Wednesday, February 4, 2009

INDICATION part 1 (LOGIKA)

Mimpi yang busuk
Aku menyesak
Ada langkah dan bintang
Hey, binatang apa kabar mu ?
Alangkah sama aku dengan mu


Kita dianggap sama ataupun tidak saat Adam dan Hawa lahir bukan dari sisa-sisa  yang ada dibumi ataupun hasil dari sperma monyet, tapi dimana perkawinan dimulai
Siapa saksi ?
Siapa wali ?

Ya. . aku terbuat dari tanah
Aku yang sempurna Yang Mulia
Dimana kala Ia Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan, tapi saat ini aku menjadi Tuhan sendiri untuk hati dan rasa akan sebuah semangat.
Saat ini ia tak ada diruangan ini
Ruang dan waktu adalah gabungan dari uang

Siapa disana ?
Adakah kata ?
Apa saja ?!

Batas senja
Seperti .K.A.R.E.T.
Selalu .T.E.L.A.T.
Selayak .K..A.M.U.

Puisi sms
Kalau mereka bersikap bahwa hidup itu adil
Maka aku berkata tidak
Kalau mereka berkata ingin hidup lebih lama
Maka aku berharap aku cepat mati
Kalau mereka merasa tertawa dalam keramaian
Maka aku berarti sepi

Sambutan pertama
Ada kecoa dalam selimut, aku jadi takut
Ada ular tanpa kepala, aku jadi turun tangga
Ada sepenggal tanda tanya, aku sepekan membenci Tuhan
Percayakah kamu akan adanya Tuhan ?

Sambutan kedua
Allow, lagi ngapain ?
Siang aku bangun,
Merebah didepan Tv,
Ada secangkir susu kopi,
Benak berkata ini malam minggu,
Gimana udah menyusun acara belum ?

Sambutan ketiga
Aku diamkan jariku
Aku sabarkan anganku
Aku tak bertanya kenapa

Isak tangisku
Yang terdampar, cepatlah mati
Yang terhanyut, cepatlah mati
Yang mulia, aku ingin mati

Seri 2
Hanya asap belaka
Hanya mengigit sementara
Sadari aku sendiri

Terbunuh sepi

Tuhan bermandikan cahaya

Sepi aku sendiri
Ingin mati aku alami
Kenapa ?
Kenapa dan kenapa ?

Keluh kesah saat ini

Seutas tali dan aroma kotoran kuda

Kenapa harus aku
Percayakah kalian Tuhan itu menyayangi kalian, kafir sekalipun ?
Kita sama dan tak jauh beda dengan mereka, seperti mukjizat ataupun keajaiban yang aku percayai
Siapa aku ?, lalu kamu apa ?
Siapa kamu ?, ini adalah aku
Mengakui seperti dengki terhadap sesuatu yang relatif sementara
Ya, . . sementara ini aku menangis
Hanya pada inilah aku kini mengadu
Keluh kesah
Hey Tuhan tunjukan keberadaan Mu pada ku

Sajadah Ku
Ibuku bukan perawan lagi
Bapakku bukan seorang bujangan
Ibuku kini seorang pelacur
Bapakku jelas terpandang keruh

Tanya
Sepenggal kepala menyelimuti otak kecoa
Malang ia terbunuh oleh kaki-kaki yang menjijikkan
Hina aku rasa ukuran dalam keseimbangan (angka ataupun hitungan) seakan melangkahi senda gurao yang aku picu oleh suatu keinginan yang terbelengkalai
Rasa nyiut dari bekas luka aku rasa
Ya, tuli dikemudian hari

Yang terpandang rendah
Menatap dari ujung utara kota ini, diatas ketinggian 3000M dari atas laut
Aku kecil
Aku semut
Aku debu
Aku akui

Menatap dari jauh keatas langit malam ini diatas gedung tingkat 8
Aku tinggi diantara sesama
Aku muram melihat bintang
Aku besar melihat bawahan
Ya. . seperti Tuhan yang membuat aku yang terbulat
Aku mengakui, entah Ia

Indah dari ketukan
Suatu kutukan perdana
Suatu utusan pertama
Ada kunci dibalik telalis tua yang berkarat
Lama menanti surga
Cepat cahaya menaati neraka

Bersolek
Cantik
Jelek
Dan tak tampak seperti sebuah karya

Ada hati

Ada kasih

Ada perasaan

Mereka membagi ruang dengan uang
Mereka membagi waktu dengan uang
Mereka terbagi-bagi karena uang

Sebuah hitam dalam putih
Sebuah kata sempurna yang universal
Kita relatif sama dalam tatanan yang kurus yang tampak tak bermuka dan jelas terlihat dua dalam sebuah topeng-topeng masyarakat

Hey, . .teman mana janjimu
Hey, . .Tuhan tak beranggapan sama dengan mu

Apakah kita sama mempunyai sepatu ?
Apakah kita bersepatu sama ?
Aku bertanya, Hey ?

Roma
Biarkan sesak menyiasati yang terpedih dalam mata ada merica
Kini hanya mati dan sakit gigi, seraya kita gila bersama. Aku dihantui rasa sakit dada kanan
Seperti ini, seperti tak berarti
Seperti ini, seperti menyepi
Seperti ini, seperti aku elak

Bungkusan mayat upeti kita pada sang dewa
Utusan hati pada yang dicinta
Utusan benci untuk yang akan mati
Utuslah aku sebagai yang paling kalian benci

Tertawa bersahaja
Tetap sakit; “Sementara”, Dukun berkata

Aku tak mengubah
Ada umpan yang menjadi malapetaka bagi ikan
Aku seraya menjadi ikan diatas benang nilon orang-orang sabar
Menunggu yang akan datang
Berharap yang akan datang
Berdo’a meminta yang diharapkan

Sekali lagi

Dua kali lagi

Tiga kali lagi

Empat kali lagi

Kepada siapa, kawan ?
Katakan, kepada siapa lagi, kawan ?

Sabar
Sabar dan sabar
Aku tak ingin berkata kasar ketika bersabar

Cukup.

Jawaban sms
Naluri itu insting
Lebih alami lagi kalau akal dan hati
Akal dan hati hasil dari ilmu dan pengalaman

Beberapa diantara nya percaya
Yesus itu bukan nabi Isa
Yesus itu bukan Tuhan ataupun Anak Tuhan

Tuhan itu mempunyai keluarga ?
Apakah Tuhan itu mempunyai rumah ?, seperti kita

Yesus adalah Yahuza
Yahuza adalah murid dari nabi Isa, yang memberitahukan persembunyian nabi Isa ketika akan dibunuh oleh tentara Yahudi

Siapa menghianati siapa ?
Kenapa ?
Sekali lagi kenapa ?

Mereka percaya
Kamu ?
Berkacalah pada cermin yang tak retak ataupun pada air yang tak riak

Mereka percaya bahwa nabi Isa akan turun kebumi, lagi. Pada saat manusia tidak mengenal Tuhan

*Opini pertama menyatakan
Apakah nabi Isa akan muncul sebagai manusia ?
Atau apakah nanti ia muncul pada saat dunia akan menjelang kiamat ataupun Dajjal yang mereka percaya telah ada didunia ?
Lalu siapa Dajjal ?
Siapa penciptanya ?
Setan ?
Tuhan ?
Ataukah kita ?

*Opini kedua menyatakan
Apakah Yesus akan membuat agama baru ?
Apakah Yesus telah mempunyai anak dalam arti Tuhan telah mendapatkan seorang cucu ?

Ada banyak opsi akan opini
Tapi tetap yang banyak dikomsumsi adalah opium

Jadi layak kah kita bertanya mengapa dan kenapa ?

Aku bertanya, apa peran ku dalam hal ini ?
Siapa aku ?
Siapa kamu?
Memilih opini menjadikan kita dalam suatu blok yang berbeda

Percayakah kamu ?

Kata mereka Tuhan Maha Mematikan dan Tuhan Maha Menghidupkan pula

Percayakah manusia ?

Dan sebagian diantara mereka percaya

Krisis
Kepercayaan/Keyakinan
Sumber daya manusia/alam

Disini derai perceraian menampung semua aspek keadilan
Hina
Adakah namamu dalam arsip itu ?

Percayakah kamu akan keadilan ?
Dimana kita mendapat keadilan ?
Ketenangan ?
Kenyamanan ?

Didunia
Kedamaian tercipta karena peperangan
Peperangan tercipta karena persaingan
Persaingan tercipta karena kekuasaan
Kekuasaan tercipta karena keterbatasan
Keterbatasan tercipta karena keadilan
Keadilan tercipta kerena kepercayaan
Kepercayaan tercipta karena kemanusiaan
Kemanusiaan tercipta karena kedamaian

Kita semua dalam krisis
Termasuk aku sendiri
Kamu ?

Kita termasuk dalam alur
Kalau aku memberi saran, “Ikuti arus, jangan ombak”

=
Sama dengan
Kita sama
Lalu apa yang membedakan ?
Apa yang patut dibanggakan ?

Lihat aja
Wanita, “He . . he . . he . .”
Siangmu memanggil
Malammu memanggil
Subuhmu aku buat gigil

Jangan tanyakan pada ku, akupun bertanya
Mereka mabuk alkohol
Mereka tetap menganggap dirinya manusia, kadang pula binatang

Mereka mabuk surgawi
Mereka menganggap segala suci dan putih terkadang mereka menganggap dirinya Tuhan

Mereka mabuk duniawi
Mereka menganggap segala hal semata uang, kadang mereka menganggap dirinya anak dari ayahnya yang seorang Nabi dan ibunya Malaikat

Mereka yang mabuk surgawi menganggap mereka yang mabuk alkohol dan surgawi sebagai mereka yang akan masuk neraka
Mereka menganggap kami sebagai gabungan dari Setan dan Bintang

Lalu kami menganggap mereka seperti apa ?
Lalu selaku asap kami menganggap Tuhan sebagai apa ?
Siapakah mereka sebenarnya ?

Sesal dan sandal
Pernahkah kalian bertanya ?, pada waktu itu hujan tengah membasahi, yang sedang aku bahas adalah sebagian dari terang yang menutupi sebuah telaga yang mereka sembah
Ada sepasang sandal tapi disini aku hanya muram
Seperti kalian !
Tertawa, menjadi seliangan pengisi acara
Tv dan sekerumit masalah yang ada dihadapan kita, yang belum terhadapi

Rokok ini tidak enak ?!
Ingatkah aku akan apa yang aku agungkan
Hanya tangis yang aku rasakan, kini
Siapa yang aku cari waktu tiga tahun lalu, tepat pada saat ini

Senja, tinjulah muka ku
Tunjukkan murka mu
Senja, dimana kamu berada ?

Sayang aku tak dapat mendengar apa yang kalian bicarakan disaat aku tak ada, jauh disaat hina
Telinga kiriku sakit

Hanya gigi yang aku salahkan
Tekan, tekan dan tekan
Lama aku menekan, menahan sakit

Tembakau tunjukan cita rasa sejati
Tembakau, kau adalah cinta
Huh, bosan aku disini. Lebih baik aku tidur

Kenalkan, Ini karya
Hari ini
Semua telihat jelas
Tanpa kaca mata
Tanpa lensa

Di hari ini
Segalanya menjadi arti

Masalah (Aceh)
Ada wacana didepan mimbar ataupun sebuah layar berukuran 21 inch
Sebuah dukungan ataupun sumbangan
Ada manusia, pasti ada alam
Ini sebuah hukum alam, yang mengatas namakan karma yang karna
Sebuah wacana berkembang seiring dengan video-video amatir yang banyak menghasilkan uang
Pada saat yang kurang tepat, pada saat semua manusia terpana dengan cahaya

Siapa dari kalian yang menyangka ?
Siapa diantara kalian yang menulis ditembok kota bahwa kiamat telah datang ?
Siapa yang akan menyelamatkan ?
Siapa kalian ?

Ada sebuah pemikiran yang paling dangkal akan sebuah perbaikan yang mengalami perdalam, dimana semua menjadi kecil
Siapa yang besar ?

Ini kota Mekah kedua, kawan ?!
Ini negara Islam semua, kawan ?!
Kawah, oh kawan

Kita miskin
Akui saja !

Para demawan berdatangan, satu persatu dari mereka mempunyai permintaan
Sebuah acara besar diadakan, sebuah batu hitam pekat menyertai, hey ini bencana kita !
Sadarkah siapa mereka ?
Sadarkanlah aku !

Sebuah Islam Ortodok berkembang dengan pemikirannya yang sejalan, bahwa orang diluar Islam pasti mereka masuk neraka, ataupun pasti mereka kafir
Mengertikah kalian apa yang dia maksud ?
Ya, . . tidak jauh kemana sang macan mencari minum, tentu dia ada diantara mangsa dan sumber air yang mengalir
Lalu tanyakan apakah mereka kafir ?
Apakah mereka dermawan ?
Apa permintaan mereka itu ?

Hadirin sekalian, aku tidak mengerti kenapa aku lahir miskin, disini dan membawa agama

Pelangi hati yang suram
Diantara mereka menyewa
Diantara mereka mengadopsi
Diantara mereka dibaptis
Diantara mereka . . . . , mereka

Biar menuju curam sebuah jurang
Biar menuju suatu yang universal
Biar menuju sebuah teknologi yang sempurna
Biar menuju . . . ., apa yang dituju

Kapan aku besar
Perhatian terbesar
Kasih sayang termewah
Lindungan yang terjamin
Lingkungan yang bersih

Oh, . . engkau telah tiada

Larilah ke pundaknya
Tegangan dalam pencatatan
Sebuah etika dalam aku menjadi diragukan
Siapa aku ?
Kenapa aku yang dipilih ?

Oh, . . . aku jatuh cinta padamu
Aku tak bisa berhenti mencintai mu

Siapapun kamu ?!?

Kurang darah
Aku menjadi budak diatas tanduk
Aku menjadi lemah diatas darah
Pingsan . . . . .
Kenapa aku lemah sekali ?
“Lebih baik aku menangis di dalam sebuah toko”

Ini hanyalah opini
Kemana kita pergi, bersama sinar ataupun cahaya bahkan sekalipun tidak
Aku lihat langit yang hanya Tuhan ciptakan, hanya untuk dilihat !?
Berita yang hanya ada dalam Tv tiap 1 jamnya 5 menit menyebutkan, ada air di atas sana
Ada bayang ?
Ada bayangan ?

Aku bicara dengan binatang
Bintang, oh . . , mengapa kamu mengawasiku ?
Segila inikah aku saat ini !?
Sayang tak ada yang bisa aku lakukan ataupun aku kumpulkan wacana yang menjadi sumber dari semua yang basi dan hanya halusinasi
Para ahli berkomentar, “Halusinasi !”

Tapi inilah aku sebenarnya
Meskipun tanpa topi

Nyata
Mengakui bukanlah hal yang dengki
Menyalahi adalah menghakimi
Langkahi adalah hal yang menghinai
Kenai aku selayak kamu menyertai
Ada kamu saat itu

Biarkan aku terbang
Bersama awan putih yang aku kira Tuhan dalam bayang
Bersama kamu
Oh. . . denting piano

Aku bukan artis yang hanya bisa menggambarkan
Aku bukan penulis skenario yang hanya bisa mengajukan skip dalam kumpulan bait

Ini bebas
Kini bebas

Bullshit
Banyak cara mengungkapkan cinta
Banyak bahasa ‘tuk menyatukan perbedaan
Begitu pula Tuhan, banyak cara Tuhan ‘tuk membuat umatnya yakin kepada-Nya
Sabar dan jangan kata kasar dalam bersabar

Puisi langit
Aku bicara dengan binatang
Pada langit yang mengetahui sekujur rahasia ku
Sejuk alam bermandikan cahaya
Muram ku engkau telan
Hey bintang, dimana engkau pada saat siang ?
Ada biru dalam dada yang terasa dingin
Cekam kamu dengan celaku yang penuh noda
Ngilu aku rasa
Dentang jam bangkitkan sadarku akan lamunan yang engkau beri
Langit samakah engkau dengan manusia ?
Seperti aku yang tertutup air mata

Tembakan kesenangan
Beberapa diantara nya

Melengking menabur sukma

Meneriaki menyertai jiwa

Ada raga yang tertekan
Hentak

Aku harap ini hanya rasa, tapi apa yang bisa aku harapkan

Hilang dalam kejapan mata
Tertutup

Ini bukan bencana, ini bukan badai
Mana rencana ?
Mana, mana ?

Aku hanya bisa menenangkan tanpa bisa menyenangkan
Air mata yang suci, janganlah engkau mengalir deras

Tuhan, kau tak ada disampingku

Aku ingin melihat mu lagi
Semangat mu
Tertawa mu
Kebangkitan mu

Siap ?!

Tutup mata, tapi pedih nya
Mengalir air mataku, saat aku berbaring diatas rajang
Hanya kasur dan selimut yang menjadi saksi
Kecoa dan cecakpun memperhatikan ku
Ada rokok yang buatkan sementara ketenangan

Aku lari dari pundak kesedihan melalui mabuk yang agama larang
Aku tenang
Aku senang

Ingatkan kalian dengan senda gurou dan makian kakekmu ?
Atau kalian tak pernah bertemu dengan nya ?
Aku turut sedih ?

Rusuh
Aku kacau
Aku mengigau
Aku merancu
Aku baku

Ada botol berisikan racun
Pertama aku baca lalu aku bumbuhkan
Aku bukan seorang aktor yang terpaku
Permak aku tuangkan dan aku benci kalian semua

Sesal
Andai aku tak pernah tua
Sesal aku pernah mengalami puberlitas
Andai aku tak pernah dewasa
Sesal rokok yang tak enak, seakan sesak

Hanya dalam mimpiku
Aku Tuhannya aku
Hanya balon-balon udara yang tercipta dari buih-buih mimpi ku

Aku lari dan berlari
Sesuatu yang aku rasakan mengejar dalam mimpi

Ada bayangan yang hilangan
Dalam dada yang aku tekan
Dalam tubuh yang kian menghirup tambalan ozon

Aku mendengar kamu menghirupnya sangat dalam, uh sesak

Tolol, aku hanya diam saja saat manusia–manusia ciptaanku melubangi dadaku
Hanya bisa aku tambal saat ini, meskipun untuk sementara
Aku Tuhan yang egois

Aku tak butuh obat
Aku tak butuh mimpi
Aku tak butuh tidur
Aku sudah bermimpi dalam hari

Naluri
Aku menciumnya seperti anjing
Aku merabanya seperti semut yang saling memberi salam terhadap sesamanya

Aku ingin mencintai apa yang ada, seadanya saja

Sempurna, mereka membawa aku pergi

Jika kamu tak pernah melihatnya, kamu akan menyesalinya
Jika kamu tak pernah melakukan hal bodoh, kamu akan beranggapan kamu adalah dewa yang gila
Jika kamu tak mau mengalaminya, kamu aneh, sekali lagi aneh, jika dua kali tidak maka kalian manusia bodoh yang hanya berharap pada kesempatan yang tak ada

Hanya waktu
Tapi kapan waktunya ?

Ia terkapar
Ada tubuh yang menanti ajal
Ada sabetan pisau diperutnya

Ia terkapar
Hanya koin Rp 500 aku temukan
Aku lempar pada wanita berrambut pirang

Ya, . . malaikat pencabut nyawa dia tidak mengundangmu dalam pesta ini
Dia hanya mengundang malaikat yang bisa memainkan gitar

Jangan ia yang mati, aku saja

Ternyata kamu
Kamu yang mendengarkan lagu The Cranberries yang berjudul Linger
Kamu yang melantunkan ayat-ayat dari Al-qur’an
Pantas aku merindukanmu dan bertanya ada apa pada siapa saja

Kalian salah
Jika kalian anggap aku malaikat
Yang hanya bisa kalian harapkan
Yang hanya bisa kalian andalkan

Jika kalian anggap aku malaikat
Yang hanya bisa kalian mamfaatkan
Yang hanya bisa kalian salahkan

Kalian salah, aku bukan seorang malaikat

Kehilangan
Pernah kah kalian mencari Tuhan baru ?
Tuhan yang benar-benar baru ?
Bukan agamanya melainkan Tuhannya

Aku mendengar suara-suara
Aku melihat badan-badan
Aku merasakan pergerakan

Sampai pada suatu ketika pada saat kita mandi dengan suara yang nyaring kita bernyanyi dan melayani, lalu siapa diantara kalian yang sempat tergolek diantara dinginnya ?

Ada basi yang abadi
Ada cantik yang relatif
Ada mati yang masih hidup
Ada aku dalam sunyi mencekam bulan

Kucingku terlempar
Anjingku terbunuh
Burungku terlepas
Monyetku terracun

Aku menyendiri
Aku berasa menjadi manusia berjiwa 4, saat ini aku baik-baik saja (didepan mu), ha. . ha . . aku gila, sayang kamu tak merasakan hal yang sama saat kita saling membelakangi
Aku terbelakang
Aku terbelengkalai

Ada tawa memecah sunyi, sendiri
Sendiri lagi aku temukan inspirasi
Kebangkitan yang sempurna menjadi tak lama

Ada pesuruh
Semua dalam kamar menjadi sebuah makam

Haruskah kita main ataupun mencuci mata dalam keramaian ?
Apakah kita akan menemukan kesenangan ?
Seragamkah aku dengan pendapat mu ?

Meminta ampun, saat maut
Kini aku dalam kamar berukuran antara 0,75M X 0,25M
Meruak tanpa merusak badan dan sekeliling

Ada pendapat, lebih baik aku mabuk saja

Aku masuk dan memasuki
Ada gelap namun ada lubang-lubang cahaya

Beberapa orang suci melihat tenang kepada ku tapi adapula diantara mereka yang tertawa terbahak-bahak
Emang kamu siapa ?
Emang kamu siapanya aku ?

Aku kembali ke perapian dalam teras dingin dan biru
Aku dengar cerita tentang neraka yang katanya bukan tempat yang tepat bagi semua orang, tapi dimana kita tercipta berbeda dan meskipun sama dengan memaksa pasti kita sebagai manusia akan terlihat aneh dan duniapun akan terlihat mendekati kiamat

Beda itu indah
Beda itu yang membuat cantiknya suatu bangsa
Wajar bila sebagian dari diri kita masuk neraka dan sebagian lagi masuk surga
Mana yang kalian pilih ?
Mana yang cocok buat kalian ?
Sekarang kalian pilih mana ?

Apa kalian @Nj!n6
Ada manusia mengurung waktu
Ada binatang menyisakan makanannya
Ada tumbuhan yang sedang puasa
Ada kamu dan aku diantaranya

Perkosa
Dari mulai anak Adam ada sampai sekarang yang aku dengar kaum Adam memaksa kaum Hawa
Akui saja Adam kuat
Akui saja hawa lemah
Tidak, sekali lagi tidak

He. . he . .
Ada tawa dalam bungkusan paket ganja
Ada panik yang dibawa tenang dalam perjalanan
Ada wanita pasrah menawarkan, barter !?

Wow
Lelaki usang dibelokan jalan
Perempuan sial dijalanan sempit
Seorang paman tertawa terbahak melihatnya

Nenek berkata, “Itu mayat, nak ?”
Biarkan kehancuran memegang teguh sebab akibat
Janganlah kita magang diantara dosa
Kita selamatkan dan kita diselamatkan

Design
Terlalu ramai
Tak ada rasa damai
Aku harap ini bukan pasar
Aku harap

Kini sepi
Setelah berbulan dalam madu yang sesak
Setelah ratu turun dari tahta
Ada agama yang bernuansa

Senja dibatas waktu
Ya, . . sama dengan cinta yang engkau rayu

Wanita muda keluar dari gua
Ini masa purbakala lama yang eksotik

Mereka mengaku
Ada hakim
Ada wasit
Ada sakti
Ada bukti
Kalian semua 1/3 nya masuk neraka

Seniman dan budayawan yang telah berumur
Belakang gereja dalam sebuah gapura berwarna
Ada kabut
Beberapa aksara menggambarkan jiwa
Telanjang namun bermakna
Terlalu pugar melalui rongga telinga
Jiwa terkapar, terpahat dan dipanjang menjadi sesuatu yang tak akan terelakkan

Dalam atap yang tak pernah basah
Dalam dinding yang tak pernah retak
Ada jiwa yang rentang dengan asa yang tak terbaca
Pengharapan sejuta jiwa dalam ruang yang terkabul
Berkabut nan jelas
Sini, kesinilah

Putri cantik, lelaki gagah dan pak tua yang sombong

Celana dalam pemuda
Bau tak terurus
Basah tak tercuci
Busuk penuh ulat-ulat
Bangkai tak terberi makanan

Yah, disana telepon umum
Bayar dong
Sisa dari hubungan tak terjawab
Ada uang, koin-koin sisa
Bayar dong

Tak ada yang gratis, begitupun pulsa
Lalu apa yang gratis
Informasi kah ?

Nyanyian bencana
Kini telah beredar ditoko-toko terdekat
Ha . . ha . . , komersialisasi
Siapa objek ?
Siapa subjek ?
Maukah kalian menjadi manusia berpredikat saja ?

Hai penonton apa kabar ?
Masihkah ada air mata dipipi kalian ?
Masihkah ada saputangan di mejamu ?
O . . iya penonton, hari ini bencana terjadi lagi ?

Aku tak ingin berbicara bencana tapi semua rencana dibalik berita bencana
Apa ?
Apa ?

Kaka
Berdirilah dari kasur mu yang empuk itu
Bangunlah dari kamar mandi yang penuh busa itu
Bangkitlah dari asa yang tak pernah tercapai itu

Dari semua yang lembut kita mencoba menjadi kasar untuk berusaha benar
Dari semua yang lembek kita coba untuk membuat suatu percobaan jiwa yang melonta-lonta

Untuk semua mimpi yang tak tidur
Untuk semua khayal dalam sadar
Untuk semua mabuk dalam sambahyang

Bangkit, seperti jenasah yang Tuhan panggil dalam kubur

4 sehat 5 tidak sempurna
Butuhkah kalian akan kesempurnaan ?
Sebenarnya sempurna itu seperti apa ?
Apa itu sempurna ?

Manusia tercipta dengan sempurna, tapi tidak dengan kehidupannya
Manusia bisa sehat dan baik tapi tidak bisa memperbaiki ketidak sempurnaannya

Tidak sempurna adalah rasa ketidak puasaan
Jadi sempurnakah kalian semua ?

Ada rasa sementara yang relatif rendah untuk mengurangi kesalahan, dan kesalahan itu menjadi pelajaran untuk pengalaman
Kita hanya bisa mengurangi kesalahan-kesalahan, itupun apabila kita telah melakukan kesalahan. Dengan demikian kesalahan itu mejauhi dari kesempurnaan, belum tentu memperbaiki kesalahan mendekati sempurna, bahkan perbaikan itu membuang waktu dari kesempuraan yang seimbang/telah ada

Apakah kamu sempurna ?
Kalian ?

Tubuhku dilahirkan tidak sempurna, demikian juga hati ku
Jiwa dan ragaku cacat
Ada lubang berisi cairan akal, nafsu dan perasaan

Kini kita semua menjadi munafik
Aku meragukan kata-kata yang menyebutkan bahwa manusia dilahirkan sempurna

Kini aku mempunyai teori dan hanya teori saja
Apa mungkin bila manusia telah mencapai kesempurnaanya yang sempurna maka ia akan mati ?
Apakah itu kesempurnaan hidupnya
Apa itu kesempurnaan jiwanya
Apa itu kesempurnaan rumahnya
Ataupun kesempurnaan yang berkaitan dengan hal yang asalnya tidak sempurna menjadi sempurna, dan manusia itu menyempurnakannya sesempurna mungkin, dengan demikian tugasnya sebagai manusia didunia telah selesai
Ia mati dan mati
Percayakah kalian ?

Jendela hati
Setengah terbuka setelah dibaca
Ada kata mengumbar makna
Arti diri sembunyikan jari
Selesai ungkap kalimat naluri

Jubah
Ada mata dibalik cela
Ada wajah dalam jilbab
Jiblil pun menatap semua

Panas yang membuat dahaga, unta tua dipadang pasir merana
Setumpuk beban

Ada senyum dibalik derita
Ada mati untuk tanda tanya penyelamatan
Sang penyelamatpun berikan kematian tragis

Arwah yang melayang terpandang dari balik awan yang muram
Sedih bercampur suka

Ada hitam diatas putih
Buku tebal dosa dan kebajikan terkuak disuatu ruang dan waktu
Ini kebahagian bercampur air mata

Bulan
Engkau keju bagi tikus pengkhayal
Engkau harapan bagi kami kaum ternoda
Engkau semegah jiwa yang berzinah, semakin malam semakin indah

Engkau bulan
Engkau bagian dari badanku yang mengisi ruang penuh sampah dan kotoran yang akan dicerna

Engkau sering berbincang denganku, berbincang tentang semuanya akan baik-baik saja
Engkau bulan, yang sering berkata lupakan saja

Engkau bulan, tidak memberi jawaban
Engkau bulan, obat penenangku

Dimana kemenangan ?
Dimana kemewahan ?
Dimana kemegahan ?
Kau tercipta untuk suatu kaum yang akan datang, yang akan mengisi malam dengan tatap penuh harap
Yang akan datang
Siapa yang akan datang ?
Aku kah ?
Kamu kah ?
Atau bayi yang akan lahir malam ini ?

Bulan, saat ini aku tak butuh kepastian, yang pasti aku hanya butuh teman yang akan kuajak lewat hati
Terpuruk aku dengan perasaan, aku tuangkan padamu
Ada cerita indah aku simpan dalam mimpi
Maaf, kadang aku berbagi, kadang akupun pelit dan terlalu pelik ‘tuk berkata
Bulan, kau pasti tahu kenapa

Kian hina
Ada cium dalam pantat
Ada pantat bermesrakan aroma
Kamu dan temanmu
Ya, . . hanya kamu dan temanmu

Bercinta didepanku
Untuk yang kesekian kali
Aku tiada dalam mata kalian
Ya, . . aku patung berbusana

Cerita yang akan datang
Lewatlah suatu undangan perjamuan
Disebuah kota didekat emperan jalan
Ditrotoar jalan dekat bunga berwarna kuning

Ada mabuk tanpa celana dan sandal
Malu !

Menginjak pecahan dari botol yang kita minum
Sakit !

Lewatlah kita disana
Lalu kitapun tak betemu dan saling menjamu
Kapan ?

Berasa namun kurang
Asin dalam benak
Seluruh jiwa yang rapuh seakan menjadi karet didalam minyak tanah
Semakin dalam menggali lubang

Aku melihat, kamu pun demikian
Hey, . . cinta

Not for sale
Banyak kita dapatkan dengan waktu yang sangat jarang
Sedikit dari waktu yang panjang
Hina, aku lihat di Tv-Tv
Dibalik kemeja dan sebuah kerah yang tak tertata
Kini, hari sudah sore, “Aku pulang dulu, yah ?!”

Dikala mata kita terbuka, ada air mata yang dijual
Pedih, sebagian jiwa manusia
Sedih, semua aku rasakan

“Kenapa mau ?”
“Aku butuh uang”

Oh kawan, biarlah usang
Oh kawan, kapan ini usai ?

Wajah tercoreng oli
Mata katup yang keras
Hinggar bingar banting tulang

Kenyataan itu menyakitkan
Menyakitkan itu kenyataan
Kapan kenyataan itu tidak menyakitkan ?
Kapan yang menyakitkan itu bukan kenyataan ?

Aku akan bayar berapa pun harganya mimpi ?
Mimpi yang sakit, mimpi yang bukan kenyataan

Kawan, kenapa duniamu kamu jual ?
Segitu kah harganya ?!
Kawan, dunia ini bukan untuk dijual
Kawan, dirimu bukan untuk dijual

“Lantas apa yang akan dijual oleh penjual didunia ini ?, dan apa yang akan dibeli oleh pembeli didunia ?!”

Heningan usai
Rambut kusut dan beberapa laci lemari yang tak tertutup rapat
Kita sekedar, seadanya tercipta menduakan dunia
Samakan arti, aku menjadi dewa diatas sinar cahya
Pegangan yang kuat

Skala kecil
Ada kalanya kita sampah
Dalam sebuah ruang bertumpukan, bertabrakan menjadi sebuah daya cipta yang tak terpakai
Dibajak karyanya
Dibajak perasaannya

Ada wanita cantik dengan suara biduan
Tetapi mengapa ada saja sebuah boy band yang mengaku grup band
Hey, mengakulah kalian bernyanyi hanya untuk menjadi banci
Mengakulah kalian datang untuk seorang perempuan

Sebagai pengingat pakailah kondom kalau kalian bercinta, kalian terlalu sering bercinta, karena kalian bukan Jhon Bon Jovi

Mana semangat juang batu mu ?
Aku akan tagih, sampai kapan pun, semangat yang membangun, semangat yang membuat telinga jadi konsentrasi dan membuat mata tak mau bermimpi
Tidak akan ada lagi cela mata yang menutupi birunya hari

Aku pilu mendengar sendumu
Aku muak mendengar suaramu
Ciptamu adalah karya bagi kaum gay
Maaf, aku tak bisa menikmatinya

Untuk Lacuna Coil
Untuk perasaan
Untuk bintang
Untuk kemurnian

Untuk kata yang membuat bulu punduk ku merinding
Untuk nada yang buat jantungku ingin copot
Untuk sebuah bintang baru yang kamu tanamkan dirahimku

Kau membuatku tak ingin mati
Kau memberi arti sesungguhnya apa itu kematian
Dan memberikan arti bahwa orang lainpun jangan mati

Kau memberiku nyawa bagi setiap kejatuhan jiwaku
Saat aku jatuh, jatuh dibatu yang baru aku lewati, maka jangan ada oranglain lagi jatuh dibatu yang baru aku lewati
Kau manusia yang aku ciptakan sebagai pujaan

Masihnongkrongdiataskasur
Ada yang merindu
Seperti lilin-lilin dalam gelap
Ada cahaya berbentuk awan
Ada bayang

Aku bertanya, “Siapa disana ?”
Tidak ada jawaban

Bagian yang terbaik dari kehidupan salah satunya adalah istrirahat
Ya, . . kenapa tidak
Selamat menikmati

Apa yang akan dikubur hari ini
Jiwaku atau badanku, tak menjadi masalah, selama aku menjadi bagian cerita yang bukan hanya nama saja
Aku tak mau menjadi bagian dari untung
Aku harap untung adalah sebuah nama bukan sebuah kata

Ayo keluar dari kamar, dobrak pintu yang terkunci, ambil sikat dan sabun, “Mandilah kau !”, keluarlah aku dari rumah dan jangan main game dulu, “Matilah kau !”

Dungu
Si A = si B
= adalah berteman
Si A bertanya ke si B hanya untuk sekedar mengganggu konsentrasinya si B, “Jam berapa sekarang ?”
Si B menjawab sambil menggaruk kepala dan memperlihatkan jam tangannya kepada si B, tanpa berkata apa-apa

Tolong matikan lampu
Deras kata-kata yang menuang ruang dalam gelap yang tanpa awal
Pujian pada sang pencipta dimulai
Sedetik ingatnya akan tawa, segumpal kepalan tangan meninju mata kami hingga keluarnya air mata penahan rasa sakit

Ada sejuta kata yang dikeluarkan dari kitab sucinya
Ada rasa dengki, syirik dan menghinai kami kaum minoritas yang tersingkir karena perkataannya saat ia berpidato di mimbar, dan aku terisolasi bukan karena kitabnya tetapi karena ia diatas mimbar membicarakan kami
Aku heran, aku hendak bertanya

Sekali lagi pada apa kami bertanya, pada apa kami mendapat jawaban, toh semua ayat ia bawa tuk memukul kami hingga miskin dan berderai dari sebuah keyakinan diri, hinggaplah kami disuatu masa yang berbeda dan bertanya mengapa

Siapapun ia terkutuk !
Terkutuk !
Kutuk ia menjadi terkutuk !

Kami jadi mempunyai rasa tak percaya
Kami hinggap disebuah tanda tanya yang besar ukurannya
Kami disertai keragu-raguan
Kini kami bukan lagi bertanya kenapa dan mengapa, tetapi kami bertanya siapa kami dan siapa kamu

Tuhan aku tahu kamu ada dimana-mana, tapi mengapa kau tak menunjukan dirimu padaku
Tuhan berilah kami setetes cahaya bukan lampu
Tuhan kenapa tak Kau sumpal mulutnya dan tak Kau tutup telingaku ini
Tuhan tunjukanlah wujudmu

Binatang didunia
Ada yang ketakutan setengah mati
Diantaranya mereka berada dalam keterpurukan akal
Kerenanya mereka senang tiasa gila
Miskin, oh Tuhan kau tunjukan perbedaan yang nyata

Beberapa mata tak hanya lagi melihat wajah, banyak diantaranya melihat seisi saku dan bukan lagi seisi hati
Inikah kiamat dari dalam diri ?
Inikah syirik ?

Ada yang senang dalam hati
Ada yang mengisi hari dengan kata yang sudah lama hilang yaitu gratis
Baguslah, aku sudah lelah dengan kuis dan segala yang gratis, tapi kini aku tak punya uang lagi
Kaya adalah relatif, tapi kini uang menunjukan kaya
Aku tahu hanya didunia
Dan dunia ini hanya sementara
Dan sekarang ini aku masih hidup didunia ini
Coba tenang dan buang nafsu, akankah aku menang ?!

Inikah bebas
Lalu apa sekarang ?
Ketika tugasmu dan segala tangung jawabmu selesai, tak ada lagi kewajiban, yang ada tinggallah hak-hakmu. Apa yang akan kamu lakukan ?

Jenuh aku rasa
Hanya diam
Diam dan hanya diam
Diam

Sandiwara berujung petaka
Aku ingin pergi karena kepalsuan
Karenanya berujung uang
Cinta, disini hanya cinta sampah

Aku hanya ingin menjadi diri sendiri
Dan menjaganya

Aku tak pernah, dan tak akan pernah bangkit kembali dari dunia ini
Bertepi dan menepis segala sangka

Lihatlah langit malam ini
Aku hanya ingin terbang
Pergi dari sini yang menjadikan keberadaan ku tidak diakui

Aku ingin pergi dan tak ingin mati
Kumohon

Terkubur menjadi patung
Membatu seakan rapuh

Aku tak pernah, dan tak akan pernah bangkit kembali dari dunia ini
Bertepi dan menepis segala sangka
Lihatlah langit malam ini

Bergabunglah dengan ku
Dengan kegilaan yang riang
Dengan kesengsaraan yang mutlak tak bisa dimuat
Bergabunglah dengan ku
Dengan kebanggaan yang tak bisa dikutip
Dengan kebodohan yang meruak bahagia
Bergabunglah dengan ku

Dengan mati yang suka cita
Dengan selamat yang duka cita
Dengan segala yang membaur, menyuarakan jiwa serta muara ketiadaan yang hinggap tak berjalan
Bergabunglah dengan ku

Ada kah malu
Aku tak bisa menahan lidahku yang menjulur
Aku tak biasa malu begini

Tuhan, kau ada dipihak mana ?

Kumal
Sebagaian dari pada nya
Penuh dari segala tiang bendera yang kokoh berdiri
Jelmaan dari jutaan jemaah menjadi bodoh karena keseragamannya
Opini dan bauran omongan kurang ataupun lebih menjadi saksi ketiadaan rasa dari hati yang hilang karena omongan

Adakah kamu disana ?

Mereka seperti anak sekolah yang sedang menuntun ilmu pada salah satu sekolah, tapi mereka salah guru

Adakah kamu disana ?

Equalizer
Lambat, merayap
Ada aku diantara kamu
Tapi entah kalian

G.O.M.B.A.L
Aku akan mati demi kamu
Aku akan menangis karena mati mu
Aku akan sedih oleh karena mu
Aku akan menangis karena sedih mu

Aku bicara karena aku percaya pada mu
Aku akan melakukan apa saja karena aku mencintai mu

Tak akan ada luka diantara kita
Tak akan ada kesenjangan diantara kita
Kita akan hidup bahagia selamanya
Sampai kita mati

Aku tak akan mengabaikan mu
Aku akan mensejahterakan mu
Aku akan menjamin mu
Aku akan melayaki mu
Aku akan menunggu mu
Aku akan buat rumah untuk mu
Aku tak akan menduakan mu

Aku akan mati demi kamu
Aku akan menangis karena mati mu
Aku akan sedih oleh karena mu
Aku akan menangis karena sedih mu

Percaya
Apa yang harus kita percaya ?
Apa yang akan membuat kita percaya ?
Apa yang seharusnya kita percayai ?
Apa yang menjadikan diri kita dipercayai ?

Tanya 1
Yang tak bisa diceritakan tapi berubah ?
Bagaimana bila ada orang yang terluka, ia tak mau ditolong kecuali oleh orang yang dipilihnya ?
Bgaimana bila orang yang dipilihnya pergi meninggalkannya dengan alasan mencari obat untuk nya ?
Apakah orang yang terluka itu akan sembuh atau semakin terluka ?
Mungkin orang yang meninggalkannya akan terluka karena cemas ?

Tanya 2
Obat penenang pengabul senang
Ada harapan pencari asa demi cita
Pengujung bulan januari penuh lamunan
Ada sisa mimpi menyertai luka yang tak sembuh
Tak ada peranan Tuhan
Belaka yang belakangan bengkak tengkorak jiwa
Berupa jasad penuh tanda tanya
Tunda keperluaan hanya sebatas kata
Peta harta karun terungkap, berujung kasar
Kepada apa ada kata
Kepada air mata yang tahu kata tanya
Mengapa dan mengapa
Bermandikan kebebasan sang raja yang berkata surga
Mungkin dan mungkin penggalan  bahasa dengan ketegangan
Hey, pembuluh nadi apa kabar anakmu yang terkapar
Aku diam terpaku dengan ketegangan batasan jantung yang berdetak kencang
Deras air mataku

Tanya 3
Ada kesinambungan
Ada ketidak nyambungan
Ada hati berkata, “Ku pernah mengalami ini sebelumnya”

Ya Tuhan, apa yang bisa aku agungkan dengan menyebut nama Mu

Setangkai bunga busuk ditangan ku
Lama aku nanti, tak kunjung kembali
Ada beragam tamu

Ya, ya . . aku tahu, tapi . . mengapa ?!

Seorang manusia butuh pertolongan
Pertolongan adalah tindak penyelamatan
Selamat berarti berupaya hidup
Hidup itu membutuhkan semangat

Aku terkapar dikata
Aku mendaki sebuah makna
Aku mencari arti bahasa
Aku menyendiri, mencari dan menjadi kata

Ingat, akan sebuah wajah berisi ucapan penuh makna yang memberi warna
Itu mimpi kawan, ya . . aku tahu
Tapi mimpi ini hidup dalam arti memberi hidup
Aku yang hidup tersedot dengan sembunyi aku membalikkan sebuah kartu mati
Aku yang tertawa dibalik ragam, aku yang sedih akan keragaman
Apa itu keragaman ?

Tanya 4
Bimbang dan bingung
Penyatuan jiwa dalam jasad yang terapung

Hentak aku dengan riang mu
Tekan aku dengan rindu mu
Bentak aku dengan sendu mu

Penyatuan dari dua alam  yang berbeda
Ada ruang dalam waktu yang tak sama

Tanya 5
Kenapa aku ?
Siapa yang melakukannya ?
Adakah yang akan menyembuhkan ?
Kapan kejadian itu aku dapatkan ?

Tanya 6
Aku tak ingin menjadi lilin yang menerangi diwaktu gelap datang saja
Aku tak ingin membakar sesuatu yang telah menjadi abu
Aku adalah api yang kalian anggap nyawa
Aku tak bisa menjadi sebuah cahaya yang melebihi matahari

Kamu adalah sesuatu yang tercipta karena karya yang apa adanya
Kamu adalah raga yang sempurna dan jiwa yang terkelabuhi kesempurnaan
Kamu dalam waktu pembelajaran dimana tak ada guru, yang ada hanyalah perasaan dari naluri yang kamu ciptakan sendiri
Kamu adalah kesendirian dimana rasa sosial terabaikan dan jiwa egoisme yang patrol tak aku kontrol

Jangan tanya dan pinta jawaban, karena daripadanya
Jangan untuk yang ke delapan kali
Cukup sisa nyawa untuk akhir cahaya
Cukup dengan segala yang pernah dilalu disaat ketidaksadaran nyata

Ini adalah saaat mabuk yang menyenangkan
Ini adalah kala mimpi menegangkan
Ini adalah saat dada berdetak kencang
Ini adalah waktu dimana jam berdentang tepat jam sembilan

Tanya 7
Yang tak aku mengerti aku simpan dalam hati, dengan hempasan sisa teh hijau yang menenangkan, sebuah raga bersembunyi dalam selimut, aku yang terdiam mencoba bertanya dan menjawab
Yang teragung kau malaikat pencabut nyawa, aku sadar akan kehadiranmu yang aku undang delapan bulan silam, apa yang menyebabkan amanatku tersampaikan begitu telat, lama engkau datang, oh. . ternyata hanya seorang teman yang datang
Yang mati dengan sempurna, engkau yang tak mengucap kata ataupun salam dengan kedatangan mu, hanya dingin disertai gugahan jiwa yang terselamatkan do’a, kau pergi dan mengucapkan, “Maaf aku terlambat memberikan kabar”
Yang hanya aku bisa jawab, tentang mu dan tentang kalian semua, tidak untuk ku dalam barisan kesadaran diri yang putih dan suci, ada gambaran rumah serta isinya yang pernah aku gambar pada sebuah buku waktu aku berumur 14 tahun
Yang membuatku diam tak sadarkan diri, kejatuhan ku pada kurung waktu Tuhan menyapa, pada cinta yang tenggelamkan gunung es yang menjulang tinggi, pada tingkatan senja dengan warna kuning keemasan, ya . . Tuhan aku tak ingin bertanya padamu, lagi

Trotoar yang gagah
Pernah aku sekali mencium aspal
Ada luka terbalut perban, seperti sebuah tanya. Kita simpan dan menjadi sebuah gudang berisi rongsokan

Sumur susu
Setumpul pedang yang menantang badan, aku dan perempuan berambut pirang mendatangi sebuah wacana media dipinggiran otak yang berontak
Pernahkah kalian menjadi patung dalam sebuah bacaan ?

Sendiri dalam lilin berwarna merah, aku pernah mendapatkan gambaran tentang sesuatu yang harus aku lakukan, yang dimana ada dikarenakan sebuah tanya yang tersimpan  oleh sebab-akibat
Pernahkah kalian memasuki ruang dalam waktu yang masih dipertanyakan ?

Mabuk oleh karenanya, daripada awal sebuah jejak yang terlukis menjadi tinta berdarah, ada khilaf dan nyata. Aku terbangun dari mimpi masuk sumur susu dan aku tenggelam oehnya. Saat aku bangkit ada orang sakit disekitarku dan tawa yang memalukan muka ku
Pernahkah kalian muntah, muak, murka dan sesal oleh karena diri sendiri dan mereka ?

Derita senyuman ketenangan
Disini indah namun menghanyutkan
Ada yang menjadi babi
Disini adalah perahu dengan lautan yang tanpa daratan
Ada yang menjadi monyet
Disini sebuah padang pasir yang banyak pasir hisap
Ada yang menjadi singa
Disini hutan yang belum terjamah dan banyak manusia yang hilang
Ada yang menjadi burung beo
Disni awan yang bercampur dengan badai
Ada yang menjadi anjing
Disini sisa kehidupan yang hanya membawa bencana

Kau benar
Jika kamu memberi nilai pada setiap jumpa dan selamat tinggal
Jadi maaf bila aku terlambat
Aku tahu aku tidak sempurna tapi aku bisa tersenyum dan bernyanyi
Aku tidak lelah

Jika kamu memberi tahu aku bahwa aku bisa, akan mencoba kembali
Jika aku kembali kerumah, aku tahu aku tak akan takut menghadapi hidup
Aku tidak lelah

Aku bukan malaikat, aku tak bisa meninggalkan kehidupanku
Jika aku seorang malaikat, aku akan terbang

Aku tahu bahwa aku seorang manusia malam
Aku tahu aku mencoba untuk berbuat benar
Aku tahu seorang yang mencari keberuntungan

Sebelah gelisah
Ada perputaran keajaiban
Kupu-kupu tiba-tiba ada ditangan ku
Tertiup angin, ia terbang

Saat aku mengucap, ia datang
Dengan kebebasan

Ia lalu mengucap, “Tak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja. Ambillah semuanya dari, ambillah”

Lalu ia diam di awan sana

No comments: