh, bukan berarti harus seperti orang bodoh; tidak gampang untuk menjadi orang bodoh.
Perbedaan sering kali menimbulkan rasa heran.
Tutur katanya mengingatkan aku akan masa yang telah aku lalui.
Katakan semuanya melalui suara dari mulut mu itu, aku ingin mengetahui kebenaran dengan perasaan, meskipun terkadang kebenaran membuat perasaan menjadi terguncang.
Mata ini mampu menangkap apa-apa yang belum aku dengar.
Wanita pirang, katanya, “Pintar”.
Sumbangsih, menawarkan gaun yang indah menawan.
Sementara orang mengagumi orang, megah bukan?, tak seperti kita menyukai binatang, bukan?!.
Aku membutuhkan kekuatan saat akan merangkai kata yang tepat sehingga menjadi suatu kalimat yang kuat dan menggugah.
Kekuatan melahirkan semangat, begitu pula semangat.
Ada sejumlah angka yang menjadi angka favorit dan angka kesialan; agak ruwet memang, aku akui.
Menjadi indah bukan berarti harus berkorban menjadi berani; pada saat persidangan nanti, aku harap kejujuran mu bukan datang dari sumpah mu.
Bentuk aku dengan bahan-bahan yang alami; obat ketinggian, obat ketenangan, obat keobatan; aku butuh.
Sudah, ia wanita yang sempurna, kurang apa lagi?!; nyata tak ada yang sempurna.
Sedikitnya nyawa terbang disuatu senja; sebanyak apa pun aku seperti gentayangan, mencari dan memakan misi dan visi.
Sinergi ku menyatu dengan energi mu; sebuah stamina menjadi lemah, termakan waktu dan panik karena ketakutannya yang diada-ada.
Kelahiran dinyatakan dengan keadaan; keberadaan patut dipertanyakan kebenarannya.
Kala kesalahan tak menjadi tolak ukur perbuatan; kesan utama pun seharusnya tak memperhitungkan kebenaran.
Bertahun-tahun aku menanyakan kebenaran mimpi, berhari-hari lamanya aku melupakan satu mimpi.
Sampai kapan pun ‘Sampai rambutku beruban, kepalaku botak, otak ku pelupa dan aku kehilangan kendali berdiri’ sampai aku tertatih dan kembali aku berlatih lagi; Kau akan ada sampai aku tiada.
Nyatakan bahwa hukuman mati hanya boleh Tuhan lakukan dan bukan Hakim katakan.
Cenayang, kau membuat dunia dengan kertas-kertas yang tak lagi Tuhan pakai; melainkan makanan Setan; jelas, kau melihat buram dan berkata gagap.
Aku bertemu dan saling melihat, ia hanya diam dan tersenyum; dunia mu dan dunia ku terlalu jauh berbeda.
Manusia tak mempunyai rumus untuk masalah persamaan perasaan.
Perasaan adalah lubang besar yang akan dimamfaatkan Setan.
Sesuatu ajaran dapat menggapai impian kepuasan.
Aturan mengingatkan kita akan apa yang sempat ada dalam agama kepercayaan.
Kau hanya menyaksikan separuh kehancuran alam jagat raya ini.
Orang bodoh pun bisa mengendalikan dunia; orang pintar, kau bisa sepenuhnya memegang.
Kesalahan berulang seperti memilih jawaban dalam pertanyaan pilihan ganda.
Emosi meledak saat mental yang tergunjang ketagihan alkohol.
Lelaki berbusana wanita, kelakuannya mirip burung gagak yang bulunya hitam mengkilau, kau wajah dengan hiasan tebal dan ramai; memalukan dan dipermalukan kerena penilaian.
Amnesti, meyamakan perbedaan yang ada, serta meningkatkan derajat menuju sempurnanya Tuhan.
Cintaku padanya melebihi cintaku pada Tuhan.
Komplek mengingatkan aku akan pengetahuanku yang terbatas pada ilmu yang tak terhingga.
Penghapusan perbudakan adalah awal dari akan berakhirnya penjajahan; lalu, terapkanlah pendidikan diberbagai aspek yang ada.
Penguburan jasad masih bernyawa yang baru menghirup udara segar; mereka sebagai Ibu dan Bapak yang bertanggung jawab dengan membawa cangkul ke pelataran rumah orang tuanya.
Takutilah hukum masyarakat, karena mentalmu akan turun lebih dari hukum alam; taatilah agar kau berontak dalam mimpi.
Ku menatap birunya langit, tenang; ku perhatikan kelipan bintang, tenang; ku pandangi sinar bulan, tenang.
Sehingga kalian bertanya mengapa, kumpulan habitat hewan mencerna makanannya; suapi aku yang sakit, dan suapi juga aku yang terjaga.
‘Mengingat akan kecantikan parasnya yang merona’, aku bertanya, “Dari mana ia mendapatkannya?”.
Barang siapa yang mengingkari dan mengingkari lagi, barang kali Ia akan memaafkan, jika Ia memang Maha.
Risau; layaknya hujan disertai suara angin memutar-pikiran dan kilatnya menyilaukan panca indera.
Mereka bertanya dan menitipkan salam pada malam, tapi mereka tak pernah mencari jawab diwaktu siang, malah mereka tidur, merasa lelah, padahal tidak.
Mengharap berbeda dengan mengkhayal.
‘Kupikir ini hanya halusinasi bathin, ketika mimpi berpikir hal yang bathil’; gempa awal dari bencana gunung berapi meletus; aku hanya mimpi.
Sesungguhnya patut kita waspadai jenis-jenis perbedaan yang muncul seketika.
Bisikkan dari luar haruslah kita lawan, dan sebaliknya untuk bisikan dari dalam; nafsu dan naluri.
Dengarkan; tempelkan telinga mu ditanah kering itu; alam berbisik, memberitahu mu tentang apa itu siklus perkembangan peradaban.
Totalitas; sejauh apa pengorbanan, absurd memang; tuntut kesempurnaan.
Ibu, aku bukan boneka dan Ayah, aku bukan robot.
Setelah pertemuan pertama membicarakan konsukuensi, pertemuan keduanya melakukan konsukuensi; penjelmaan murid menjadi guru.
Para penjaga gedung mengisi hari dengan nyanyian dan permainan; mereka termenung mengasah pikiran dan tangan kanannya.
Jamu pemati rasa, jamu matikan perasaan; aku menanti ajal.
Tuhan jika benar Engkau Maha Mendengar, maka dengarlah do’a-do’a untuk-Mu yang kini menjadi dusta, yang kini berbuah menjadi dosa.
Kemarin hari aku dengar gema mengagungkan nama-nama, sejak aku dalam masa pencarian; muka bupeng dan tampang tamak, lelah aku lihat; dimana air ajaib itu?.
Menyempatkan diri menghampiri; orang-orang berdo’a, pada akhirnya mereka hanya tinggal satu orang, ramainya menuju sepinya.
8 butir Aspirin dan 1 botol Bir; mereka mengingatkan aku betapa aku merindukan asap rokok.
Perempuan melayu, engkau seperti Ibu; ceramah mu adalah senjata ku menyambut hari.
Menikam; tikam tubuhnya dengan pisau bermata dua, tundukkan kepalanya dengan bahasa yang mengundang air mata, lalu katakan kamu mencintai dia sepenuh kamu mencintai dunia.
Katakan dengan indah, bahwa sampah-sampah itu dapat dibuat menjadi perhiasan.
Kesombongan tidak membuktikan siapa kamu sebenarnya, tapi siapa pun kamu sebenarnya dilihat dari kesombongan mu.
Dunia; cerita mencela, dongeng tanpa aksara, mitos penuh praduga, komedi yang panjang, legenda yang tersingkir; tawa Mars adalah sedihnya Jupiter.
Menyelamatkan nyawa tak seperti mengawetkan jasad.
Walaupun ada kenaikan pasti diiringi kenaikan yang lainnya pula dan perlu diingat diantara mereka pun ada yang mati.
Senyuman mu membuat bulu punduk ku....; oh.... kamu manusia yang aku puja, sepenuhnya aku cinta.
Ditahan lalu diumbar rasa ketagihannya; menuntut balik dengan menuntun pintu telalis besi berkarat garam.
Hargai kebebasan, karena mahal; bilamana penjara bukanlah tempat untuk bertapa.
Menjadi pintar bukan harus dihina, kalah dan menangis dulu ‘Meski itu yang sering terjadi’, sampaikan semangat mu melalui kemenangan mu.
Kebanggaannya adalah ketenangannya.
Adam dan Hawa mengutarakan hasratnya, “Mau dong merasakan mati dan mengalami kematian, Tuhan kabulkanlah”.
Mengenang sebuah nama, mengingat seraut paras wajah, mengharap badan mengembang diantara dinding-dinding tembok kamar dan aku pilu mengantar jasad ke liang lahat; hati berbisik, “Bakar”.
Kalaupun Dia telah tiada bukan berarti aku akan ikut mati.
Kesabaran, bagian penting untuk penilaian.
Aku tercipta sebagaimana kamu lahir.
Dipangkuannya, aku mengharap kasih sayang dan kedamaian.
Yang tua dipersilahkan duduk dan yang muda silahkan berdiri tegak; malam tiba, tua mu malah tak tidur dan muda mu malah ngelantur ngawur.
Seni itu menimbulkan keindahan; Tuhan mencintai keindahan, karena semua yang diciptakan-Nya indah.
Para ahli sejarah berdebat, siapkan bukti dan saksi yang hebat; sebagian dari sejarah aku tak percaya.
Belajarlah, karena itu wajib kau lakukan.
Para pelajar bila suara mu dapat dibeli; lalu aspirasi yang bagaimana yang akan disampaikan?.
Kering; disini pengangguran tinggi dan tingkat pendidikan rendah; semuanya berguguran.
Permata, kilau mu buatkan teh basi menjadi teh hangat.
Kekhusuan-nya menandakan ketidak-pastian.
Pingsan, sadarnya diiringi kalimat rancu.
Perlombaan, persaingan dan perbedaan; saling mengisi roh, dan semestinya kita mengerti semua itu.
Yeah... yeah... aku mengada-ada, yeak.
Semua orang menginginkan tempat peristirahatan dan waktu yang layak untuk istirahat.
Akibat kekecewaannya, sumbernya ketidak-puasaan.
Semua mengharapkan yang belum ada.
Kalaupun dunia ini tidak berputar pada rotasinya bukan berarti kita akan mati.
Makan untuk hidup atau hidup untuk makan; selepas kalimat, “Toleransi adalah bahasa hati”.
Kewajiban mu adalah membiayai hidupku.
Saat ini, aku merasa kamu bukanlah kamu yang biasanya.
Menjadi orang baik tidaklah gampang, apalagi menjadi....
Penipuan telah terjadi, pencurian telah ku alami dan semuanya tidak punya toleransi.
Aku mengetahui hal-hal yang sebelumnya aku ketahui.
Mekarnya bunga menimbulkan tanya, “Madu hendak kemana?”.
Sempat tercetus ucapan tabungan bunga.
Sebentar, sementara aku diam, sejenak nikmati musik blues dan jazz.
Ditanamkan benih kehidupan, untuk nanti diujung nafas terakhir yang tersendat.
Biarkan, sementara hening menunggu.
Sepi, sepi dan sepi; saluran radio telah kehabisan materi untuk mengisi acara
Ingat, setelah mati jarang ada orang kembali hidup lagi.
Dobrak, meski itu hari telah malam; kalau memang zinah sedang berlangsung.
Terkurung dalam kamar segi empat, mati dalam wadah persegi panjang; raga yang aku bawa.
Anda berpaling dan menyebutkan kata, "Persetan" di belakang layar; sensor.
Kegilaan adalah sebagian dari keinginan terdalam.
Nikmati malam, tidurlah siang dan jangan pikirkan si sayang.
Lidahnya berwibawa, tapi sayang bukan hatinya yang bicara.
Gizi; kesempurnaan kesehatan, bila disertai vitamin.
Makin tinggi, sinyalku makin kuat.
Meskipun berbagi tidak sama dengan memberi, tapi tujuannya sama.
Aku cinta, aku rindu, aku cinta rindu dan rindu cinta aku.
Patah, membara, membisu; aku sendirian, sendiri, sepi....
Kematian, ingat, kala kelam jendela merekah dendam pun merindukan bulan.
Dunia telah banyak kehilangan orang-orang yang berjasa besar dalam bidangnya; manusia tidak dapat menentukan panjang pendeknya kehidupan.
Kenapa pembicaraan ini hanya sebatas awan?, tidak sebatas kabut!.
Setelah selesai menjembatani, lalu ia pergi, selaku selalu berliku.
Jatuhkan sampai jauh, seketika kau ingat kejatuhannya didekat mu.
Banyak orang yang tak penting berdatangan, saling mengisi penuh kehidupan ku yang asing.
Pesan ini harus disampaikan, meski penyampaiannya tidak secara langsung.
Manusia sedang dalam persimpangan.
Keahlian diajarkan, ditanamkan untuk menjadi buah dan bunga kehidupan yang bermata.
Sebagaimana indah berkata, lalu si tampan mengucap, tak lama si gagah berkalimat; hanya kamu yang akan mengakhiri.
Gagak tua, merindu malam dan rintih tangisan bayi baru lahir terdengar lagi; lagi dan lagi, tak sedikit aku lihat dan tak banyak aku dengar.
Kenapa berteriak, didengar juga tidak.
Alangkah mulianya jika manusia dapat membuat obatnya sendiri untuk kesembuhan dari penyakit hatinya.
Ilalang di pandangan mata memburai buih mata hati ‘tuk tapaki hati lebih baik lagi.
Mereka menjual kata dan menggadaikan bahasa, perang isi buku terjadi, wajah-wajah bertopeng pun menyebrang; semata-mata kita hanya pembaca yang membolak-balik halaman buku.
Mahluk bernafas, meninggalkan manusia yang lainnya setelah puas dengan kelainannya.
Kesayangan tidak seperti cerita kartun.
Penuhilah dendamku.
Datanglah kegelapan, saat malam tiba; karena kesalahan, kau merasa takut.
Sakit merupakan warna dari kematian.
Belajar menakut-nakuti adalah tindakan yang bodoh.
Kagumilah diri mu, hanya untuk diri mu dan tentu saja oleh diri mu sendiri.
Orang buta, membayangkan aku lewat hati atau otak?.
Bapa: “Bawalah domba-domba itu menuju tempat yang benar”.
Bunda: “Biarkan saja, mereka punya hasrat dan kebebasan”.
Aku: “Aku hargai perkataan orang tua ku, tapi aku tidak sesempurna Tuhan”.
Mereka panik dan takut mati, Tangan peminta-minta melebar disetiap sudut jalan; penjual koran berteriak di persimpangan, “Gempa, gempa”.
Terkadang kita lupa, hal-hal apa saja yang seharusnya dipertahankan.
Kebodohan yang dicari, kepintaran yang mencair; arti keberuntungan hanya sebaris hanya.
Karena panasnya, ia berkata meminta tolong terdengar layaknya meminta hubungan badan.
Setan pun menangis; kala badan ku dan arwahnya tidak bisa menyatu dalam satu waktu.
Sering ia mengingatkan ku, akan kesalahan-kesalahan yang ku perbuat.
Dengan kesehatan yang abadi dan kesempurnaan yang tak akan mati, aku meminta kesembuhan.
Bersenang-senanglah, didunia; karena itu lah, maka dibuat rasa sebaliknya, suatu saat.
Apa yang dibicarakan menjadi obrolan jarak jauh yang tak berkesimpulan; hanya terkaan yang menghasilkan fitnah.
Lima cakrawala, dua nuansa bahasa dan satu rasa yakin keberadaan; kenyataan.
Bangunan megah menyimpan banyak kenangan, tapi sedikit rahasia yang dapat diungkap.
Spekulasi orang lain membuat kita panik.
Jangan sampai rasa lapar mempengaruhi pikiranmu.
Sabar dalam keadaan sadar, sabar dalam kesadaran matang dan bersabarlah.
Pemakaman orang yang mengabdikan diri untuk kedamaian; sesak, dipenuhi pengagum kebebasan.
Keterlambatan, menandakan rutinitas bumi yang padat.
Para pensabda berturunan di tepian jalan-jalan raya, mereka memuja dengan nyata tentang pertanyaan-pertanyaan, sekaligus bertanya tentang keraguan perkataannya.
Lentera, bagian terangnya malam tanpa cahaya bulan.
Hitam, langkah mu buat kelam, hitam.
Apa pun yang dimiliki oleh kemantapan mu yang melihat jauh kedepan, secara matang menikam dibagian tak terukur dalamnya.
Perbedaan harga sering kali membuat bingung; “Kenapa tak merata?”.
Dimasa depan, perserikatan hanyalah umpan bagi ikan-ikan kecil untuk dimakan ikan-ikan buas.
Kontrak kematian, dewa pengembala dewi, mahkota permata serta senjata pusaka; jangan ganggu mereka, karena mereka itu tidak ada.
Gundah; mengandung makna sembarang, yang makin lama makin kusut terdengar.
Seni menata bunga, pada akhirnya berubah menjadi tatanan pepohonan; menikmati hasil dan menikmati hari.
Keranjingan membuat kerajinan yang dianggap sebagian besar masyarakat sebagai suatu keganjilan; sampai dimana pembicaraan ini berlabuh.
Proses kiamat; para manusia akan sangat percaya diri, para lelaki akan kehilangan jati diri dan para wanita akan melepaskan harga diri.
Sepenuhnya khotbah dimimbar-mimbar menjadi pengisi cerita bagi sang pemberi sumbangsih, menyindir lewat bahasa adalah hal yang biasa, serta daya juang ditumbuhkan dan putus asa dihilangkan.
Setan; dia menemaniku saat aku hidup, lalu aku akan menemaninya saat aku mati.
Pengendalian pikiran tidak lain dari bentuk aura.
Mengharap sebuah perbaikan jangan sampai menjadi kebiasaan.
Wanita memikirkan pikiran pria, sedangkan pria memikirkan perasaan wanita; cinta memang tidak masuk akal.
Sengaja sadarnya mengarang cerita, karena telah lama bicara tak didengar.
Bilamana alat kelamin pelacur gratis, mungkin akan banyak orang antri di rumah-rumah bordir.
Emosi meninggi ketika kegiatan amarah dijadikan kegiatan mendadak; melayang kata lewat media lidah.
Kemungkinan-kemungkinan bagaikan aksara tunggal dan angka Tuhan.
Niat baiknya terhalang oleh kesempatan.
Tidak mungkin akan selamanya manusia akan bersandiwara.
Idenya adalah untuk mendapatkan uang bukan membunuh orang; perampok.
Dipersidangan tidak boleh ada rahasia.
Jikalau jemari tangan tidak merasakan dingin dan panas akibat cinta, maka hanya ada satu manusia yang berhati dan satu manusia yang ada dihati, akan menyentuh mu.
Kalau memang benar manusia yang pertama ada adalah Hawa, maka barang tentu Nabi-Nabi adalah wanita dan Isa yang Kristen anggap Tuhan adalah seorang wanita.
Walau bagaimana pun juga, wanita akan selalu tetap dibelakang pria, kalau wanita didepan pria maka kiamat mungkin akan datang.
Jiwa terkapar dengan kain kapan, kapas putih menyumbat pernapasannya dan pendengarannya; hanya mati, ya... proses pemakaman orang mati.
Waktu sangat penting, kita harus cepat.
Uang banyak akan undang bahaya.
Bagi manusia semua iblis itu jahat.
Yakinlah dengan apa yang kau punya, dengan segala kemampuan mu; maka bersyukurlah.
Kreativitas tercipta oleh kemajuan mental.
Phobia karena trauma, layaknya mimpi jatuh dan nyatanya jatuh itu tidak jauh.
Liar seperti kicau burung-burung dipagi hari, bulu rapuh berterbangan dengan buih air angin pagi, tak lama ia terbang menelusuri hari; pengembala bangun tidur.
Kau, begitu terlihat bernafsu melihat tubuhku, mata mengatakan, “Tikam aku, tikam dan tikam aku”.
Beberapa orang terlahir untuk gagal.
Proses duka membutuhkan waktu, tidak untuk suka.
Berhati-hati dengan harapan mu dengan demikian harapan mu akan selamat.
Kapan kau mau belajar?.
Dengungan suara dalam air lewat gelombang, hasil dari keuletan pencarian tidak seperti hasil, aku dan kamu menghasilkan kata ‘Siapa’.
Pada dasarnya konflik terjadi karena interaksi yang terjadi tidak sesuai harapan.
Bergaul jangan menghitung untung rugi.
Brengsek!, aku tak bisa melupakan lagu jelek di kepala ku.
Cinta sejati, menyentuh.
Dengan belajar, kita tidak akan pernah merasakan tua, dan belajarlah, agar engkau dewasa.
Panik adalah sumber malapetaka, peta masalah terungkap namun terbungkam.
Jangan sertai kelucuan dengan kepiluan.
Selepas dengan buku agama, dilalui hari bersama manusia-manusia yang mengaku sebagai tokoh agama, selintingan orang mengelilingi orang lain lalu mengatakannya dibelakangnya; manusia.
Aku mencintai sesuatu yang kampungan, tapi aku benci jika berada ditengah-tengah penilaian modern.
Apa mungkin dunia akan menjadi sekuntung bungan mawar yang indah dan segar, jika aku hanya senyawa rekayasa, jika aku hanya sebuah hasil dari fermentasi basi.
Rasakan terang, yang sangat terang, tanpa silau; taubatmu tanpa beban yang berat dan ini adalah langkah besar.
Jangan, hentikan marah tanpa alasan; meski ada sekali pun, hentikan!.
Paham suatu aliran akan menghantarkan kita pada dasar aliran tersebut ditanamkan.
Hidupnya untuk mu.
Terlahir dilingkungan yang buruk menjadikan perubahan menuju kedepan dengan arah perbaikan keadaan situasi dan kondisi.
Seumur hidup ia menentang peluang buruk.
Jangan menganggap rendah karena mereka kita beri upah.
Pertemuan air mata, baju usang dikamar mandi, tarian keganjilan, sentuhan busa dan air mata kepedihan.
Pajak; hasil negara yang tinggi, dan devisa; upah penuh dongeng indah kepalsuan.
Mulailah selesaikan apa yang kamu mulai, karena segala sesuatu ada batas waktunya.
Pendogma; kalian menuntut kesempurnaan orang lain.
Anda melihat sekilas, lalu memberikan penilaian, penolakan akan dilawan oleh aturan ketetapan, sehingga anda akan dilindungi dan merasa terlindungi; wasit ditengah lapangan.
Jadilah orang yang tepat diwaktu yang tepat.
Yang terburuk belum terjadi yang yang terbaik belum datang.
Komoditi adalah barang yang dijual oleh produsen kepada konsumen; dan aku bukan.
Hai, apakah kamu percaya akan adanya Tuhan?, apakah kamu percaya Tuhan? Dan apakah kamu ber-Tuhan?.
Konyol mungkin, karena tidak bisa menjawab pertanyaan tolol, dan sebagaimana terjadi kata-kata, “Tuhan Telah Mati Hari Ini Dalam Hati”, masih layakkah manusia ber-Tuhan?.
Kulihat bintang-bintang diantara birunya langit, terangnya bulan dan berisiknya binatang; terlepas kata dari mulutku, “Tuhan”; tapi sayang Kau ada waktu aku ada, akankah Kau ada waktu aku tiada?.
Aku harap, ia kembali hidup lagi; apa ia telah mati?.
Aku punya mimpi, ya.. impian; aku berkata untuk membuktikan dan bergerak untuk mewujudkan.
Aku bukan terbuat dari plastik ataupun baja.
Aku sedang mengandung anakmu, hasil dari percintaan kita kemarin hari.
Rumah, hubungilah jika kamu ingin pulang.
Kesukaan ku akan bulu merak, sayap kupu-kupu serta kilau hitamnya bulu gagak; keindahan bencana dan wabah buatkan warna-warni lukisan air mata.
Hari dimana kesabaran menunggu harapan bagaikan menunggu keadilan ditegakkan dimuka bumi.
Sakitnya menekan dada, beratnya menekan dada, mudanya bagaikan tuanya dan ia menanti ajal dikandang yang asapnya selalu mengepul; para pembantu yang disiksa majikannya.
Hanya anak kecil yang bisa melihatnya.
Kata-kata nakal yang keluar melalui lidahmu adalah salah satu daya tarik mu.
Apa yang kamu lakukan jika aku mati?.
Aku cinta kemegahan yang setia.
Sejuta malaikat bersayap, duduk disebuah meja besar, tak lama jam pasirnya bergerak ia marah-marah.
Strategi dan logika akan menjadi dasar kegilaan saat kau jatuh cinta.
Jangan tertawa, saat ini aku mempunyai masalah dengan kepercayaan.
Gula itu manis dan garam itu asin; manusia tidak bisa melawan takdir, namun bisa melawan ketidak-tahuan.
Gema adzan, bangkitkan jiwaku yang penuh noda, yang tertutup oleh raga; aku ingin toubat.
Harapan adalah buah hasil dari kesabaran, bila rasa sabar itu hilang maka harapan pun akan mati.
Pencarian pengetahuan akan banyak uang, waktu, pengorbanan dan lain-lain yang keluar; tapi akan menghasilkan sesuatu yang besar dan hebat.
Serine mengawali kedatangannya dengan tanda-tanda yang tidak baik.
Tunggulah hari besar yang akan kau menangkan, yang akan kau banggakan dan hari itu akan dikenang manusia.
Selimuti tulang-tulangku yang kedinginan dengan darah segarmu yang mengalir dibibir merah muda mu itu.
Dia mulai memikirkan keamanan dunia dengan pembicaraan lalu kesepakatan, karena pembicaraannya tidak menghasilkan kesepakatan lalu peperang pun diadakan.
Hey, manusia; jangan hanya bicara saja, berbuatlah.
Pemandu cinta memberi nama pada insan yang tak beringsang; ini untuk mu dan ini juga untuk kau; ini adalah cinta, cinta adalah mengerti jiwa dan raga.
Aku mohon, kau jangan hanya mencintai jasad ku saja.
Gemulai tubuh langsing; analisis lalu audit menjadikan kesempurnaan pemandangan mata, aku terpana kagum, iya... takjub.
Filosofi, hanya sebuah kegelapan dalam agama, aku mengerti apa yang akan aku lakukan; aku minum air tawar sebelum aku kehausan.
Saat kau sakit gigi, kau akan melupakan sakit hatimu dan akan sebaliknya saat kau sakit hati.
Matanya melotot dan kegundahannya bermunculan dimuka; ia tidak tenang.
Katakan saja kalau kau ingin menjadi manusia menyebalkan.
Cihuy, aku lulus; eh.. aku lolos tidak ya?.
Bersikaplah jujur terhadap hatimu dan terimalah kenyataan.
Saat masalah tidak ada, maka aku bebas untuk mati.
Berusahalah menjadi orang dewasa, jangan bersikap seperti orang dewasa.
Aku akan mengabulkan 3 permintaan, tapi bebaskan aku dari penjara ini terlebih dahulu; korupsi.
Waria, “Kurasa aku terlahir sebagai seorang wanita”.
Laporan pembukuan akan menjadi catatan menyebalkan jika perusahaan yang kau pimpin bangkrut.
Obrolan yang menyenangkan pun diselingi omong kosong pula.
Aku cinta kamu, saat kau bicara dan aku merindukan suara mu.
Kemasyuran dunia hanya sebentar dan sementara dikarenakan alam berkembang.
Meminum obat dikarenakan mencoba kesembuhan.
Hilangnya rasa sakit adalah sesuatu yang susah untuk bisa dipahami.
Kesendirian bagaikan memikirkan hidup dan mati.
Diriku ini sama dengan mobil yang mogok.
Karena minyak manusia bisa berebut dan ngebut; mereka pun akan perang bagaikan mencari makan.
Pegang tanganku disaat kau lelah dan merangkullah bila engkau merasa salah.
Tuhan, aku merasa hina; saat sakit datang, aku sebutkan nama-Mu, tapi kala aku sehat aku lupa nama-Mu; menyebut nama-Mu adalah ketenangan dan kesembuhan.
Menari diatas meja; politik.
Jiwa yang risau akan menyebabkan raganya gundah.
Ia bangun dari tidurnya, lalu ia ceritakan tentang mimpi buruk yang ia alami, setelah itu ia tertawa dan apa yang terjadi hari ini, ia terus tertawa.
Apa pun bentuknya, uang tetap membuat manusia berkhayal untuk memilikinya.
Perempuan malam mabuk, ia memegang tiang bendera yang benderanya ada ditengah-tengah tiang tersebut; malang ia muntah disekitar kain-kain bendera itu.
Berada dibawah matahari, aku yang sendiri merasa banyak; matahari menerangi bumi untuk orang banyak.
Aku diekspos sebagai manusia yang menakutkan bagi manusia yang lainnya, dikarenakan keanehan yang bermunculan pada aku.
Ruangan ini terasa dingin; aku ingin bercinta dengan mu.
Telah sampai salam dan pesanku kepenjuru dunia, lanjutkanlah bila nanti aku tiada, menghilang ataupun mati.
Kebingungan adalah tempat beristirahatnya otak saat berpikir terlalu keras.
Ingatlah, bahwa media hanya sebuah media.
Kau lihat Tuhan, dalam diri tuan yang baik; kau lihat tuan ingin terlihat seperti Tuhan; Tuhan tetaplah Tuhan.
Mengertilah, karena sekarang kau pintar.
Gunakanlah semua panca indera mu, karena dunia ini tidak sebatas mata melihat.
Dengan persatuan dan kesatuan, manusia berharap punya kekuatan untuk menang.
Pikirkanlah dengan matang, karena akan menyedihkan melihat dirimu menyesal; terkurai tak berdaya.
Seraut wajah dalam ruangan gelap mengisi lamunan ku yang hitam, pekatnya dekati hati untuk mencengkram.
Aku menjual masalah, tidak menyelesaikan masalah.
Cendikiawan memulai langkahnya dengan turun ke kalangan menengah ke bawah, tapi kebanyakan turun ke kelas miskin.
Apa yang terlihat semata-mata hanya angan yang belum terlaksana, menyedihkan melihat dirimu menangis disudut kamar; muram kau sendiri, tangisi angan.
Raungan suara, ingatkan kenangan yang pernah berlalu dan terlalui; nostalgia melalui cerita-cerita.
Yakinlah, bahwa yang kau lihat belum sempurna.
Saat kekalahan datang aku ingin menangis.
Manusia-manusia biadab telah lahir bersamaan dukungan lingkungan.
Keluarga; hanya sebatas rumah dan sepenuhnya tanda tanya dan tanya penuh ancaman, sebagaimana kenyamanan yang mereka buat, dan keamanan yang rumah buat pula.
Mencairlah kutub utara, berkembanglah alam semesta, berjatuhanlah benda-benda langit yang indah, merekah bunga-bunga bangkai dan ilmu pun mencari jawaban pada apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Manusia haruslah tahu cara makan dikala ia lapar dan menjaga perutnya disaat di meja makan.
Lubang jalanan dapat menyebabkan kecelakaan, lubang pada gigi dapat menyebabkan rasa sakit dan lubang pada perasaan dapat menghasilkan penyakit.
Adalah cinta yang sebenarnya yang aku cari, seperti langkah yang terbaik dan loncatan yang tinggi; kini aku akui, disuatu pagi.
Menduakan akan menyebabkan kesengsaraan yang berkepanjangan.
Kejadian kemarin hari adalah suatu pelajaran dan pengalaman.
Siapa pun ia, yang pasti patut ditemui dan dimaknai, bukan diceramahi.
Kebanyakan wanita berkata, “Katakanlah cinta dengan sekuntung bunga”.
Perang saudara menandakan rentangnya perbedaan yang seharusnya bisa disatukan biar kuat, tapi kepercayaan menjadi penghambat.
Para pengkhayal pun mengetahui bahwa apa yang dilihatnya tidak akan mungkin semuanya didapatkan.
Apa yang tak mungkin, dapat menjadi mungkin.
Pecinta Tuhan adalah pemuja agama yang bercinta dengan do’a-do’a.
Pengabdiannya menandakan kepribadian kesatria-nya.
Penjaga hati menunjukan kanan dan kiri jalan yang harus ditempuh dan aku lalui, tapi ia tidak menunjukan wajahnya.
Cinta buta tak seperti kencan buta yang menaruh buah-buah harapan masa depan.
Langkah pertama menentukan hasil akhir yang akan diperoleh.
Rokok, batuk dan basa-basi menandakan pembicaraan pada kesan pertama.
Kejatuhan bintang dalam mimpi membuat hari tanpa mimpi-mimpi.
Ia tanggalkan pakaiannya demi tinggalkan ketradisionalan desanya; obsesi tentang mimpinya untuk berada di layar tv/kaca.
Binatang mengajak ku bicara tentang alam yang berubah menjadi tidak bersahabat dan ia meyuruh aku untuk meminta maaf.
Di tengah dada kiri ku, aku rasakan sakit yang menekan dada, yang menekan mental; Ayah berdo’a dan setan ada di kamar.
Aku mungkin manusia yang bersahabat tapi aku bukan seorang sahabat.
Kalau kau seorang bangsawan yang berdarah biru, barang tentu kau mempunyai kewajiban.
Mereka yang menyukai hubungan intim mengaku sebagai manusia normal.
Luar angkasa kaya akan tanya.
Beritahu aku untuk meyakinkan bahwa hidup itu cuma satu kali.
Rasa iba, simpatik dan suatu perbuatan yang baik akan menimbulkan daya tarik yang menarik.
Pengembara berdo’a kepada Tuhan, “Tuhan, lindungilah aku dari setiap langkah yang aku tempuh dan jalan yang aku lalui”.
Obat penahan rasa sakit malah memperburuk keadaan penyakit.
Sekarang hari apa?.
Kekosongan dalam hari harus dinikmati.
Karena terlalu bersemangat ia jadi tidak fokus, konsentrasinya buyar, maka ia terjatuh.
Tulang-berulang sisa kekejaman perang; kuburan massal.
Aku mengerti akan orang, tapi aku tak dimengerti orang.
Manusia dilahirkan sama itu adalah bohong besar, manusia akan sama saat kematian datang.
Deras air menuruni tebing; jasad tak mengandung unsur penggobatan.
Keragu-raguan merupakan ciri khas kehati-hatiannya serta kurangnya percaya diri.
Manusia dengan sengaja mengejar kematian, dengan disadari atau tidak.
Tuhan, Kau merupakan ketiadaan yang Maha Besar.
Vodka merupakan salah satu pesan yang memicu obrolan.
Tidak ada di rumah, tidak ada alas kaki, lampu depan menyala; matikan suasana sama dengan mematikan nyala api.
Api bisa padam oleh air dan udara, lalu siapa yang akan menghilangkan udara dan air, bilamana air dan udara adalah sumber kehidupan.
Mengambil separuh uang, lalu dihitung (bagi, kurang dan jumlah) akankah kita melakukan pembohongan, pembodohan dan pembobolan; tak semua yang kita lihat dapat dibeli oleh uang.
Rasakanlah sejuknya udara, panasnya api, dan segarnya air oleh hati mu, yang datang dengan media pengantar kulit.
Lemparan batu menyerupai do’a-do’a yang menyeramkan.
Tidurlah dijalan; kalimat yang terurai saat kelelahan menjelma untuk segera menutup mata.
Pedang ku memang tumpul, tapi bisa membuat bagian tertentu dari tubuh mu berdarah.
Terciptanya aku menunggu jawaban akan pertanyan, “Siapa aku sebenarnya”.
Sampai jumpa dikehidupan yang lain.
Kita berbeda, dalam segala hal, sebenarnya kita menunggu kepastian.
Setengah dari kepala dan badan manusia bertanya dan sepenuhnya merupakan jawaban.
Orang bodoh menceritakan kematian dengan lelucon.
Dikarangnya cerita, ditambah dan kuranginya sejarah, mulut-mulut hanya sebuah saksi yang berumur; kita jalani apa yang semestinya kita jalani, tanpa mengurangi dan menambahi; sufi.
Dalam hidup ini, banyak bersabarlah; karena bukannya kau yang terluka dan ditinggalkan teman saat kau berada dibawah.
Tangan-tangan saling berpegangan, dan mulut-mulutnya berkata sama yaitu: “Ini tak akan lama”; tampak diwajahnya senyum kepastian.
Manusia terlahir untuk belajar menderita dan belajar menemukan harta karun kebahagiaan; saat bayi keluar dari rahim ibunya, ia telah menangis saat menghirup kotornya udara bumi.
Kenapa, kau berpikir bisa; rencana tinggallah rencana.
Itu negeri impian dengan wajah manusia yang damai, tapi pada akhirnya mereka saling membunuh sesamanya, karena menganggap tidak perlu dan diperlukan; memang, tak akan lama, tapi negeri itu menjadi negeri yang ngeri untuk bermimpi kedamaian.
Orang pintar mencari ilmu setebal kaca matanya.
Yang kita perlukan adalah, ke-Maha-Agung-an rasa.
Manusia zaman dahulu adalah manusia-manusia unggulan yang pintar dan berbudi pekerti yang baik terhadap alam.
Marga satwa telah banyak dikota-kota, tapi sedikit yang dari mereka yang merasa hidup, begitu juga manusia tahun 3540M.
Berkhayallah pada sesuatu yang belum kamu lihat, kamu dapatkan dan sesuatu yang mustahil ada; karena pada intinya tak ada yang tak mungkin.
Setidaknya kedetilan dalam mengaudit dapat dipertanggung-jawabkan.
Manusia bukan cikal bakal dari simpanse.
Sikapnya yang nomaden, bukan berarti sifatnya.
Lambaian tangan tandakan salam perdamaian.
Ingin ku akhiri semuanya, didunia ini, berantakan ataupun tidak.
Berjalan sendirian; aku tak pernah menjadi manusia yang sama dengan waktu yang sama juga; aku seorang pelupa.
Ubahlah ke-Aku-an ku, oleh ke-Feminim-an mu.
Para anak dewa melayang-layang disetiap penjuru awan putih yang lembut, botol-botol arak melayang bagaikan air suci; mereka meminta hujan pada apa yang sebenarnya tak ada.
Para pengusaha berkata, “Jangan terlalu lelah kau bekerja bila sesuatu yang kau kerjakan tak menghasilkan uang banyak dan jangan kau terlalu keras kepada bawahan mu bila bawahan mu tak punya apa-apa”.
Dunia tercipta kadang memang untuk diperjual-belikan.
Kita sebagai manusia harus bisa membedakan lelucon yang alami, lelucon yang dibuat, lelucon yang sengaja, lelucon yang tak sengaja dan lelucon yang dibuat-buat.
Rangkullah aku, aku demam lagi.
Kita tertawa sendiri, tertawakan perjalanan kemarin hari, tertawa karena ulah kita sendiri; perjalanan pendidikan mu yang tersendat oleh waktu, waktu yang kau buang hanya untuk tertawa.
Ingatlah bintang yang terang, lihatlah disaat Januari datang; lihatlah, itu akan ingatkan kau pada aku.
Dan, November pun bukan hanya berkisar tentang hujan semata saja.
Semuanya yang ada didunia adalah Tuhan, yang mati ataupun yang hidup, didalamnya ataupun diluarnya; Tuhan ada dimana-mana.
Bertahanlah saat makanan yang tersisa sedikit dan sabarlah saat makanan yang ada terlampau banyak.
Aku lari ketakutan, dari rasa takut yang pernah datang disebuah jalan kehidupanku saat aku berumur 5 tahun; traumatik.
Dalam aku terdapat kamu, dalam kamu belum tentu ada aku; aku adalah Tuhan dan kamu adalah manusia.
Layaknya cinta, akhirnya bisa bahagia dan bisa juga benci.
Matanya menggambarkan jiwa yang tersesat; depresi, frustasi dan stres; lambangkan aura yang lemah dan mental terkikis; untuk kalian, kalian bertahan pun, aku bangga.
Ber-bangga-hati-lah karena kau masih hidup hari ini dan tertawalah karena hari kemarin dapat kau lalui; maka perbaikilah, lalu sempurnakan.
Dengan kesempurnaan, manusia dapat melihat kedepan dan meninggalkan masa lalunya, serta ucapan-ucapan yang sebatas mulut berkata bukan mata melihat.
Aku tak tahu akan pergi kemana, aku hanya duduk termenung menunggu senja.
Didasarkan kepada definisi, terkadang aku jadi ingin tertawa; dalam hati aku menangis menanggung penderitaan persepsi mu.
Pesulap pun membutuhkan latihan dan kesabaran.
Hidup hanya sekali, dan sekali lagi hidup.
Mana kala Dia berpikir tentang Dirinya dan tentu untuk Dia sendiri; Tuhan.
Kebijakkannya memikirkan keindahan-keindahan; pra penemu ilmu.
Satu hal yang aku harapkan dari kehidupan yaitu kekekalan.
Tepat waktu merupakan hal yang sangat indah.
Apa yang menjadi dasar, saat keputusan final datang, maka haruslah kembali ke dasar, dimana semuanya dimulai dan memulai.
Tak ada seorang pun yang berkata bahwa berkeluarga itu mudah dan tidak ada yang berkata bahwa berkeluarga itu susah; berkeluarga adalah salah satu seni kehidupan menuju mimpi indah.
Kajian akan sesuatu dapat terjadi, tetapi kajian pada Tuhan tidak mungkin ada dan terjadi; Tuhan adalah lembaga yang mengakar tapi tak mungkin dapat ditemukan pusat-Nya.
Dari ada menjadi tiada adalah hal yang mudah, tapi dari tiada menjadi ada adalah hal yang susah.
Bertanya pada burung hantu, berkata pada kelelawar; tertawakan pemabuk yang berteriak memaki Ibu, istri, anak dan Tuhan.
Entahlah, entah karma macam apa yang akan kau terima.
Ubahlah arah keyakinan ku, itu pun kalau kau mampu.
Ayah tak mencari makanan dan Ibu tak menyiapkan makanan; Kalian berdua hampir membunuh ku.
Adik ku, kau tak akan sempat datang ke pemakaman ku, karena kau harapkan obsesi untuk mengalahkan ku terlalu berkepanjangan.
Aku mendukung gerakan yang anti dalam arti menolak anti yang ada dikarenakan ke-Anti-annya.
Pergolakan masa akan mengantarkan kita pada pertumpahan darah.
Manusia, sementara ini, pada abad 25 akan menjadikan manusia juga sebagai bahan percobaan; dan mereka akan terbiasa karena kebiasaan.
Aku mendengar jeritan suara kemerdekaan, manusia ingin bebas, mereka berteriak lantang dengan suara serak mereka bersapa, “Kemerdekaan telah ada dari dulu dan harus dipertahankan”.
Kemerdekaan adalah rasa bebas yang tercipta, bukan diciptakan, tapi dilestarikan agar terkendali.
Merupakan kebanggaan tersendiri bagi ku, untuk bisa hidup selamanya bersama-Mu; Tuhan, aku cinta Kamu dan aku tak ingin Kau terluka.
Tertawaannya tak menarik, malahan ketertawaannya merupakan salah satu sumber malapetaka.
Banyak orang menutup diri karena merasa sendirian dan banyak orang merasakan kesepian karena ketertutupannya pada dunia luar, aku menawarkan sebaliknya.
Pencurian adalah tindakan yang paling wajar, tapi pembelian terhadap barang curian adalah tindakan yang amat-sangat bodoh.
Saling menceramahi kata, mengagungkan, menertejemahkan serta memahami merupakan tindak lanjut penghargaan pada karya bahasa.
Orang tua menganggap anaknya kurang pengalaman dan anak menganggap orang tuanya hidup di zaman yang berbeda.
Solusi yang ditawarkan tidak menarik, namun cukup untuk diperhatikan dan dipertimbangkan; intruksi.
Pendogma zaman sekarang wajah-wajahnya telah berubah, mereka tidak lagi sama dengan pendekatannya atas dasar dan hasil pemahaman tetapi proses pemahaman.
Aku dikucilkan seperti manusia yang terserang penyakit kusta; sedemikian teganya saudaraku memvonis diriku.
Aku diandaikan menyerupai orang yang pernah memasuki kehidupannya; hey, jawabannya bukan itu (salah), aku bukan orang yang sama seperti yang kau duga, aku adalah aku.
Aku diramalkan dan dipredikasi atas apa yang akan aku lalui dan aku inginkan; sugesti.
Orang melihat aneh saat kecantikan datang, dan tutur bahasa tak lagi diperhatikan; tutup pintu biru.
Data sebagaimana menjadi bukti atas fakta, yang sebenarnya terjadi; kau sombong; manusia cinta kepribadiannya, maka tak akan mencari kepribadian yang lainnya.
Kenikmatan akan datang terasa ataupun tidak, terlihat ataupun tidak; aku menikmati nikmat yang ada.
Waktu tak banyak, waktu tak membantu; maut jemput aku, saat kalbu ku bau.
Dunia ketiga; kefanaan yang terjaga, mengapa manusia-manusia harus resah, mengapa mereka tak meresahkan dirinya dan aku menangkap rasa itu, kini sudah ada karena ketakutan buatan setan.
Aku rindu Tuhan saat aku berada dinaungan sang bulan.
Kenyataan tak semanis gula, tak sepahit kopi dan tak seasin garam; kenyataan adalah sumber inspirasi; kenyataan itu kaya akan rasa dan penuh oleh warna.
Nikmatnya hidup, maka nikmati kehidupan; karena aku yakin aku akan menanggung resiko dan pertanggung-jawaban atas aku, maka mati dan kematian pun aku nikmati.
Keadaan darurat bawa aku dalam istana-Mu, sembah sujud menjamaah dalam suasana harapkan kebersamaan; aku rindu udara luar yang kotor, yang berwarna coklat keabu-abuan.
Setan akan kunjungi aku setiap hari.
Tuhan, kapan kita berjanji tentang segala hal yang aku lakukan dan Kau atur, padahal aku telah bersumpah hanya ada satu Tuhan, yaitu Kau.
Kamar di bangsal 77, akan menjadi sebuah kerajaan dimasa mendatang.
Para penghujat, mengapa kalian membawa bendera lalu kalian bakar juga, kalian adalah sebagai panji-panji.
Duka mu adalah duka ku juga; sebagai manusia kita adalah sama dan satu.
Pada dasarnya rasa takut adalah hal yang alamiah, tapi rasa panik adalah merupakan rasa yang diada-ada.
Seperti lilin kecil, mari kita jaga bersama cahayanya.
Perkataan manusia pantas untuk didengarkan dan perkataan Tuhan pantas untuk disampaikan.
Masih sakit dipengujung pergantian musim.
Suatu perayaan pasti ada suara gaduhnya.
Karena keterlambataan maka aku menjadi bahan perhatian.
Pengobatan alternatif tidak menawarkan kesembuhan, tapi mencoba cara lain dalam pengobatan.
Perasaan manusia yang peka itu sendiri, yang akan menjadi obat bagi penyakit hati manusianya.
Aku tak bisa melihat, bicara, mendengar dan meraba; tapi aku bisa merasakan.
Pedih dan perih; dada; jiwa; batin; amarah ini kapan akan sirna?; Tuhan, haruskah aku bawa sampai mati, rasa ini?; jawab!.
Ingatkan aku, akan kepintaran mu, akan jiwa yang terluka, akan jasad yang terkapar; badan-badan penuhi ruang, ruangan rumah sakit.
Gaib itu Tuhan, maka aku percaya akan hal yang gaib; tapi tak sedikit orang yang percaya hal gaib akan percaya Tuhan dan sebaliknya; karena mereka adalah turunan yang sama dengan manusia sebelumnya, kehendak-Nya.
Yakinlah, kau bisa dan kau akan sembuh.
Tak beres berarti tak benar.
Manusia tak akan pernah puas dengan apa yang ditemukannya, maka dari itu kendalikanlah nafsu dengan kesabaran mu, tapi jangan matikan mimpi-mimpi mu.
Mencobalah untuk bersikap diam.
Saat anda berkaca yang anda temukan adalah diri anda sendiri.
Matikanlah aku bersama mimpiku.
Ibu mu menganggap kau lebih dari seorang anak, karena terkadang ia menganggap mu sebagai seorang sahabat.
Masalah tak akan pernah berhenti datangnya, begitu pula dengan keinginan.
Pesulap sangat mirip dengan para tukang obat.
Kini yang menjadi masalahnya adalah uang.
Selamat pagi, ada berita apa hari ini?.
Kita bangun dari kasur dengan mimpi yang buyarkan angan dan keinginan yang padamkan malam; aku rebah mencari sesuap makan dan setetes minum; manusia beranjak meninggalkan dirinya karena keinginannya sendiri.
Apa yang kita lihat, kita pandang dan kita nilai; itulah intuisi kita sebagai manusia yang apa adanya.
Menanti kejatuhan dari kejauhan; menunggu keberuntungan; bintang jatuh.
Dalam hening malam, manusia lelap dengan lelahnya mencari damai, yang kita temukan adalah impian; saat semangat datang, kejarlah yang menjadi mimpi-mimpi yang belum terlaksana, sempurnakanlah Manusia!.
Karena Tuhan ada dimana-mana, maka aku pun berada diantara-Nya.
Aku bukan anak Tuhan, aku hanya seorang cucu Nabi; dan Nabi-ku bukanlah anak Tuhan, melainkan hanya seorang utusan yang Tuhan ciptakan dalam kehidupan dibumi ini.
Sahabatku berkata, “Jangan tinggalkan rumah, karena aku akan membuatmu merasa nyaman”
Aku menentang ajaran yang disalah-gunakan.
Terkadang yang kita lihat dalam kenyataan adalah dejavu-dejavu dan fatamorgana jiwa kita sendiri, bahkan terkadang hanya khayalan dan halusinasi; disanalah letak kekejaman kenyataan.
Dejavu adalah bagian dari memory yang tertinggal dan tertanam, secara mendalam.
Aku ingin lari, tapi tak akan ada yang sanggupi aku...; cinta, letak ketidak-berdayaan ku menjadi bualan-bualan dan aku tangisi keinginan.
Penilaian akan proses dan penilaian akan hasil akhir, akan menjadikan diri kita bodoh-bodoh pintar.
Didunia ini, di bumi ini; tidak ada yang namanya keadilan; gedung-gedung kehakiman beserta mottonya merupakan sebuah pernyataan ketidak-sempurnaan dunia ini.
Maka diaturlah manusia oleh dirinya sendiri, termasuk alam didalamnya.
Dia menginginkan emas melengkapi kilau bajunya; para wanita dan perancang busana beserta para pemegang tahta, tak lupa pelacur pun ada didalamnya.
Para pecinta sesama jenis telah melupakan cinta dan kasih sayang orang tuanya; dianggapnya Bapak dan Ibu hanya guyonan iklan minuman kaleng murahan.
Mereka mengerti tapi kadang terlalu, maka penyebab keterlaluan pun ditemukan.
Kekasihnya adalah mimpi-mimpi akan sepasang merpati, diujung jalan dekat rumah temannya.
Bermimpilah sampai kau tak merasa bermimpi; maka bergeraklah untuk meraih mimpi-mimpi mu.
Batu tak akan melukaimu tapi akan menjadi penghalang bagi mu dan paku yang akan melukai mu; saat langkah mu terhentak oleh rasa sakit, darah mengalir; aku cinta dua rasa ini.
Manusia diciptakan sepasang; kembar namun beda alam; aku menyukai dan kagum atas semua yang ada dan aku suka rasa coklat yang manisnya membuat gigi ku sakit.
Mama, “Izinkanlah aku mati malam ini, nak”; keiklasanku malapetaka baginya, karena udara tak ia hirup; tangisan merintih kesakitan aku buang di penjuru negara yang belum merdeka.
Mari kita galang kerjasama dengan kebersamaan; tahukah kalian artinya?!.
Anak manis dan anak manja, akan membedakan kita tentang siapa sebenarnya wanita; nilailah karena mereka pantas mendapat penilaian.
Tak ada yang menyuruh mu untuk bekerja, aku menyuruhmu bergerak; itu saja.
Anak orang kaya bergaul dan berkumpul seakan-akan mereka sama dengan keberadaanya dipinggiran jalan, anak orang miskin heran seakan melihat bencana dan mendengar berita bahagia.
Aku tak pernah mengatakan barang itu tidak bagus, aku tidak akan menyamakan dan membedakan satu persepsi dengan persepsi yang lainnya, karena sesungguhnya ruang dan waktu itu kosong; kehampaan milik kita bersama; dan, hukumlah aku bila aku memaksa kamu pindah keyakinan.
Aku yakin kita akan bertemu suatu saat nanti, dimana pun itu keberadaanya, kita pasti bertemu; sejauh kutub utara dan sedekat jendela; sepanas api neraka dan sedingin salju surga.
Tanah berlubang, alam berikan air; aku lihat, seperti ada manusia tapi bukan seperti aku; apa mungkin?!, setan.
Perjalanan ini terlalu panjang untuk aku lihat kedepan, tapi untuk aku tengok kebelakang rasanya terlalu singkat.
Matahari terbenam lalu muncullah bulan, bulan terang lalu hiasan bintang berkedipan; langit biru bersama suara merdu, aku cinta alam ini dan aku menyukai keberadaan ku di pantai ini.
Tak peduli berapa tetesan keringat yang keluar, aku ingin senang; tak peduli berapa tetes darah yang keluar, aku ingin merdeka; tak peduli berapa nyawa melayang, aku ingin puas; tak peduli aku ingin bebas dari rasa bersalah yang menjadi masalah.
Manusia dengan nyawa 8, aku yang selamat dan diselamatkan oleh Setan dan Malaikat; hanya Setan dan Malaikat yang sekarang aku anggap Iblis; Tuhan, kapan kau datang?, atau aku akan datang.
Seharusnya dari dulu aku tidak mengenal mu.
Aku tahu tapi aku tolak rasa itu; betapa aku membenci mu.
Lihatlah, sekujur tubuh ku ini; dosa dan dosa.
Disebelah selatan terjadi perang, di utara mereka mengungsi dan kelaparan; pilihlah cara mati dengan hormat.
Tuhan menciptakan manusia dengan penuh cinta, maka dari itu Tuhan memberikan rasa cintanya kepada manusia, maka manusia pun menjadi sempurna, lalu para manusia itu ingin bercinta.
Isu selalu diawali dengan kebohongan dan diakhiri oleh kebohongan pula, dan ditengah-tengahnya terletak makna bodoh.
Manusia bercerita tentang hidup yang nyaman dan damai.
Samudera cinta tiada batas dan awan asmara tak akan buyar, sirna karena terpaan angin dan sinar matahari.
Karena aku tahu kata mati, maka aku ingin merasakan-nya, selama aku masih hidup, karena aku tahu kesempatan tak akan datang dua kali.
Hanya dendamlah yang akan membuat kita sengsara.
Hidup ibarat kendaraan; pikirkanlah.
Maafkan aku, tapi inilah kenyataan, jadi hadapilah.
Keramah-tamahan merupakan bumi laksana manusia-manusia berjiwa bijaksana dan mengangkat bentangan kain sutra dan benang-benang emas.
Aku mencinta hal yang kecil tapi istimewa; hadiah dan kenangan; aku tak ingin merasakan amnesia.
Keseluruhan yang menyeluruh akan satu merupakan ketiadaan dalam wicara yang penuh keberadaan.
Akan lebih indah bila dari tiada menjadi ada, namun mendekati kehancuran; dan akan lebih mundur bila dari ada menjadi tiada; karena itulah sumber cerita cinta.
Terlalu banyak tuak yang tumpah diruangan ini.
Ikat aku dengan tali-tali itu, lalu siram aku dengan kefanaan maka cinta akan membaut luka yang ada.
Jika cinta pada Tuhan, berarti sepenuhnya kamu percaya akan ada-Nya.
Jika ruang dan waktu itu kosong, maka sadarilah secara fana.
Hidup ini, akan kembali ke awal.
Mencari harta sama artinya dengan membangun kerajaan; rangkailah hingga tercipta sketsa tak terhingga.
Apa artinya dicinta bila tak mencinta.
Malam ini, matilah aku dengan kehidupan ku yang usang dan terbuang.
Bila filsafat berperan dalam hidupmu maka mainkanlah.
Apa yang kita lihat adalah Tuhan dan karya cipta-Nya.
Keajaiban diciptakan agar manusia bertuhan.
Maka dari itu... , keberuntungan membuat manusia bingung untuk membuat rumus-rumus.
Dari mana ketiadaan itu dimulai, dari sana pula awalnya dan akhirnya.
Kehilangan merupakan awal mula bunga kehidupan.
Seni mati dan ilmu kematian adalah saat malaikat pencabut nyawa mengambil arwahnya.
Manusia, sekarang, berkembang; memikirkan dan mengeluti serta mencaci ilmu dan seni.
Jangan tumpukan tumpahan dan tumpukkan beban menuju kambing hitam; jangan menghinai diri.
Mulutnya mengering seiring kecewaannya, iaa bersembunyi di lantai, tidak dipercayai; dengan terpaksa ia berlari.
Karena hidup itu indah, Tuhan menciptakan kehidupan pada dasar keindahan; maka, hei kalian manusia-manusia yang indah, yang mencintai keindahan, berkaryalah dan bersenilah.
Lingkaran ataupun sebuah siklus; pada akhirnya manusia akan kembali ke awal.
Ada apa dibalik kematian?; langkah pikiran terlalu jauh.
Tuhan, apakah hukum alam hukum-Mu juga?, karena aku sering memohon berhentinya hujan dan datangnya hujan; hanya kepada Mu.
Kini, aku mencoba tidur dengan menaruh pistol dibawah ranjang.
Ingatlah, kau mempunyai keluarga dan kau lahir ke dunia tidak langsung menjadi orang dewasa.
Hatiku telah menyebabkan hariku disuntik mati.
Manusia tiap detik berubah pikiran dan berbeda perasaan.
Selamatkanlah aku, layaknya menunggu datangnya kematian!.
Kebodohanku melebihi otak pintar buatan; siapakah pencipta Tuhan?.
Bahaya adalah sistem pemikiran; estetika yang mengarahkan persepsi-persepsi.
Hukum dibuat oleh orang-orang tolol dan mereka yang membenci hukum, karena itu orang yang menyukai hukum adalah yang pintar namun hanya sesaat saja.
Bila kekebalan adalah fatamorgana maka kenyamanan merupakan kekejaman.
Terkadang Tuhan itu amat-sangat egois.
Jika aku ini pembohong, maka jangan percaya padaku; lalu, kenapa aku harus berbohong pada mu, apakah aku hanya berisikan kepalsuan dan kepalsuan saja?!.
Merupakan anugerah manusia, bisa membedakan karena pernah merasakan dan mengalami.
Kepindahan ku merupakan asal-usul.
Jangan kucilkan aku bila dikarenakan perbedaan.
Jangan bohongi aku dengan harapan-harapan, ketika kau menyuapi ku.
Aku akui bahwa keajaiban tidak datang dengan sendirinya, seperti keberuntungan dan kebuntuan.
Indera ke-7 merupakan titik balik dari pusat kehidupan.
Apa yang terjadi; dari tadi aku berdiri mencari; semua ini sedang terjadi; aku mencari lagi; dan lagi.
Jadi, jalanilah kehidupan dan hadapi kenyataan; titik balik dari kesadaran.
Selama ini aku belum berbuat.
Aku belum melihat bentuk alami berupa kotak-kotak, yang aku lihat hanyalah benda-benda yang bulat, lonjong dan tak menentu yang tak terhingga; kritik pedasku terhadap Pencipta Alam Semesta.
Permasalahannya, kenapa kau mencurigai ku sebagai pencuri?.
Manusia itu sangat aneh; dia dimarahi agar jera dan dihukum agar tidak melakukan kesalahan yang melanggar aturan, tapi ia malah sebaliknya; manusia itu kuat.
Aku muak karena aku sudah tidak kuat.
Ganggu titian takdir ibarat manusia tanpa mimpi.
Sering ku lihat bayangan Setan, putih diantara ruang gelap dan hitam diantara ruang terang; aku bertanya, “Apa kesalahan dari mataku ini, hingga terjadi hal yang seperti ini, yang aku alami”.
Izinkanlah aku menyembah tak memperdulikan apa pun; bodoh; sadarku dipecah dan memecah, disela kerinduan akan Mu.
Pandangan mata taburan jiwa bintang kejora, katup cerminkan hal yang tak berguna diantara kaca-kaca, kini sendiri memang terjadi.
Bahtera rumah tangga adalah lentera dari runcingnya kesuraman cinta.
Kehidupan belum berakhir, begitu juga dengan kematian yang belum terasa awalnya.
Keren, rasa ini tiba diujung kebuntuan, masalah-masalah peroleh kehendak yang memaksa, aku tumbal dari tumpah-ruahnya dan mati tinggal hitungan jam pasir dimeja makan.
Rangkaian peristiwa akan disertai bunga-bunga yang sering kali tidak berbau
Arti keindahan setidaknya mengindahkan hal-hal yang lain, yang hati katakan tidak.
Jika kau takut hati menjadi tua maka tolaklah pertumbuhan.
Biarlah suci, namun biarkanlah menjadi pemabuk.
Mereka berlawanan dalam cara mengejar surgawi sehingga melebih-lebihkan persepsi, bagaikan menggadaikan sebuah janji kala apa yang diminta tinggal dalam jasad dalam ruang; maka peringatan pun masuk ke dalam rumah mu.
Ingkar menjadi saksi saat kau telah berjanji; para kaum, aku berduka untuk kata-kata.
Sebenarnya rasa mati ingin mati itu telah mati.
Apalagi mau nya, aku berkaca sehingga debu-debu seperti mesin kereta api; aku hormat menjadikan kehormatanku hilang; niscaya masuk kedalaman suatu ajaran.
Dasar kehidupan dan penghidupan adalah semangat, karena pada dasarnya saat Tuhan menciptakan manusia dengan suasana semangat.
Jika anda tak mematuhi aturannya maka anda adalah seorang pengkhianat.
Kehampaan adalah bagian kekosongan berhamburan bintang-bintang; para binatang memakan kotoran dan meminum air seni binatang lain, hampa ini tidak sama namun terasa meraba.
Jadilah saksi yang adil sesuai dengan apa yang Tuhan mu perintah.
Kecerdasan adalah andalan dan aku pasti akan menusuk menuju tingkatan kesetaraan; lindungi aku dan harta ku dari kesombongan-kesombongan.
Semiring apa pun bentuknya aku meraba-raba, melihat karena merasakan.
Para kaum kebajikan, buatkanlah aku rasa damai dari suatu pelajaran yang ada, maka akan aku buat pelajaran itu menjadi kedamaian.
Setidaknya hidup ini berisi dan mati itu berarti.
Tuhan mencintai umat-Nya.
Tak khayal aku bercinta diantara muramnya pagi dan panjangnya Laut Merah.
Indah, inikah seni maka ilmuku mengantarkanku padamu dan pintar, inikah ilmu maka seni menata ku pada mu.
Seni sering kali dianggap berhala dan ilmu adalah kacamata.
Cukuplah dengan sumpah yang dibawa ke pengadilan, jangan ada lagi kau bawa agama ke tempat sana.
Seni berapresiasi dengan ilmu yang mengimplementasikan, aku tangisi jika itu membawa agama sehingga Tuhan jadi dicela.
Cukup, aku dan kamu tidak mempunyai urusan meskipun kita saling membutuhkan, ini hanya tersangkut-paut antara aku dengan Tuhan-ku.
Bijakan menganggap pembajak berkembang seiring dengan seni yang berkembang tak terampung dan kerampungannya menghasilkan karya-karya kepuasaan pada seni-seni.
Tebuslah aku jika kamu bisa atau nanti aku dipenjara.
Apa jadinya aku bila aku pernah bisa menulis dan membaca; sampai akhirnya aku tak tahu apa yang mulai aku bisa kerjakan; entah menulis, entah membaca.
Aku bodoh tak bekerja; apa pun.
Wajahnya dipakai untuk ketenaran dan tubuhnya dijual hanya untuk makan.
Orang pintar pun berkata, “Mengapa aku begitu bodoh, pada saat orang bodoh menayakan jawaban aku begitu polos membantunya; ada apa dengan aku ini, aku ini kebodohan”.
Kotoran binatang menempel di baju sembahyangnya.
Malaikat menaruh simpati kepada aura yang terpancar.
Berselang, aku ikuti, aku langkahi dalam ikatan tarian, lalu aku terikat dalam lambaian tangan, aku pandangi disaat selamiku tak kubiarkan lepas dan aku tergoda akan bujuk asmara cinta.
Aku adalah Tuhan-Nya Tuhan.
Sebaris kata aku bisikkan, aku lihatkan bayang-bayang; ia nikmati dan ternikmati; buai benih-benih tercurah melalui, siapa aku sebenarnya; ini, cerita penuh pernyataan.
Ia bertanya, serempak aku dan hatiku berkata; ia menyatakan pertanyaan dalam hatinya dan ia berkata, “Ya, terserah kamu biar cepatlah”.
Aku bercinta; lukai aroma kulit tipis, aku terkurai penuh tanya; buah, mana buah itu; Jinah, kau terluka.
Aku cacing kemasyuran dalam tanah kemuliaan, diatas Maha yang paling Maha ada kebesaran yang mengungkap makna dan mengubar janji serta sumpah pun ditanyakan-Nya.
Selesai senjata ku pegang, setetes darah menetas kebawah; aku perlihatkan padamu bentuk-bentuk ke-Setan-an dalam diri manusia yang bermoral dan berakal; ini nafsu, peganglah, panas......
Masa bodoh aku tidak ber-Tuhan.
Silahkan periksa diriku tapi jangan suntik tubuh ku dan campuri kehidupan ku.
Masa lalu ku adalah tambang emas.
Manusia adalah penipu sesama manusia yang lainnya.
Suatu wadah tak akan mampu menampung jumlah yag besar jika wadahnya kecil; begitu juga wadah-wadah kemasyarakatan, maka perbesarlah.
Kama sutra menjadi benang hasrta cinta namun terkadang tindakan yang menyimpang menyebabkan kemunduran moral.
Tidak melakukan komunikasi, berpura-pura menjadi patung; aku hanya berpura-pura mati.
Aku tidak apa-apa; aku merasa telah baikan; aku tidak memerlukan pelukan; aku dan kamu sampah yang berbeda.
Kilat jiwa biru, kabut nuansa galauan jiwa menghitam.
Lalu mereka mengajak perdamaian dengan mengajukan proposal keamanan dan anti agresi; dimulai dari perompak yang harta karunnya tenggelam beserta uang sitaan dan polisi.
Kenyataan yang aku lihat terlalu singkat.
Monster merupakan bayangan manusia (Raksasa) akan dirinya sendiri, yang ia takuti, keramaian bersahaja merupakan bagian diri yang tertekan tak mau untuk mundur dan mau menang.
Akan aku buktikan bahwa kebijaksanaan adalah langkah awal menangani perselisihan.
Jangan berkata, “Siapa yang salah dan ia harus meminta maaf”; cerita bermuara dari sebuah tanda tanya maka tanda seru akan memperjelas.
Aku bingung akan kata, timbal balik; layaknya sebuah simbol pertanggung-jawaban yang terpaksa dan aku merasa aneh.
Jika karya hanya sebuah cerita ataupun berita, aku menjadi bahan atas prosesnya, kenikmatan yang ditakuti, menjadikan diriku penuh kedashyatan; terpikir untuk berpikir terbuang lagi.
Aku kembali menjadi aku yang dulu lagi (Pergulatan yang penuh ingkaran-lingkaran), satu rasa dengan dua nuansa yang berbeda, terpikir untuk kembalikan mimpi-mimpi yang vertigo.
Pemandangan akan estetika akan beragam seiring nyanyian kidung mesra, perubahan watak, maka dari itu manusia tidak sejajar dengan binatang dan tumbuhan, dan tidak bisa dibandingkan dengan alam.
Kehidupanku tidak pada saat mata terbuka tapi pada saat mata tertutup.
Entah ada apa, mengapa dan mencari apa dalam arak-arakan umat kepercayaan.
Mereka mencaci tentang apa yang aku lihat dan aku perlihatkan, namun yang mereka lihat hanya setetes dari embun dipagi hari dan setetes dari sir sumur ke-Aku-an yang ingin aku perlihatkan; jadi diam sejenak dan dengarkan.
Yang aku tahu, Malikat Jibril mempunyai tugas; tugas-Nya mengatur segala urusan Alam Dunia Bumi, Jibril dan aku....
Kaum beragama berkata, “Tuhan adalah hakim yang paling adil”; akhir dari penyebab benar adalah surga dan salah adalah neraka.
Malu itu, sebagian dari iman.
Ilmu yang berdasarkan dari dasar yang mengakar dari agama, yaitu: Jangan disembunyikan apalagi dirahasiakan; dosa.
Semua hal yang kau kerjakan untuk Tuhan dan demi Agama, maka pahalanya adalah surga; berlomba itu tidak seperti menggembalakan domba, dan lomba itu tidak diada-ada.
Pada dasarnya pelacur hanya mencari uang dan pencuri memcari uang, dan itu berlaku jika dan hanya jika; merupakan nilai balik dari suatu negara yang dikembalikan pada norma dan moral kemasyarakatan yang berlaku dari zaman dahulu (Sejarah) sampai sekarang dan lemahnya insan yang berperan kepada Iman.
Sejarah: kita tidak bisa mengubahnya, namum belajar darinya.
Kesengsaraan adalah proses daripada yang akan terjadi dan harapan kejadian selanjutnya; ia akan mengolah apa saja yang ada dan akan berkembang sesuai dengan keadaanya.
Tingkat keadaban dan kebiadaban ditentukan oleh adanya hukum, barang tentu hukum Agama telah mengatur rekayasa-rekayasa dan hukum yang lengkap itu mengikuti proses kebiadaban menuju adab diabad alam ini; hukum manusia tercipta dari kejadian-kejadian.
Fantasi merupakan kegeniusan masa depan.
Kode dan pengkodean (Angka dan aksara; warna ataupun apapun) pada awalnya merupakan jenis ilmu yang tidak masuk diakal, namun sekarang lain.
Umpan yang sempurna adalah perumpamaan yang mengumpamakan.
Aku bertahan disaat istirahat tiba, mereka yang menjijikan; air liur anjing, kotoran babi, kentut singa, menguapnya monyet-monyet, bicaranya beo dan para barbar yang memangsa cinta; sekolah, masa lalu penuh tawa dan canda.
Para pengikut terkadang terjebak.
Aku tidak keberatan menjadi pecundang jika aku salah mengartikan kata-kata.
Diikuti irama hanya untuk memancing jiwa maka auranya akan nampak, diangkat jiwanya kepada hal yang mengatakan, sehingga ia menjadi percaya.
Tak malukah kamu saat menjadi perasit di kehidupan ku.
Dewa-Dewi bertemu dibalai pertemuan dan duduk dimeja pertukaran, Mereka saling mengajukan persepsi tentang alam; maka dari itu, Manusia meyakini adanya pencipta, pemelihara, pengatur dan pemusnah.
Yang aku cari adalah kebenaran namun kepada apa aku harus punya pandangan tentang apa itu adil?.
Peramal meyakinkan kata-katanya melalui pembuktian yang tidak masuk diakal; karena itulah manusia terjebak kalimat perkataan orang yang pintar permainkan kata-kata pikiran.
Aku mengubah kehidupan karena pemikiran dan berturut-turut aku mengacak kejadian-kejadian lalu disampaikan pesanku melalui fantasi dan cerita ilmiah.
Yang ada dalam pengakuan imannya adalah agama yang ia anut, diantara gerak-geriknya ada kata-kata indah balutan awan putih, didalam hatinya yang bersih ada Tuhannya dan matanya menaruh rasa percaya.
Untuk sementara dunia ini tetap aman.
Awal kemunduran adalah akhir dari kemajuan.
Bunga bangsa adalah bunga kehidupan, penderitaan adalah awal dari kenikmatan, perubahan adalah pintu perbaikan dan cinta adalah sumber semuanya.
Keegoisan itu harus kau atur, guna kelebih-baikan; dan kesendirian harus dimamfaatkan.
Aku sudah lama disini menunggumu, sampai akhirnya aku berhalusinasi tentang aku dan kamu.
Wanita, aku tak tahu apakah kamu bertahan atau tertahan dirumah mu, yang aku tahu pasti ialah kau menangis dikamar mu.
Suara-suara akan membuat manusia lebih baik, suara apa pun itu.
Kata Raja: akan aku bawa kemakmuran untuk rakyat ku namun peperangan selalu mendampingi.
Setiap paginya manusia disuguhi intimidasi.
Kombinasikan mimpi mu agar kau tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Menyaksikan opera musikal bagaikan membangun istana di lautan.
Mulailah mata-mata kepalan tanah menjadi tanduk-tanduk monster, para manusia pembaca tercela yang bagaikan awan pekat menyusun hujan api, mereka yang bertanya tentang apa itu mati dan mati itu akan datang padamu pada waktunya nanti, jadi jangan tanya.
Untuk nusa, apa yang akan kamu lakukan? dan untuk bangsa, apa yang akan kamu berikan?.
Sederhana, bangsa ini bukan bangsa keturunan.
Aku yang 25 tahun dengan balita berumur 3 tahun, berkelahi dikarenakan ketidak-mengertian.
Hidup itu lebih baik dari mimpi-mimpi.
Kapan kau mau mengerti dan mencoba untuk berpikir pintar?.
Selepas kapas terbang karena tiupan, selepas roh kodok bebas karena mati dan roh nya entah kemana, aku muram di udara (Penepis) tak bertepi.
Disela pembicaraan para Dokter dikantin Rumah sakit, “Aku bertaruh orang yang terbaring dikamar C-05 itu akan bertahan hidup, namun tidak lama”, ujar Dokter yang menangani si pasien.
Sedia-kalanya jangan berbicara dengan ku melalui proses dan terlalu mendalam.
Lama aku nanti, 6 jam disebuah asa, jikalau Tuhan izinkan.
Kesadaran anak kecil lebih besar karena ia sadar dan tahu mana yang disebut ketidak-sadaran secara alami dan cepat.
Kau satu untuk ku; sejak kau putuskan tali harapanku, luka dihati ku semakin dalam dan sering terasa perih menyebalkan.
Kelebihan ku, perkataan ku selalu benar; untuk ku.
Menurut pendapat mu, apa yang aku rasakan?; kepekaan adalah rasa yang harus diolah.
Yang membedakan manusia dengan Tuhan adalah manusia itu banyak sedangkan Tuhan hanya satu namun keberadaanya melebihi jumlah manusia.
Sebenarnya yang mereka cari dalam agama bukan Tuhan tetapi perselisihan; maka mereka adalah kaum penganut Tuhan dengan cara mempersulit proses yang Sederhana, karena agama (hubungan manusia dengan Tuhan dan sebaliknya) pada dasarnya tidak menyusahkan penganut-Nya, dan janji Tuhan akan ditepati-Nya.
Kecintaan Tuhan kepada umatnya melebihi kecintaan menusia pada uang.
Yang kita lihat adalah kebohongan dan yang kita rasakaan adalah kejujuran; lubang mitos yang besar dan dibesar-besarkan.
Manusia ber-Tuhan karena akalnya.
Manusia beragama karena kebutuhan spritualnya.
Apabila manusia meyakini keberadaan gaib, maka ia meyakini adanya Tuhan.
Tidak sia-sia keajaiban diadakan.
Saat ini, aku bermuka merah dan kepalaku bertanduk dua dikiri dan dikanan layaknya sapi betina.
Mereka-reka adalah bagian pembutuhan kepercayaan.
Matanya melotot seakan-akan ada sendok dibola matanya; ia marah, ia benci dan semua itu bergabung dalam nafsu ingin membunuh.
Aku tak tahu ia wanita ataupun pria, kalaupun aku tahu tak akan pernah aku akui.
Manusia harus bisa membedakan kata tidur dan istirahat, karena akan berbeda makna jika kata-kata itu ditambahkan kata panjang diakhir pembacaan.
Tuhan mengadakan nama-Nya diantara manusia-manusia untuk kesempurnaan-Nya.
Jika populasi wanita banyak tentu saja anak-anak pun akan banyak pula, lalu akankah para lelaki memakai lagi kalimat, “Wanita dan anak-anak harus didahulukan?”.
Beban dan beban yang aku dapatkan dari sini dan dari sana.
Budak cinta yang terpenjara ataupun telah bebas pada akhirnya menangis.
Manusia dampingilah aku sebagai saksi pada saat aku membacakan kitab suci yang tidak hanya aku bawa ini.
Manusia hidup berdampingan telah berjuta-juta tahun yang lalu maka saling membutuhkan; maafkanlah aku.
Baru 1 hari menjadi manusia, ia telah memberi warna; apa pun warnanya itu, ia telah masuk tatanan dunia secara permanen.
Jika manusia telanjang tanpa disadari maka ia akan malu, tapi jika manusia telanjang dengan disadari maka ia akan hina.
Ia harapkan perkataan dan kedatangan ku bukan merupakan sesuatu yang berarti.
Canggih adalah mengubah data menjadi informasi dan mengubah informasi menjadi data.
Dengan kata lain, Tuhan telah memberikan silabus pada kitab suci-Nya.
Dengan kehati-hatian saat berjalan, maka kesalahan pun akan berkurang.
Jika anda mencari sesutu yang gaib, jangan terlampau jauh; hati.
Aku bertemu dengan para sahabat tapi selama 30 tahun aku memandang dengan kasat mata; disini, 30 menit waktu berlalu, aku seperti orang dewasa.
Saat aku berada dibawah angin aku pasrah dan berserah, tapi saat aku berada diatas angin semuanya terserah aku; bisikan hati mengucap, “Sampai kapan pun manusia tidak akan pernah bisa mengatur angin”.
Para pembaca, apakah anda ber-Tuhan?.
Sesungguhnya mahluk hidup yang selain manusia tidak akan pernah bisa mengharumkan penciuman manusia; diakhir zaman akan bermunculan kenyataan yang dulunya dianggap khayalan semata.
Imajinasi bukanlah imitasi pepohonan ataupun sari-sari buah-buahan melainkan sistem yang berperan dalam siklus secara menyeluruh, tanpa meniadakan hal-hal yang tak terhingga.
Percayalah pada ku, aku mempercayai mu juga; maka jangan berdebat lagi; titik demi titik menyatu, titik membuat garis-garis dan garis-garis itu bisa disatukan.
Proses penyempurnaan dengan pendewasaan dan proses pendewasaan melalui tahap demi tahap; maka kesabaran dengan melihat pengalaman dan menjadikannya menjadi suatu pembelajaran dapat digunakan sebagai modal.
Diantara dimensi yang ada, imajinasiku menyusun rangkaian tempat, hanya saja ini bukan masa kejayaan ku.
Ada kalanya bertahan pun merupakan hal yang patut dibanggakan, karena itu berjuanglah, karena aku yakin apa yang dimulai akhirnya akan berakhir juga, karena ini hanya sebuah siklus dunia yang tidak dapat manusia tolak dan manusia atur.
Sesempurna apa pun manusia, tetap saja yang menciptakannya yang lebih sempurna; aku menuju kesempurnaan Pencipta, aku mengarah pada Pemeliharaan dan aku akan meminta Pemusnahan yang abadi.
Sederhana, kenapa sehari itu sama dengan 24 jam tidak 32 jam ataupun 8 jam saja; maka buatlah senjata untuk menghancurkan sistem astronomi sehingga setahun itu tinggal 7 bulan saja; setidaknya kamu bingung karena akalmu bukan hanya hiasan saja.
Semua ini telah diatur bukan?!, maka akan datang waktu mati itu, kematian yang tak bisa diubah jadwalnya Malaikat pencabut nyawa; jadi percuma manusia punya kata “Keberuntungan”.
Untuk keberlangsungan dunia maka eksistensi manusia perlu diperhatikankan agar terkendali.
Urusan agama, ini urusan ku dengan Tuhan ku; urusan dunia, ini antara aku dengan alam; urusan aku dengan norma, ini urusan ku dengan ke-normal-an ku.
Antara dunia mahluk hidup dan dunia mahluk mati ada sebuah titik ataupun lubang, yang dimana hanya kecepatan dua dimensi yang bisa menyebrang kesana; mimpi.
Aku kehilangan kesadaran ku; karena aku benci rasa sadar ini; bila aku putar-balikkan akan terasa lebih mudah, iya... layaknya hukum gravitasi.
Seandainya manusia menyatu dengan alam maka akan mendapatkan nilai tambah.
Kejanggalan harus diselesaikan dengan memperdulikannya.
Wanita lebih jahat daripada pria, ia menyebutkan sebuah nama lalu menghilangkan maknanya, ia menaruh para pria untuk memberi arti pada apa yang dilihatnya.
Wanita, sebaik apa pun engkau tak akan pernah lebih dari baik dari seorang Ibu.
Bila panggung telah menjadi milik ku, maka keberadaannya tidak akan lama; aku, suara, gitar serta sihir mabuk (Ketidak-sadaran).
“Jika pria memang lebih baik, lalu kenapa kalian masih saja mengharapkan seorang bayi dari rahimku”, ujar wanita.
Sejahat apa pun aku, aku hanya tak mau dibunuh, itu saja.
Aku yakin dengan bertahan pun manusia dapat menghasilkan sesuatu.
Jangan bohongi aku dengan ayat mu, jangan suruh aku berargumentasi, jangan pakasa aku dengarkan arti bahasa; ia menunggu ku meminta maaf.
Jangan meminta maaf jika ingin dimaafkan oleh-Nya, karena aku bukan Tuhan mu.
Mereka mengadu pada ku, tentang apa itu yang namanya hidup; mereka memaki kepadaku, tentang kehidupan; mereka tertawa bersama ku saat hidup; mereka rasakan tekanan saat hidup; kehidupan yang hidup, mereka anggap bersama ku lebih hidup.
Tuhan tidak sempurna jika tidak menciptakan ku, dan aku tak akan pernah sempurna bila aku tidak kematian.
Anak lelaki dengan mainan pedang-pedangannya, layak ingatan ku gambarkan peperangan; anak perempuan dengan boneka-bonekanya, layak ingatkan aku akan kasih sayang seorang Ibu.
Mereka pun marah, karena dikatakan sesat; aku pun demikian.
Sehari tidak ada masalah, rasanya bukan hidup.
Manusia berkembang seiring pemikirannya.
Karma kadang mengada-ada; bak cerita yang tertutup mati karena hati berbisik, “Jangan berkata”.
Ia kehilangan akal seiring nafsunya menerawang.
Apa namanya kalau bukan kutukan.
Lelaki, kau harus punya wanita berbadan kekar, berwajah sangar namun berhati sayang; bilamana kau naik gunung, aku yakin perlindungannya layaknya seorang Ibu.
Aku pernah mencoba bunuh diri waktu kecil dulu; bahkan sering, diwaktu sekarang.
Aku sudah mengatakan bahwa wanita paling menyusahkan.
Orang pelit ketakutan saat melihat pengemis meminta uang.
Aku tak ingin semua yang aku minum dan aku makan rasanya hambar;.... dan aku tak ingin hidup ini rasanya hampa.
Bukan berarti bila aku sudah tidak perawan lagi, lantas kau tidak menyukaiku.
Jika anak kecil bisa bunuh diri?, harus kah kita?!.
Manusia itu memang punya hati, akal dan lain-lain, tapi terkadang semuanya hilang karena nafsu amarah.
Manusia itu punya eksistensi dalam dimensi, yang menuntun dan menuju pada ke-konsistenan-nya.
Dimensi suara dan dimensi cahaya berbeda, jadi eksistensinya pun lain, aku yakin suatu saat ada titik temunya.
Semuanya akan baik-baik saja, ketika manusia tidak memperdulikan lubang dimensi.
Aku menunggu kenyataan itu datang, dengan harapan-harapan yang tidak masuk diakal.
Singkat kata; dunia ini seperti rel kereta api.
Didalam hati ku ada lubang ataupun celah-celah, tapi tahukah anda kalau aku andaikan ini seperti sumur, yang tanahnya lapuk dan kedalamannya yang terkadang dangkal; ini yang aku rasa; meskipun anda tak mau tahu, aku bisa mengetahui anda.
Puisi lembut aku buatkan kepada bulan yang berada dalam kemalaman, kepada rumah yang kelam, kepada orang tua yang kedalaman; Bulan, aku rindukan senyuman mu saat aku melihatmu digenteng-genteng rumah; yang orang tua ku tunjukan kepadaku tentang apa itu cahaya terang.
Aku sendirian, sendiri berjalan, hanya roda-roda yang menatapku seakan berkata, “Kau sendirian, wajar”; bersama mimpi aku telan, bersama harapan aku muntah, bersama kenyataan aku muak; aku berjalan sendirian setelah berkelahi dengan waktu.
Brengsek, hanya obat penahan rasa sakit yang dokter buat; ....kenapa tidak obat penghilang rasa sakit.
Psikiater ku, akan bicara tentang aku, bukan tentang dia; suatu waktu ia mengucap kalimat, “Aku cinta pada mu”; pasiennya terhentak dan bisikan hati berkata, “Kau mencintai kehidupanku (Tindakan, ucapan, sikap, sifat = semua yang aku benci)”.
Keseringan bermain, kesuh-kesah pun akan bertambah dan kalian adalah kaum pemarah.
Aku tidak bangga dengan aku.
Firaun pun mengakui Tuhannya Nabi adalah Tuhan yang sebenarnya, setelah Firaun kalah dimedan perang; jadi haruskah kita berperang?.
Kidung menjadi pemanis orang kulit hitam.
Sistem yang dibuat oleh perbankan, kebanyakkan untuk kenyamanan uang bukan kenyamanan nasabah.
Tertunda pekerjaan ku, karena kalian kaum musyrik.
Para pecinta cinta, melambangkan dirinya Dewa-Dewi yang mabuk arak.
Sperma lambang keperkasaan.
Burung-burung terbang dikepala pemimpin bangsa; dari itu semua negara melambangkan burung sebagai bagian dari negaranya.
Ke-egois-an adalah merupakan anugerah terbesar Tuhan kepada manusia, khususnya para seniman.
Kalian pikir dengan berkata, “Bla, Bla, Bla”.
Kalian, sama sekali tidak membantuku berpikir, apalagi bertindak; aku terbuat dari pahatan besi kuningan.
Seraya permintaaan maafnya dimulai, kesabarannya pun mengalahkan ke-egois-annya.
Wacana dan hanya wacana yang menjadi perdebatan; sedangkan berita hanya berita yang tertutup berita.
Untuk menghilangkan rasa sepinya terhadap lawan jenis ataupun sesama jenis, manusia melakukan mastrurbasi.
Ia marah, urat sarafnya tegang; musik pun ia haramkan.
Kunjungan hanya untuk sekedar mengingat masa lalu dan rindu akan kenangan; pemakaman, semuanya sepi terasa dan hampa didada; aku rindu.
Dunia akan lebih baik jika aku tidak diciptakan-Nya.
Luar angkasa adalah bagian dari alam semesta.
Ingat, keikut-sertaan mu bisa berdampak positif dan negatif.
Sebenarnya, aku ini cacingan.
Aku pernah bercinta dengan sesama jenis, lalu aku melihat tayangan film biru; apa yang aku alami, aku ingin kembali normal; tahapan normalku menuju masturbasi.
Aku mendapatkan undangan pernikahan; apa yang aku harapkan, jangan sampai terbayang.
Apa jadinya, jika ilmu yang aku dapatkan menghasilkan penyakit; dan apa jadinya jika riset yang aku lakukan hanya menghasilkan analisa air mata.
Epik karangan pikirannya mengubah perumpamaan kaum animisme.
Ode perih; kau buatkan aku terisi dan aku buatkan mu mengerti.
Masyarakat pinggiran kota belum terbebas seperti masyarakat kota; elegi sendawa penyakit perut sakit.
Didepan patung Budha, akan aku buatkan epigram tentang apa itu mitos.
Kemasyarakatan, alam, kematian dan agama; hampir tak jauh beda dengan rasa iba memandang dunia dengan cara paksa.
Drama lebih baik daripada sex.
Suku-suku bangsa yang primitif masih saja memikirkan kematian.
Jeritan bayi merupakan prolog kehidupan.
Aku lebih sering melakukan monolog daripada dialog, namun pada akhirnya aku bernyanyi bersama perasan ku.
Aku sering berpikir bahwa orang yang suka melakukan balas dendam adalah orang jahat.
Semua penyakit itu berbentuk, ada yang terlihat dan ada juga yang tidak terlihat, tak beda jauh dengan obat.
Kalau kau merasa tidak beruntung, maka jangan paksakan kehendak mu.
Aku menyukai betis kaki perempuan yang terawat.
Buatlah mimpi dengan pikiran mu.
Sex memang pantas untuk dijual.
Yang mati, iya, sudahlah mati.
Apa artinya aku, jika kamu menganggapku tidak ada; cemburu.
Para ahli membuat peta untuk membuat jalan para pejalan, para teknisi membuat jalan guna kenyamanan pejalan dan para pejalan membuat pekerjaan para ahli-ahli.
Secara tak disadari masyarakat telah membuat kesalahan, karena yang namanya budaya berkonotasi positif.
Izinkan aku membakar sebagian tubuhku; cermin di dinding.
Guru pun, hanya terseyum, kala aku bisa terbang.
Para penghuni terakhir berdiam diri dihatiku, aku sebut ia si putih dan si hitam (meskipun hanya 1); ia Sang Diktaktor.
Penjaga hati akan mengungkap cerita melalui derita.
Ambillah tanah hitam itu, lihatlah, perhatikanlah dan pikirkanlah; ada kehidupan bukan?.
Bunga mekar seiring embun pagi datang; aku terhanyut diantara jendela kamar yang disinari matahari; sepasang burung berkicau tak jauh beda dengan makian ku terhadap mimpi.
Aku akan menghitamkan dunia, aku akan putihkan dunia; aku dua sisi mengilhami warna abu tua.
Sebelumnya, para dokter tidak mengetahui bahwa air liur dapat membawa virus (Penyakit).
Obat-obatan tinggal hiasan di laci-laci ranjang, pena tinggal senjata berkarat di meja tak bertuan, lampu 25 watt tak akan pernah mati untuk 6 bulan kedepan dan aku hanya meratapi api di sebelah rumah.
Bersama air susu, sekeluarga ada tawa di pekebunan yang sederhana, perempuan dengan gaun merah muda iringi langkah sapi-sapi; aku sang pelukis yang tidak diundang.
Ikuitilah arus air, tapi jangan sampai kau mabuk lautan.
Kalau benar Tuhan itu sedang memperhatikan ku, Tunjukanlah rasa sayang Mu pada hamba-Mu ini.
Orang pintar, akan terus belajar.
Cih, aku tidak akan pernah bersekutu dengan Setan; aku tak akan mengatakan dosa dengan cara mengatakan sesuatu yang belum terjadi (Fitnah); Setan kasak-kusuk mencari kesalahan.
Aku berani melakukannya, meskipun didepan orang banyak, tapi aku tak sanggup mendengarkan gosip-gosip yang akan berdatangan nanti; isu.
Entahlah, terkadang aku seperti dipaksa melangkah saat badan ku belum berdiri tegak; aku akan menatap kedepan meskipun aku rasakan ini hanya jebakan, semata-mata alam melihatku dan memilihku.
Sesungguhnya arti cinta itu bukan hanya perasaan yang penting, tetapi perlakuan.
Orang yang prefectsionis adalah orang yang terencana.
Waktu kecil dulu, aku mempunyai cita-cita dan banyak rencana.
Dasar binatang, saudara ku ingin menggauli ku.
Karena berbagai kehidupan tidak pernah sama, maka aku terjemahkan lewat gerakan-gerakan.
Rasa sakit ini seperti satu sisi yang terbuka dan berlubang menganga.
Manusia akan terhentak dari rasa ketidak-percayaannya; Dia yang mencinta, buatkan mimpi, aku mimpi disaat mata terbuka dan menggugah aku dengan lidah.
Aku masih baru menjadi manusia mulia.
Manusia mempunyai sifat dan sikap, sikap itu buatan dan sifat itu alami; sebenarnya kelebihan manusia adalah mengetahui yang mana sifat dan yang mana sikap, maka rasakan, pikirkan dan bedakan.
Kalaupun Tuhan bisa memaafkan, kenapa aku sebagai manusia tidak bisa memaafkan.
Aku harap ini bukanlah mimpi, meskipun aku tahu ini bukan mimpi dan aku harap ini tidak berakhir.
Aku menanti batang hidung temanku, sebenarnya aku seperti permainan sepak bola; aku adalah perhitungan yang dapat diandalkan.
Lihat, semua dosa bersumber diperempuan.
Aku manusia yang gagal, dan kegagalan ini tidak hanya satu.
Pura-pura bukan merupakan bentuk seni tapi salah satu dasar menghargai orang lain.
Masa-masa tersulitku adalah tidak bisa membedakan hal yang satu dengan yang lain bukan dikarenakan aku buta, melainkan aku bodoh dan tolol.
Apa bedanya kesalahan dengan idiot?.
Tuhan buat penyakit dan pengobatan, dan bagi-Nya tak ada yang mustahil, seperti halnya warna; jadi apakah penyakitku ini berwarna abu-abu?.
Tumbuh kembangnya pemikiran ku tak jauh dengan dukungan para penghujat.
Khafilah menganggap hidup ini sebagai proses.
Karena hidup ku sudah tidak berarti, maka aku akan berjuang untuk hidup hanya untuk orang lain.
Aku menyayangi mereka; mengunggu mata menutup dan berkembangnya mimpi-mimpi, aku disela deringan telepon.
Keyakinan akan kedatangan hari kematian bagi ku, akan aku tetapkan sebagai hari yang akan aku cerita hari ini.
Para psikofat menyukai ketegangan yang bercampur rasa haru, yang pada akhirnya akan membentuk tangisan kekecewaan.
Sebenarnya cinta itu turunan rasa dari kasih sayang Sang Pencipta terhadap umat-Nya.
Yang relevan dalam bertahan hidup adalah pencarian sumber daya oleh para manusia.
Mendung adalah menunggu mendukung.
Kalau memang jiwa ini beragam, maka aku salut pada Tuhan akan keragaman yang tak terhingga.
Saat Ayah ku berpenyakit, Ia menjadi pelit.
Pria hanya hiasan bagi wanita cantik, dan sebaliknya.
Para penakut tidak akan pernah ragu melakukan konpirasi.
Orang-orang tidak memahami mu dikarenakan buruknya sosialisasi.
Manusia melihat bintang-bintang, kebanyakan dari mereka bukannya mempelajari tapi berharap lebih.
Sebenarnya kalau di rumahmu tidak ada siapa pun, berarti Ada rumahmu bermasalah, responlah hal itu.
Diawal Bulan Mei aku sering melihat mahluk gaib.
Melihatku dari sisi kedalaman ibaratkan kau bergaul dengan kegilaan.
Seorang seniman pasti seorang ilmuwan, tapi seorang ilmuwan belum tentu seorang seniman.
Pada waktunya nanti orang-orang ingin dan berkeinginan meminum air seni ku dan merebus jantung ku.
Aku tak tahu, kenapa semuanya berjalan sempurna, bagi-Nya; apakah ini rencana ketelitian manusia atau rencana kedetailan Tuhan.
Aku tak mau hidup ku kalah ataupun menyerah pada saat kehidupan ku ditengah-tengah, tapi aku hanya manusia biasa yang tak tahu mana awal dan mana akhir.
Karena manusia punya akal dan punya hati, maka seharusnya ia berpikir dengan 2 keunggulannya itu.
Tersebut 2 hal yang layak manusia dapatkan saat ia dilahirkan, yaitu: air dan pakaian, sedangkan makanan, ia harus mencari sendiri.
Kenapa aku menderita, karena setelah aku hitung-hitung aku tak tahu apa salah dan dosa yang ku perbuat; manusia harus mempunyai pegangan.
Seharusnya rasa malu tidak tumbuh dan berkembang dengan cepat, sehingga ketakutan akan hilang seiring bayang-bayang.
Lihat, kau tak melihatnya; dengar, kau tak mendengarkannya; hisap, kau akan merasakan kehadirannya.
Aku diuji sebagai orang terpuji.
Aku merasakan semu pada saat semua yang aku lihat seperti semut-semut di Tv; perih, perih dan tertekan.
Karena aku yang berbuat mengapa kalian mengharapkan lebih, ini adalah kehidupan ku yang bukan aku atur sendiri; Letak mengapa terkadang aku benci Tuhan.
Sebarkan penyakit dengan virus, para anak kecil menangisi kedua kakinya; tak akan sampai 2 bulan, katanya, “Bebas”.
Pencapaian manusia bukannya ketingkat awan, menyentuh benda-benda angkasa dan menaklukan gunung ataupun langit.
Milikilah aku, karena aku sumber dari segala sumber.
Sebenarnya keramah-tamahan seperti sosialisasi di taman surga, apa yang aku cari akan mencair seperti gunung es di kutub utara, dan aku adalah pusat pergerakannya bintang-bintang; ibaratkan aku manusia terbuang, yang mengasing dan tak akan pernah merasakan kehidupan yang normal.
Sebagian orang berkeinginan mempunyai pasangan dan itu normal, tapi bila pasangan yang didapatnya tidak normal, apa yang dapat aku katakan pada mu.
Aku sering menguntai kata pada saat aku berbicara dengan hati.
Rabalah perasaan, agar kau pintar.
Aku yang awan akan menjadi naif saat aku meninggalkan kampung halaman.
Datanglah kekota ku dan rasakan aneka masakan dan makanannya.
Kawan, kejanggalan memacu aku kritis dan kau memaku ku dengan kalimat-kalimat kedewasaan.
Aku diingatkan tentang kawin paksa, dan aku melarangnya.
Bergugurnya Pahlawan Kemerdekaan, Pahlawan Kebebasan, Pahlawan Perjuangan, pahlawan Kemanusiaan dan Pahlawan Pendidikan; aku merinding; disini, ditanah ini, didarah ini, disperma ini, diaku ini, ada calon-calon penggantinya.
Karena Tuhan berada dimana-mana, maka Ia bisa Tidak dimana-mana.
Seburuk apa pun itu cinta, tetap ada sebuah kecupan mematikan.
Para penghuni rehabilitasi narkoba bernyanyi riang dalam kamar suram nan gelap, mereka buat syair, “Habis Gelap Tetaplah Gelap”.
Semua orang akan menjual segalanya hanya untuk mengintipnya saja, dan mereka akan takjub sehingga mereka yang frustasi tak mau mati; Planet diawal abad 31.
Penyesalan terkadang menjadikan pena menjadi rasa malu minta maaf.
Kehadiran mu memberi warna.
Aku yang broken home diculik oleh kesucian.
Para wanita menebar pesona dan memaksa pria meminum racun; para wanita pun menyadari bahwa orang yang paling mereka benci adalah wanita juga.
Bila dengki bukanlah syarat bergabung dengan Setan, maka Tuhan memperbolehkannya.
Koleksi kaum penyumbang adalah sertifikat dari pengakuan kaum miskin.
Masturbasi akan membantu mu.
Zionis; seperti apa, jangan dibayangkan; kenapa dilarang, jangan dibayangkan; semuanya telah terekam lewat gambar-gambar.
Saat ini, aku tak ingin berharap masuk surga, karena neraka pun sepertinya tidak.
Matahari akan menyuburkan semangat.
Ketakutan ku setengah mati apabila nanti semua hal yang aku lakukan dipertanyakan.
Orang menawarkan barang yang dijualnya dan orang-orang yang sekarang duduk digedung tinggi sebuah Bank menawarkan janji diatas panji yang akan ditepati namun diingkari.
Buatkan aku mimpi, buatkan aku kopi, buatkan aku nasi, dan bercintalah dengan ku.
Sebenarnya yang aku takuti adalah keinginan dari harapan-harapan ku, namun yang membuatku tetap hidup adalah harapan itu sendiri; naif-kah aku?.
Pada masanya yang akan datang, Tuhan tak berencana.
Aku adalah manusia terhebat yang pernah mati dan kalian akan bermimpi menjadi seperti aku, karena kalian merasa memiliki bagian ku; Revolusioner.
Lihat, para kaum agama menjadi bingung karena manusia ketakutan melihat fenomena kepercayaan.
Sebenarnya aku adalah aku; dan nista ku adalah nista ku, namun aku siap berbagi bahagia ini.
Ibu, “Rasakan kedua kakiku anak ku, dan jangan berharap surga daripada ku”.
Kalau benar renkarnasi itu ada, aku ingin mati dan hidup lagi.
Mereka ingin dipuja seperti Tuhan; kaum pecinta dunia.
Para pedagang membungkukkan punggungnya untuk mengundang rasa iba dompet makanan.
Jika kau seorang manusia maka dukunglah hak-hak manusia.
Tidak semua hiburan membuat mu tersenyum.
Air mata itu bagus untuk kesehatan.
Jangan berpihak pada yang menang tapi pada yang benar.
Praktis, manusia menginginkan surga, karena memang pada awalnya manusia sudah pernah kesana.
Kesadaran menjadi rangkaian perjalanan.
Setelah kau melihat semua yang ada di dunia pertama (Kenyataan) maka manusia akan beranjak menuju ke dunia kedua dikarenakan ketidak-puasannya, padahal pada saat tidak sadar manusia telah sampai ke dunia kedua.
Aku mengerti, ia menyatakan perang; saat parang-parang berwarna merah pekat dengan besi penuh karat yang terlihat berkilau; Poso.
Ingat, dimana ada tertawa pasti ada sedih yang penuh luka dan dimana ada negara kaya pasti ada negara yang sengsara bahkan kelaparan nan menyedihkan; Ethophia.
Manusia berusaha membuka diri biar maju dan manusia akan mengasingkan diri karena setelah ia maju, ia jadi belajar.
Setiap langkah ada jejaknya, maka manusia mulai mencari teori tentang sebab-akibat; apakah yang pertama harus sebab lalu akibat, atau harus akibat lalu sebab.
Demi uang, apa pun bisa terjadi.
Tuhan: “Sesungguhnya manusia diciptakan untuk sesuatu, sesuatu itu apa, carilah dan setelah kau tahu maka jawablah pertanyaan itu pada-Ku”.
Aku ini orang sakit, aku ini orang sehat; apa bedanya???.
Sudah seharusnya aku diberikan mimpi indah.
Kepemimpinan yang diktaktor akan membawa perubahan yang signifikan.
Saat ini, di alam ini, malam rasanya seperti mengucap, bulan seperti bernyawa dan dunia seperti menghindari ku.
Orang-orang akan mencariku dan menganggap aku ini sebagai seniman tak bernama; aku hanya tidak bertuan pada dunia yang terlalu eksotik bagi mereka-mereka yang munafik.
Aku akan berjanji, pada hari itu akan ada cahaya terang-benerang disatu titik pada ruang gelap, maka mimpi itu akan membuat mu terhentak seakan berbicara tentang berita dan wacana, sehingga sesungguhnya air mata itu adalah amal perbuatan.
Dengan keterpaksaan, manusia akan mengingat kembali kepedihan-kepedihan di masa lalu.
Trauma ini tak akan pernah mati.
Maka berhala itu mereka sebut seni; kafir modern.
Standarlisasi kesempurnaan dan kemulian itu hanya teori-teori yang tidak bisa menghalangi kematian.
Para ahli akan mendatangi dan menghakimi.
Menangislah, melihat kasih sayang yang alami, maka sesungguhnya itu akan abadi.
Orang pintar tak pernah memberikan jawaban, karena ia sendiri masih ragu dengan apa yang dikatakannya, namun ia membuat orang bodoh untuk berpikir seperti dirinya.
Lihat, gadis-gadis muda menari-nari di taman kota; apa yang ada dibalik senyum mereka?.
Setidaknya manusia berkhayal untuk terbang.
Kisah nyata adalah kenyataan yang dirasakan.
Sesungguhnya waktu mempunyai peranan besar tehadap kesuksesan.
Dan, kata terlambat pun hanya bualan guru-guru.
Kenapa?, apa aku terlihat tolol.
Jika hari ini aku tidak menghilang, aku takut aku akan lebih tidak waras.
Bukankah manusia menginginkan lebih.
Maka ia aku sebut pencabul.
Coba terka, apakah menurutmu aku ber-Tuhan?.
Mereka menginginkan aku bercinta dimalam hari, lalu mabuk dipagi hari, sehingga aku menari disiang harinya dan tak lama mereka berharap terjadi lagi.
Para pemahat akan berkelahi dengan para pelukis, karena mereka menginginkan objek yang sama, dan mereka adalah objek bagi para penulis.
Bercintalah denga istri ataupun suami mu, karena itu akan mencegahnya perpecahan.
Kedamaian yang sedetik akan mengalahkan peperangan yang berabad-abad.
Omongan pemabuk akan memancing perkelahian, bahkan pembunuhan.
Mereka berdiri dimeja-meja perundingan, bak seorang proklamator.
Kalau rasa lelah tidak diistirahatkan akan menghasilkan kemarahan dan kemarahan itu adalah penyakit dimasa mendatang.
Omongan orang sombong tidak akan pernah beraturan.
Kekompakan akan mengalahkan segalanya, tapi sebelumnya rasa ragu itu harus dihilangkan dahulu.
Beda ruang pasti beda pemikiran.
Hanya kesepian yang dapat membunuh ku.
Kalau kau tak mau menjadi pecundang, kau harus membunuh pecundang.
Membutuhkan uang untuk melakukan revolusi.
Kepiawaian dalam bersyair dapat diibaratkan bahwa pada saat ia sedang berbicara, ia seperti sedang menjual barang dagangannya.
Manusia normal takut masuk neraka.
Pernah aku alami, tak meyakini apapun.
Orang jatuh cinta seperti mendapatkan mukjizat.
Hidup itu hanya temporari tapi mati itu permanen.
Banyak manusia dalam mimpinya memimpikan bunuh diri.
Terkadang dunia memang kejam, sehingga membuat kita memandang sebelah mata.
Sewaktu-waktu keadilan bagai barang dagangan.
Kesempurnaan itu tidak didapatkan dari sebatang rokok.
Sungguh aku takjub, takala isteriku adalah seorang yang patut aku berikan kepercayaan yang sepenuhnya.
Beberapa tahun yang lalu dan yang akan datang, tetap hak asasi manusia akan menjadi kasus yang tak akan pernah diusut tuntas, karena mereka sangat menikmati kekejaman yang disertai pemerkosaan.
Yang berkata cantik itu bukan mulut melainkan hati.
Masalah kecil kalau tidak diselesaikan akan menjadi masalah besar dan bila hanya dibahas saja akan merembet ke masalah besar.
Kalaupun nanti aku masuk surga, aku tetap akan mabuk.
Aku mengambang didunia yang hampa, saat pikiran menerawang, jiwa ku pun menyentuh udara; sebenarnya aku sendiri tidak tahu apa yang aku inginkan.
Memandang jauh membuat manusia berkeinginan menuju kesana, sesungguhnya hanya manusia itu sendiri yang bisa melakukan, meskipun hati menuntun langkah kaki.
Keunikan membuat kekaguman pada pencipta karya tersebut.
Kidung menyatu dengan hujatan-hujatan.
Kekurangan ku lebih banyak menghasilkan uang daripada kelebihan ku yang sering mereka tertawakan; badut.
Sebelum aku mati, aku menginginkan kasur air dan kursi santai.
Gemerlap dunia malam membuat mata tak henti menatap agung, sehingga hati pun mabuk dibuatnya.
Lelaki menyukai wanita yang cantik dan baik hati, wanita menyukai lelaki yang menarik dan romantis, dan ditengah kata ‘Dan’ terdapat racun yang membuat mata rabun serta uang.
Sesungguhnya gombal adalah bagian yang mendasar dari romantis.
Pembangunan akan menyisakan reruntuhan kemunduran.
Aku lebih menyukai bukit daripada gunung.
Kegombalan merupakan hal yang paling memuakan karena yang melakukannya sedang bermain kata-kata dan janji merupakan kalimat yang dianggapnya menghibur saja.
Kasih sayangnya hadir apabila ada uang.
Seandainya benar bahwa rumah itu adalah surga, menurut ku rumah adalah neraka yang ingin berubah menjadi surga dan takdir tetaplah takdir.
Aku harap ini bukan mimpi dan mimpi ini tidak akan pernah berakhir.
Khayalan ku tidak akan pernah sesuai dengan kenyataan.
Untuk orang yang bisa membaca, menulislah dan untuk orang yang biasa menulis, bacalah.
Tahukah kau arti kata kesepian?; mungkin kah kesepian itu akan hidup setelah kesepian mematikan keramaian.
Jika benar dunia ini kejam, bicaralah dengan lantang dan bila dunia ini memang ramah maka jangan kau simpan dalam-dalam.
Aku melihat.
Orang yang perfectsionis itu adalah orang yang terencana dan rencana-rencana itu katanya untuk pegangan dan cenderung tidak spontan.
Aku seribu kali menghargai mu, saat kau menghargai ku.
Aku cinta ucapan, aku rindu kata-kata, aku ingin mencium bau kalimat hujatan, aku cinta suara mu dan aku tak akan pernah melupakan pesan singkat ini.
Sampai saat ini aku tidak habis pikir kenapa suster membenci pemabuk.
Kata bajingan hanya untuk wanita yang beranggapan cepat namun tidak tepat.
Proses kehidupan adalah menghitung harapan, demi harapan.
Setiap kehidupan ada input, proses dan output.
Aku ingin meyeimbangkan antara kecepatan cahaya dan kecepatan suara sehingga dihasilkan frekuensi dari gelombang-gelombang yang berbeda hingga menyatu, sehingga kesamaannya tak terhingga, seperti ruang dan waktu.
Tahu kah kau, bahwa apa yang aku isi ini hanya untuk bertahan saja, jadi aku tidak berharap menang dengan sisa-sisa; sesorang mengharap lebih baik agar baik.
Kontak antara manusia bisa dilakukan melalui hati dan hati ini sangat peka.
Yang dihasilkan dari senyawa kesensitifan adalah embun-embun kehidupan, yang akan membawa kearah yang lebih baik.
Sebenarnya, aku lebih menyukai mimpi daripada menjalani hidup.
Manusia yang mempunyai vokal akan dibungkam mulutnya itu tapi tidak dengan cara memotong lidahnya.
Pusing; kejiwaan merupakan kompeks dari satu negara.
Aku berada dipinggir pantai sore itu; teriakkan beban-beban mu sampai suara mu serak, sampai kau tidak merasa sesak; lihat, bintang diujung sana, terang seterang hati yang tidak akan pernah padam, rasakanlah, angin malam.
Bila kau tak bisa menangis dan teriak, hanya tersenyum; lemparkanlah koin keberuntunganmu, pertanda kau pernah berada disana; damai bukan?!.
Kedamaian didunia ini tidak abadi.
Jika benar manusia itu mahluk bebas, lalu mengapa kau merasa terkurung; lalu, buat apa Tuhan menciptakan Alkitab jika bukan untuk membatasi kebebasan; maka, Tuhan tidak menyukai manusia yang melampaui batas.
Sesungguhnya Tuhan punya maksud apa dengan menciptakanku?.
Aku akan terbang menuju angkasa raya, terbang seperti kebalikan dari jatuhnya komet, aku akan membuka lembaran hitam diatas gelap yang diselimuti kepalsuan, tiba disuatu masa, aku tidak akan bernama; buang celah bintang-bintang.
Dengarkan aku bicara, hubungkan telinga dengan hati, hubungkan hati dengan otak, sambungkan melalui sayaf dengan siklus tatapan; apa kau tak punya telinga?.
Menurut hukum yang diciptakan manusia, bahwa yang terjadi pada alam ini haruslah seimbang.
Aku ini adalah harapan; bukan manusia yang berikutnya tapi yang terakhir.
Aku akan membunuh apapun dan siapapun yang menghilangkan keutuhan ku.
Sebuah janji harus disepakati terlebih dahulu.
Kejatuhan ku tidak terjadi karena aku, tapi kejatuhan ku terjadi dengan sendirinya, karena aku yakin bahwa ini semua adalah sebuah proses.
Kehidupan sang pengobat sangat ngeri, sampai-sampai membuat pasien ngilu, maka tetapkanlah kesehatan mu.
Sedih seperti kripik, membeli kebahagiaan dengan membeli pandangan cinta.
Menyentuh berarti membeli; dan bila kau tersentuh, kau telah membayarnya.
Tunggulah kedatangan ku disurga dengan senyuman.
Kecantikan akan membuat orang lain sakit dan membuat dirinya sendiri nista.
Merupakan benang kusut bila maksud melakukan kejahatan tidak masuk akal.
Teori tentang kehidupan belum berakhir karena prosesnya pun masih berjalan.
Keyakinanku akan adanya kehidupan lain ditengah-tengah aku menjalankan kehidupanku sudah bulat adanya.
Apa mungkin ada planet yang kotak?.
Kegilaan dapat menyebabkan pembunuhan.
Banyak sekali yang ingin bercerita.
Tidur, jangan mengendus, maka kau pun menang.
Orang yang sedang jatuh cinta tidak akan pernah mampu menyadari kenyataan.
Cinta yang kudapatkan adalah mimpi buruk.
Saya pencinta sex; saya pecandu sex tapi saya tidak bisa bercinta dengan pelacur; saya tidak mau melakukan masturbasi maka jalan keluarnya saya harus mencari kekasih.
Keanehan akan menimbulkan tanya, padahal sebenarnya tanya yang ditimbulkan tidak akan menghilangkan keanehan.
Lalu kenapa Tuhan menciptakan Al-kitab jika bukan untuk membatasi kebebasan manusia, dan untuk apalagi Tuhan mengadakan mukjizat jika bukan untuk membuat manusia ber-Tuhan.
Para pelaku skandal, kalian menangis bahagia dihadapan Tuhan, namun Tuhan melihat seorang insan yang menangis sedih.
Seksi merupakan salah satu kebodohan wanita.
Seandainya hubungan antara orang tua dan anak seperti hubungan antara suami dan istri.
Bagaimana jika manusia itu berkata, “Tuhan, jika memang Engkau ada, maka cabutlah nyawa ku ini”, bukan, “Tuhan, aku ingin mati saja”.
Jakarta, Kupang dan Yogyakarta; aku tiadakan lautan, bintang dan aroma minuman dari darah anak rusa; seperti tuan berbaju merah.
Bayangkan, bila ibumu memberi makan dan minum, tapi pada saat engkau makan dan minum itu beliau menyuruh mu membayar atas apa yang engkau makan dan minum.
Aku benci dunia; bedakan dunia, rumah, taman dan kamar.
Kalau memang Tuhan itu Maha Adil, jadi dimana letak keadilan-Nya itu pada saat aku masih hidup didunia.
Barang tentu aku ini mengada-ada dan mereka bilang aku bimbang.
Aku benci ibu; mereka berkata bahwa ibuku seorang pelacur, aku berkelahi dengan mereka, dengan penuh benci.
Mungkin aku ber-Tuhan namun tidak beragama, dan mungkin mereka beragama tapi menduakan Tuhan.
Angin malam sering berkata, “Diam”, dalam hembusannya.
Berkilah; layaknya sinar matahari yang diperkirakan akan berhenti menyinari dunia (Tentang teori kiamat, sang pengada-ada).
Setan, memasuki ruang dan waktu dimana manusia berada, dan ia menjalankan tugasnya; ia membuat berhala untuk manusia, agar manusia tidak beragama; sekarang ini berhala menjadi sebuah agama, jadi tugas setan telah gagal.
Dunia khianati manusia dengan janji-janji.
Antara perasaan dan logika tidak akan pernah sejalan adanya.
Pada akhirnya hukum alam dan hukum agama akan saling bertentangan.
Peperangan adalah titik awal dari sebuah harapan.
Kejujuran, hanya sebuah keinginan hati yang galau dengan pemikiran yang tidak sejalan.
Keinginan yang terpendam adalah rekayasa dari hati yang trauma.
Seorang penjilat bisa menempatkan dirinya dimana saja.
Pencarian ku tidak sepenuhnya seperti yang dikatakan guru dan tidak sama dengan yang terdapat dengan yang kau dapatkan didalam buku; aku menitik-pusatkan pada kalbu, namun kadang terkurung nafsu.
Apa yang disebut rasional tetaplah rasional.
Jadi terlepas dari lilin-lilin padam, aku akan membakar rumah.
Kalian akan rugi, bila kalian tidak mengenal ku.
Sinergi kehati-hatian ku merupakan dasar dari estetika sosial manusia.
Kenyamanan yang kuperoleh tidak sepadan dengan kegalauan yang sudah aku dapatkan.
Mereka bercerita dan secara tidak langsung ceritanya mematikan mimpi-mimpi dan harapan ku; kau terjebak dalam alur ketidak-jelasan yang tak terhingga.
Aku pun akan senang, bila tidak mengenalmu.
Jika kau tidak membunuhku, aku akan bunuh diri.
Wanita, ceritamu basi.
Lelaki, ceritamu aneh.
Karena bentuk dunia bulat, maka tidak selamanya manusia akan mendaki.
Aku akan berada diketinggian.
Hari tidak lain hari terakhir.
Kendali merupakan bagian hati.
Hanya saja, aku ingin segera mati.
Apakah anda tahu azas ke-Tuhanan?.
Bayangkanlah yang terburuk untuk kebaikanmu.
Orang bodoh, mereka hanya mengapalkan kata, maka mereka tidak dapat memahami kalimat.
Memang sudah pada dasarnya perempuan itu detail.
Bayanganku akan surga telah aku hilangkan, karena aku takut; dan akan tidak asik bila ternyata surga itu adalah neraka.
Awan hitam, menjelma menjadi hujan; lalu awan putih akan menjelma menjadi apa?.
Rasa pamrih, seperti manusia membutuhkan rasa simpati dan iba.
Aku akan bertarung sampai mati.
Aku harap, semua orang yang mati, menikmati kematiannya.
Sebenarnya rasa matiku bukan dikarenakan lelah, lantas aku menyerah.
Prajurit; aku hanya ingin menyandar disaat aku terkapar.
Jika bersembunyi tidak menyelesaikan masalah, maka masalah itu harus disembunyikan.
Menuntut ilmu adalah kewajiban mu.
Buah pikir tak akan lari begitu saja; selama kita menjadi manusia yang terkurung dalam unsur keterbatasan dan keinginan pencapaian kesempurnaan yang tak terhingga, aku muak.
Dua hariku menutup buku.
Sesungguhnya aku mengecewakan diriku lewat apa-apa yang aku lakukan.
Kebodohanku tanpa batas, mengepal tak terkurung dan terjun bunuh diri.
Burung gagak hitam meminta makan, ia berbicara seperti ingin berkata, aku ikuti dan mati.
Menikmati hari tidak seperti menikmati es krim.
Dulu, aku tidak pernah berpikir, apa yang aku bawa setelah aku mati, tetapi apa yang aku tinggalkan setelah aku mati.
Tetap, aku benci novel-novel.
Kekejaman manusia, kekejaman perang, belas kasih agama, tawa resapan para pelukis dan borjuis, pujangga-pujangga mencicipi anggur dan satu buah cahaya lilin; siklus.
Ingatlah, kematianku tidak akan lama lagi datang.
Kehidupan ini memang memuakkan.
Dahulu aku sering beranggapan bahwa hidup ini penuh misteri, tapi kini hidup ini penuh fantasi.
Aku sering melihat senyuman kematian dan aku merasakan.
Akhiri diakhir bulan.
Karena keinginan, dunia manusia akan hancur, pengkhianatan merupakan alat penghancuran diri lebih dini.
Dalam perang agama, tidak akan ada yang menang dan tidak ada yang kalah, karena sesungguhnya agama-agama itu sendiri akan tetap hidup, namun orang-orang yang beragama itulah yang akan menghancurkan agamanya.
Aku, akan matiku, akan inginku; makin tak terkendali.
Jangan mempertanyakan kematian karena sesungguhnya kematian itu mempertanyakan dirimu.
Selama aku hidup banyak sekali aku melihat perkembangan dan perubahan, khususnya kaum ibu.
Analisis akan diriku, hanyalah sampah kata-kata.
Orang yang telah lama menjadi orang kaya hidupnya akan sederhana, tetapi bila orang yang baru kaya maka hidupnya akan poya-poya.
Hidup ini tidak sebatas mata memandang; pengagum seni.
Manusia adalah komoditi bagi manusia yang lainnya.
Terbagi atas beberapa unsur, yang diantaranya khilaf.
Aku menunggu dering telepon, sungguh menunggu.
Wanita yang eksentrik menandakan kepolosan dari kecantikan Tuhan.
Untuk apa aku punya agama?.
Dengan dasar yang dipunya manusia, manusia menjadi dewa-dewa yang menciptakan, memelihara dan menghancurkan.
Sesungguhnya kemurniaan itu membuat utuh.
Yakinlah, karena apa yang kau punya tidak semuanya kepunyaanmu, jadi kepemilikan hanya sebuah tempat peristirahatan.
Keyakinanku akan Tuhan berkurang.
Sebenarnya kehidupanku tak jauh beda dengan novel-novel yang kau baca.
Aku terjerumus dalam lubang ketiadaan yang tak terhingga.
Kreasiku mati karena pepatahmu.
Aku akan menjadi belati berkarat.
Keyakinan akan cinta tidak sebatas dengan apa yang dilihat, tapi jalan nalarnya pada apa yang dirasa.
Bila agama mencerminkan kehidupan, maka manusia harus bisa melihat kehidupan sebagai tindakan awal dari agama.
Mengapa manusia harus takut mati?.
Kebebasan dari kebobrokan akan membawa malapetaka yang panjang.
Sebenarnya misi manusia itu sederhana, ia harus mencari jalan pulang menuju rumah.
Berdiam diri, berpikir; mengilhami dan berdiri tegak; apa yang terjadi setelah anakmu hamil.
Dunia berputar dalam diameter tanpa batas, sekujur tubuh tertumpuk layaknya sampah, aku yang diklaim mengamati; kala marah datang, sertai hujan malam ini, Tuhan; aku diantara mereka-reka.
Menunda sesuatu yang menakutkan, menggetarkan dan kian hitam; langkahku terhambat, semangatku patah; mungkin aku hanya sebuah patung pajangan yang harganya murah dan penuh debu.
Surga diadakan oleh setiap agama, maka orang yang beragama tetap mempunyai kemungkinan untuk masuk surga.
Bagaimana aku bisa mendengarkan kebenaran bila semua kalimat yang aku dengar berisi kebohongan yang telah aku yakini sebelum kebenaran.
Dalam matinya manusia akan sendiri.
Sampah pun bisa menghasilkan uang untuk makan dan penyakit untuk mati, apalagi yang bukan sampah.
Kepada Yesus; sebenarnya kau bukan Tuhan.
Kepada Yesus; sebenarnya Tuhanmu adalah Tuhan yang sebenarnya.
Kepada Yesus; sayang, mereka tidak mendengarkan mu, jadi mereka itu mereka-reka tentang mu.
Nafsu; membakar habis seperti api dan yang tersisa hanyalah debu dan kumpulan asap-asap hitam kecil.
Jangan membuat agama lagi Tuhan, karena semua yang ada saat ini pada dasarnya baik dan bagus untuk manusia, hanya saja manusianya sendiri tidak.
Malam renungan penuh beban, aku ingin keluar dari rumah, hanya saja tidak perang dan tidak berjalan; aku nyalakan api dan aku taruh api itu dililin berwarna merah; wih..... damai.
Seperti mengucap, seperti mengurangi, seperti menambah; rangkaian kata mengandung makna dan arti; aku menyendiri.
Bukan hal yang mudah menghilang diperedaran.
Menikmati sabtu malam dengan tontonan yang menegangkan, alangkah terdengar langkah peri dan dobrakaan pintu surga.
Para filsafat kambuhan akan terbangun saat mendengar sajak-sajak.
Aku mengurungkan niat karena aku tidak sehina yang aku kira.
Rumah hanya membuat sesak, tidak seperti kamarku yang menjadi pajangan imajiner kepastian.
Diantara api pasti ada asap.
Suara-suara pemuda mabuk bersama gitar enam senarnya membuat nada-nada ditengah malam; buatkan kematian, aku yang sendiri dihadapan api lilin, hanya menyisakan angan tanpa batasan jiwa, aku melebur tak tersisa.
Mereka membuangku.
Biasakanlah membaca, apapun itu; seperti membuang sampah pada tempatnya.
Kesucian hanya tinggal tingkah laku dan bicara soal kesanggupan maka menyangkut mental.
Karena aku sering mabuk maka mereka menduga-duga saat aku tidak ada, aku dianggap tidak sadar.
Hidup seperti menyalakan sebuah rokok, hisap lalu nikmati; maka jangan tanyakan efeknya dan jangan datangi para dokter bertuah.
Percuma, mengatakan harapan-harapan telah mati bila pada kenyataannya aku masih bisa makan, minum dan tertawa.
Tidur dan terjaga; apa bedanya bila malam ini hanya malam tanpa kehangatan.
Mencari kerja seperti membuang uang.
Orang-orang mencari ketenangan, namun untuk mendapatkannya terkadang perlu merasakan ketegangan terlebih dahulu.
Cerita usang, cerita basi; karena sudah mengalami.
Tak bosannya manusia menggambar, untuk melukisan kisah-kisah setelah dan sebelum, pada saat lukisan itu dibuat.
Aku akan mati demimu, demimu aku mati.
Sudah semestinya aku mengenal orang tua.
Bagaikan kebodohan diantara orang-orang bodoh, kepolosan tiada tara dan sambungan kecepatan luar angkasa; seorang bintang laut.
Para kaum komunis menganggap agama sebagai racun dan beranggapan perang sebagai penawarnya.
Ketenangan tidak menandakan kemenangan.
Manusia hanya gudang penuh kebusukan disegala bidang yang ada.
Manusia mempunyai daya nalar yang berbeda-beda, namun semuanya dapat satu dan menyatu, dengan perubahan yang dilandaskan pada kelembutan dan keyakinan bukan oleh kekerasan.
Disaat kau dikhianati orang terdekatmu, maka orang yang dapat kau percaya adalah orang asing.
Apakah manusia harus membunuh manusia, agar dihormati.
Jika kau mengetahui sesuatu, katakanlah!.
Dimana ada manusia maka ada kepalsuan dan kebusukan.
Apakah aku manusia normal, jika aku berkata, “Saat hidup ingin mati dan saat mati ingin hidup”?.
Jika memang hidup ini tinggal dosa menunggu neraka dan do’a menunggu surga, timbangan apa yang dapat menimbang tiap helai rambut manusia yang berbeda-beda?.
Mulutku penuh busa, bahasaku tak tertata, kalbu yang sekiranya sederhana dan nyata, kini semuanya telah tiada dan tinggal cerita; oh panasnya Sang Surya, kini kau mulai bersandiwara dan aku mulai berkata, “Kenapa dan kenapa”.
Tuangkanlah imajinasi dalam ruang dan waktu dan dalam dimensi dan media; karena mungkin aku termasuk kaum kepercayaan, maka aku membutuhkan keyakinan yang rasional, radikal, logis dan akurat.
Dari seribu serdadu yang aku tanya tentang cerita peperang dan kehidupan, maka jawaban mereka sama dan merata; namun, kala aku bertanya pada satu serdadu yang berperang sendirian untuk kehidupannya yang lebih baik, maka jawabannya adalah seribu cerita.
Ketahuilah kelemahan, tapi jangan mencarinya.
Kesabaran berguna untuk ketepatan keinginan.
Kekasihku adalah wacana perdebatanku, kekasihku adalah wanita yang beropini; kekasihku adalah berdiri dengan sikap membangkang ketentuan agar ia tidak menurut pada apa yang telah ada sebelum ia ada.
Aku, kucing dan anjing; aku diantara keramainan yang tak akan pernah hilang.
Jiwa ini akan bertanya seiring raga akan mati; pada Tuhan.
Keramaian yang damai tak akan pernah kalian temukan; diantara kedamaian ada peperangan.
Para ahli fisika dan kimia akan bertanya pada waktu.
Para pemeran teater hanya membutuhkan ruang dan uang.
Pada akhirnya seni hanyalah sebuah alat pencapai kekuasan dan penciptaan kekuatan diri; disetiap ujung jalan yang ada, semua mata bersinar dengan fokus uang dan uang semata.
Untuk diingatkan dan disebarkan, bahwa Tuhan itu Ada didalam diri setiap manusia yang ber-Tuhan ataupun tidak ber-Tuhan.
Aku mimpi kiamat terjadi, sinonim kata yang pasti itu apa?.
Kesembuhan adalah kesempurnaan suatu penyakit dan kematian adalah kemulian dari suatu kehidupan.
Semua orang berhak mendapatkan ilmu pengetahuan, dan menyebarkan pengetahuan adalah sesuatu yang wajib; jika anda sekalian sekarang seorang guru, tentu dahulu anda seorang murid dulu.
Bayangkan jika kita tercipta seperti binatang, selayak apakah makna surga dan neraka yang ada dibenak kalian, seperti apakah seni cinta dan bercinta kalian; sungguh, sesungguhnya apa yang kalian lihat itu tidak semuanya dapat kalian dapatkan dan rasakan.
Bersyukurlah pada apa yang telah terjadi, karena yang terjadi, terjadilah!.
Saat aku berubah, maka orang disekitarku pun akan berubah.
Pada akhirnya aku kembali ke awal, kehidupan yang dulu, namun kini, aku merasa baru.
Akan aku bakar masa lalu, sebagai peristiwa; namun, akan aku kenang masa lalu, sebagai sebuah proses.
Yang membedakan manusia adalah cara dan bahasa.
Bahagiakan dan selamatkanlah aku, Tuhan; tunjukan padaku suara yang tajam dan pandangan yang terang.
Kini kelelahanku, akan mu, menuai hasil.
Dan benar, rasa sabar itu ada batasnya, namun bohong bila manusia itu tidak dapat dibeli, karena sesungguhnya harga diri adalah hanya formalitas saja, karena dalam arti ia hanya ingin dihargai.

No comments: