Wednesday, February 4, 2009

MENGHADAPI PENYAYATAN AYAT

Tangan-tangan Penyembuh
Saat yang hampir sempurna ia mengabdikan sebuah hal yang hampir menjadi sebuah perkara tentang apa yang akan ia janjikan akan apa yang menjadi pemikirannya, kesempurnaanya yang menyelubungi lubang rasa sombong dan keabadianya yang menutupi rasa egoisnya
Tak lama sebuah jam lama dari seorang teman meyebutkan akan apa yang menjadi rasa takut akan iklan dari sebuah Al-Qur’an dan Al-Hadist yang menyebutkan tentang membaranya api dineraka sana untuk  seseorang yang menyalakannya
Seperti meludahi diri dengan keinginan ingin selesai dari semua hal yang ia hadapi dan ia tantang, ataupun ia ingin merangkum sebuah harapan yang tersisa untuk sebulan yang membosankan ia jadikan satu hari yang bermakna dan penuh arti seperti malam dengan langit yang biru dan penuh dengan bintang serta bulan yang  separuh menjanjikan
Kulit yang mencari pelindungan dari semua malapetaka, kulit pergi dari rumahnya yang roboh menuju sebuah cahaya yang ia sebut kantor  pengharapan, mengkuliti dari sebuah kulit yang ia pakai sebagai perlindungan dari tulang tak lama mencari perlindungan juga.
Percaya akan sebuah hal yang baru bukanlah hal yang harus kita tertawai tetapi seakan-akan akan menjadi sebuah wabah penyakit yang akan menjerumuskan kita semua akan hal yang lama (andaikan kita punya rumusnya)
Aku tak pernah percaya akan keindahan musik China dan makna dari meditasi di kuil yang mereka anggap suci

Kalimat Sang Naga Yang Marah
Tentara yang memilih untuk  diam sementara dibarak tempat persediaan makanan selama kurang lebih satu bulan, tak lama kabar dari burung camar dekat pantai sampaikan pesan dari langit tentang awan pekat yang akan datang  bersamaan dengan gemuruh halirintar janjikan hari yang suram tanpa datangnya sepucuk surat dari istri tercinta bersama kedua orang anaknya
Memuliakan kalimat tentang makna nol yang berarti satu, kebenaran adanya Tuhan dibalik selimut yang kusut yang selalu bangunkan kita tepat pada pukul 04:12:11 setiap harinya setia tanpa bertanya pada pemberi waktu yang menjamin keasenangan tentang keadilan yang sementara waktu, dengan cukup relatif menatap dua sisi yang berbeda pada saat yang berlainan tentang harga sebuah pandangan satu sisi yang bersayapkan tulang- berulang sisi jalan aspal tanpa trotoar
Adilkah seorang yang hampa tanpa do’a ?
Tidak adanya sebuah harapan yang tercatat dalam sejarah yang bercerita bahwa ada  yang tak biasa dalam penggalan fase-fase yang saling berlawanan arus yang dimana saat seorang yang tanpa agama mempertanyakan apa penyebab Perang Salib dan tercengang kaget melihat seorang yang beragama melakukan seuatu pekerjaan surga, dengan heran ia berkata dalam hatinya ”Apa yang sebenarnya terjadi disini?”, lalu apa penyebab yang mendobrak pintu tentang hidup yang kekal setelah kehidupan yang ia jalani, mengapa yang dipikirkannya selalu mengedepankan sesuatu yang belum jelas kebenarannya dan belum diketahui, padahal sudah jelas kita semua masih bernafas dan bekerja didunia ini dengan hirup pikuk yang beragam membosankan

Depan Mukanya Uang
Selesai dengan ceramah yang diberikan tokoh agama setempat, belakangan ia keluar dari tempat itu sedemikian ia cari perhatian yang ia dapatkan hanya omongan tentang apa sebab dan asal muasal terjadinya dunia yang terbagi dalam empat kategori
Selesai dengan harapan terdepannya yang menjadi prioritas utama seperti cita yang menjulang emas, ataupun cinta yang memabukkan yang membawanya kedaerah terpencil yang tak terlalu asing bagi seseorang yang berumur 20 tahun yang terniang bagai kebahagiaan yang terharu dan terharum sepanjang sungai Gangga. Peninggalan setara dengan perolehan suara yang menunjukan kekuasaannya
Selesai akan hal gelitikan dunia selangkah ia tunjukan bahwa bukannya ia bosan dengan apa yang menjadi canda dan dendam dunia tapi akan permainan yang politikus mainkan dalam setengah menit, lalu ¼ menjadi bagian yang terlupakan seperti rasa damai yang terpancar dari mata seorang raksaksa yang sudah lama memimpikan tidurnya yang nyenyak disertai dangan mimpi yang tak buat dirinya bosan dan tanpa gangguan nyamuk dan cuaca musim tahun ini
Selesai mengatakan ia hanya seorang pemulung mimuman plastik yang terbuang percuma dari mukanya didepan trotar yang cukup tajam mencabut nyawa siapapun yang terjatuh dari jalanan aspal. Selangkan otot yang ia pakai untuk mengetuk pintu ia pakai menjadi sebuah kecerdasaan otak yang lama dibicarakan para dermawan negeri itu, jadi tak asing sebuah asa bermodalkan pedang menjadi granat dipucuknya daun mawar yang bermuka dua

Selesaikan Dua Mata berCahaya
Pencabut nyawa tertawakan perintah dari majikannya yang mengutusnya, sejak awal abad masehi ini berjalan seorang kakek tua yang tak bisa melihat dengan jelas mengatakan bahwa “Sekecil ikan berenang bermandikan bintang kehidupan yang asing di saat siang terbenam malam”, menjadi sebuat akhir cerita dari berita sang pencabut nyawa yang mengantarkan dosa dari korban yang mendominasi mimpi bawah sadarnya yang terlalu buramkan mata. Peran utamanya sebagai pahlawan dan peran utama keduanya sebagai penjahat perang, kedok dari muka bumi yang terlihat mulus sekarang menjadi wajah dari kulit kodok
Tak terlalu mencolok dengan apa yang ia kenakan untuk sebuah denda ataupun itu pelanggaran yang  bisa membuat ia menjadi penghuni sebuah kamar tahanan, saat sebuah perundangan-undaangan disahkan akan terjadi beberapa pergeseran pada alam peradilan didunia khususnya bagi orang-orang yang berada dikalangan bawah dan atas pada dasar perekonomian, seperti monopoli cita-cita yang diseragamkan dengan anggaran cinta yang tinggi dengan pemasaran orang terluka dan keperawanan, yang mereka jual beragam persoalan yang akan menjadikan suatu komoditas orang-orang terpelajar dengan jelas cukup untuk butakan masyarakat dangan tipuan kondang seperti ucapan selebritis yang kini naik dipasaran bursa bahasa
Dua berarti genap yang positif, tapi seperti gelas yang berisi air yang tumpah nilainya akan jauh rebih rendah daripada tekanan air dari gelas itu yang tumpah. Akan hal yang terlalu mempercantik masalah menjadi lebih mudah bila suatu permasalahkan masuk pada acara Tv yang bermisi dan visi “buat mereka tertawa”. Layaknya pembawa acara yang susah buang air besar dan berkata lantang dengan tertawa hingar-bingar

Manusia Cacat
Ia tak hanya menghirup oksigen  pada saat ia bernafas perlahan di muka dunia, Ada sebagian jejak yang sampaikan salamnya melalui lubang kecil disela celah kamar mandi kontrakan. Satu tekanan akan janjikan hal kecil yang biasa mereka lakukan menjadi malapetaka besar bagi dirinya.
Bagan dosa yang ter semi struktur menangis panjang dalam do’a yang tak kunjung berhenti, kesedihan adalah musuh nyata dalam batin yang sangat kejam. Lama tikus mencari jalan keluar dari ruangan yang pengap lama pula ruangan itu akan terselesaikan saat manusia sendirian disebuah terminal dengan gontai menabur harapan diladang pikirannya yang sombong, kesempurnaan tinggal cerita.
Teriak lalu menjerit menyadari sebenarnya ia tidak mabuk padasaat mencuri uang dari temannya, sebagian mencelanya sabagian lagi memujinya lalu siapa yang menjadi hakim disini.
Ada penjualan norma serta penyelewangan agama dan penipuan hukum
Aku sendiri bagian dari ketidaksempurnaan yang sombong dan aku sendiri lambat laun mengejarnya namun yang kudapatkan bukanlah kesempurnaan tersebut melainkan alam yang jauh berbeda yaitu kehinaan. Sadar ataupun tidak aku tetap jiwa dan raga yang meratapi diri seperti  sebagian dari kalian

Singasana Orang Kota
Lalu sambutan meriah didatangkan hanya untuk menyambut satu orang saja padahal belum tentu yang datang akan menyelamatkan ataupun seorang pahlawan. Maraknya perdagangan dipinggiran jalan yang sering kita sebut sebagai penjual dari kalangan menengah kebawah dan untuk menengah kebawah pula, kita lihat dan kita mampu membeli sebuah impian yang sangat indah namun yang kita beli adalah sesuatu yang palsu dan yang pasti kita hanya turun dari sebuah angkutan umum. Masih ada rasa percaya diri yang terbuang dari tempat sampah para penjual rasa dan harga diri di tengah jalan raya
Buang dari suatu tempat ke tempat lain dengan pemikiran yang peduli akan sekitarnya yang berdasarkan firasat dan teori buku-buku murahan yang bermodalkan kata-kata yang tersedia dikamus sastra, kedatangan orang desa ke kota dengan harapan meraup masa depan untuk hari tua di kampung halaman yang telah berubah menjadi villa tanpa buah yang indah hanya ada air  mata dan kesengsaraan dari segi musibah
Orang kota tertawa lantang dengan wawasan sang guru besar meremehkan kaum terbanyak negeri ini, jari dengan tinta darah berhasil meluapkan amarah di pusat kota siang itu dengan membakar tempat sampah yang basah. Ratapan anak tak berbapak mencari tulang asal ia bernyawa pada detik pertama, heh...............asal mereka menjadi seorang manusia murni dari ketenangan alam dan kesunyian malam serta pagi yang menyenagkan dimana rasa damai bukan hanya perasaan namun kenyataan, yang mana kala orang kotapun menginkannya
Dunia adalah barang mahal yang bisa dijual dan biasa diperjualkan, namun kadang kala ada sesuatu yang tak bisa dijual seperti suara untuk Pemilu ataupun rasa tenang dihati dan masa depan damai dan sejahtera

Air mata Pendusta
Temannya berkata sambil berteriak bertanya tentang keadaan langit di pagi hari yang menampakan birunya langit Ia berkata “Itu adalah bulatnya bulan”, dan temannya menjawab sambil dengan makian yang menggelikan ia berkata “Itu adalah sinar silaunya matahari yang sangar”, lama dengan obrolan yang melantun dengan irama sedikit linglung dengan keadaan telah pulang dari sebuah pesta kaum muda, mereka akhiri semuanya dengan berteriak entah kepada siapa dan untuk siapa dengan tegas mereka berkata “Mengapa????!!!!!”
Sebuah ancaman dengan gerkatan binatang buas dari hutan kalimantan yang kehilangan matanya, disaat malam mulai butakan mangsa ia berkeliaran dengan celana sedikit terbuka dan menyapa para saksi dengan sopan ia mengajukan pertanyaan “Siapa engkau dan siapkah dirimu”, rambut hitam yang mulai sedikit beruban menjadikan sebuah petapaan terakhir bagi petuah lama dengan semboyan “Air mata menetes darah, darah menjadi tanah, tanah biarkan nyawa kami”
Orang tua menyerahkan makan malam untuk anaknya yang sedang belajar karena terlalu larut, sedetik terniang apa yang menjadi beban seseorang dengan nurani harimau terhadap anaknya, nampak ada sejuta kalimat terbagus untuk bumi yang berputar pada polosnya, dengan selang beberapa detik pula ia lupa apa yang sebenarnya menjadi bagian bumi, dan apa sebenarnya yang dimaksud dengan polosnya. Tanpa berpikir panjang dengan pertanyaan yang menjadi larangan untuk dipertanyakan akhirnya ia memakan makanan itu

Manusia Daratan
Mereka dirikan sebuah harapan hati yang mengunjungi langkah-langkah kuda dalam menjalankan tugasnya sebagai alat transportrasi tak kenal nasi, lalu menjadi sebuah konspirasi bahwa robot buatan Jepang tak membutukan tenaga apapun, sama dengan tidak berharganya pandangan teman terhadap apa yang terjadi
Ketukan pintu yang gaduh tak buyarkan mimpi tentang indahnya dunia tanpa air kotor, semenjak ada sebuah lapangan kota dan hiburan daratan serta tak luput dari hiasan kota yang kotor dan terlarang bagi seorang manusia cagar alam
Manusia tanpa tangan telah tercipta dengan sendirinya dibawah alam penguasaan tanpa jejak dan asal nenek moyang yang dianggap tak ada dan tak berakar. Mereka menyewa sebuah bayangan kecil yang tampak besar dibawanya dibawah bendera, letaknya tak percis dengan peta, lalu tumpah sebuah tetesan air dari bawah keatas dengan julukan gaib. Tak ada sebuah ilmu pengetahuan yang dapat diterangkan kepada semua orang yang melihat semua menjadi tampak bodoh semakin bodoh

Cendikiawan Sementara
Ia putuskan untuk perbaiki keadan yang terjepit dengan berucap bahwa ia utusan sang dewi Fortuna ataupun dewi Kuan Int lalu sempat ia menampakkan diri disebuah tempat ibadah dan ia beribadah ditempat itu dengan senyum melihat indahnya sebuah tempat tanpa batas untuk berbicara dan ia melihat cahaya dengan cepat kilat ia berkata aku terpercaya, semakin ia cepat berlari keluar dari tempat suci itu semakin lantang dan keras ian berkata
Suatu permurtadan terjadi dengan cepat tanpa asal, tanpa jelas, tanpa arah, tanpa ada yang berani berkata seperti seorang cendikiawan rumahan yang sementara berada di tempat-tempat suci ataupun di organisasi poklik negara yang berkembang layaknya bunga dengan waktu yang cepat pula ia berubah menjadi indah dan terpelihara serta teramati dari mulailah ia ada dan tiada dengan cepatnya pula bunga itu akan layu
Layak sebuah koin keberuntungan ia yang mencari untung dipinggiran obrolan jalan trotoar yang sempit untuk bwerjalan dan banyak dengan asap-asap polusi, ia teruskan malam demi malam untuk sebuah harapan dapatkan uang dari dermawan yang putus asa menjadi manusia singkat kata orang gila yang ingin mati
Tak lama ia datangi tempat suci itu kembali dengan harapan bahwa ia dapat buktikan bahwa ia seorang yang terpercaya, dengan didampingi profesor dan para ahli psikiologi. Sebentar katanya da yang terlintas dibenaknya dengan wajah cemas ia berkata kali ini aku aku mendapat cahaya besar sekali maka juliukanku adalah seorang yang terpercaya

Matikan Kesepian
Kala matahari tunjukan betapa besarnya keagungan seorang yang bukan Manusia, bukan Malaikat, bukan Setan, bukan Nabi, ataupun bukan bualan cerita kitab-kitab suci yang pernah ada dibuat oleh dirinya ataupu dibuat oleh manusia itu sendiri sebagai kita arah kedepan. Hanya sekejap mata manusia-manusia purba berupaya mencari sesuatu yang lain dengan macam-macam intuisi dan keyakinan adanya sesuatu yang lebih agung mereka mencoba dari mulai benda-benda mati dan benda-benda hidup, bahkan sesuatu yang keberadaanya tidak ada didunia tapi wujudnya berada disekitar kita
Satu sisi yang berbeda dengan ucapan seorang tokoh agama dari daerah tertentu yang tak percis dengan tokoh agama yang berbeda agama tapi masih sama daerahnya, lalu apa yang menyebabkan suatu agama dikatakan sama apabila ada semacam perbedaan dalam menjalankan suatu tujuan dengan keyakinan bahwa kita semua sebagai manusia pasti akan mati. Percikan air dari air terjun akan berbeda dengan arus air terjun dengan beberapa butiran bresar dan kecil, anggap saja agama itu suatu keyakinan yang berbeda dengan visi dan misi yang berbeda, dengan pola hidup dan cara pandang yang berbeda. Lalu apa penyebab  adanya suatu agama yang membunuh seseorang yang berbeda agama dan menganggapnya sebagai musuh, bukannya menganggap mereka sebagai sesuatu yang berbeda dan dibiarkan

Bodohnya Ucapan
Bodohnya kata-kata, bodohnya ucapan sayang, bodohnya makna yang tak berarti, bodohnya diri kita sendiri, bodohnya hati yang busuk. Kala manusia berubah menjelma menjadi seseorang yang tak dikenal, kala seseorang itu memaki hewan peliharaannya lalu menjadi besar kata-kata yang terucap dari lidah dan mulutnya yang beraroma alkohol, ia campakkan masa semasa laju jalan sebguah mobil menabrak tiang pembatas jalan
Menyesal kala warisan menjadi bualan perbincangan

Idealisme Vs Realita
Bagi sebagian yang menjadi bagian dari suatu unsur, mereka percaya akan adanya nurani dan mata hati dari semua manusia yang berbeda, saat suatu pemikiran dan kenyataan akan pandangan, perasaan dan kenyataan berbuah menjadi perbedaan yang mendasar saat terjadi alam lain yang mencerminkan kaca-kaca yang bersih dari debu. Buah dari intusi yang berbeda mereka meyakini akan keyakinan hati dan wajah samar yang terlihat dari jauh dan dekatnya mata hati
Pada akan menjadi sebuah bunga yang diagungkan sepasang manusia yang memuja hati akan cinta dan kemesraan terhadap ciptaan yang menjadi pasangan akan rintangan yang ada dan yang akan ada, mereka berikrar dalam-dalam tentang hati yang tak bisa dibohongi dan tak biasa hadapi hal-hal pada saat sendirian
Kala marahnya terhadap keinginan yang terdalam dengan angan tangan mencapai puncak dendam, ia kepal dengan nafsu belaka dengan belakangan harapan yang tertumpah ruah hancurkan cermin tempat ia berkaca akan hal-hal yang ada. Sedikit rasa menyentuh tanah bahkan ia menyebutkan sumpah serapah pengingkaran ikrar dan janji-janji yang ia katakan dengan tegas dalam kesehariannya yang penuh dengan perasaan, namun tak kala kenyataan berbicara lain ia hanya bisa diam tanpa usaha mengejar waktu dengan merangkum kata-kata cinta manja
Coba berlari dari tempat hatinya bersembunyi, dari bumi yang sedang sedih, air mata tinggal air mata, tinggalkan sesal dan kesenangan akan cintanya yang menjadi tradisi kaum pecinta bercinta pasangan hati

Percikan air kehidupan
Mereka berpendapat lain dan berasa tuli mendengar perbedaan pendapat, kelelawar hitamkan pikiran teman yang sedang terpojok didalam kamar, mabuk mungkin yang terlintas dengan cepatnya awan hitam. Hampa seakan desah napas seorang nama teman teringat kembali dengan kenangan menanggung beban, saat terlalu lama kita berdampingan dengan rasa bersalah bercampur salah tingkah beriringan saat berkumpul kembali disuatu ruangan yang lama ditinggalkan, kembali mengandung ion kehidupan akan adanya keajaiban
Kemana arah kompas bergerak disana medan magnet yang kuat, lalu pada saat yang  bertepatan dengan pencarian arah timur dan barat seorang wanita mengacungkan tangan kanannya dengan niat bertanya akan apa yang tengah terjadi dan akan ada apa?. Seorang anak kecil berteriak memakinya dan berteriak “Lantas anda selama ini kemana saja!!!?”. Semua tak jauh beda dengan keberadaan air di suatu tempat yang dekat namun tak diketahui keberadaannya
Mereka senangkan hati dan bebaskan pikiran dengan membayar mahal sehingga seorang pengemis pun ingin menuikmatinya dengan cara penebusan dosa lewat meja-meja hijau dan beberapa kursi tempat orang melamun ataupun lorong-lorong tanpa lampu. Segitukah arti kesejahteraan dan bahagia sekumpulan kaum bernyawa yang tampak hampa dan penuhi beban di pundaknya dengan nyala api bersinar terang dengannya berasa tak berada di suatu tempat manapun

Kaki Betina Liar
Ia berkeliaran dijalan-jalan perempatan kota, dengan kakinya yang lucu dan berpakaian seadanya,. Tapi tampak ia merasakan apa yang terjalur dengan nyaman didalamnya, ia melirik kata “Kebebasan” dengan melihat keadaan dan mata khayalnya yang terkadang semrawutan tanpa ada kekangan dalam dan luar tubuhnya saat berbicara, ada hal yang menjadi definisi suatu kaum emansipasi R.A.Kartini ini dengan ragam pola hidupnya sebagai pelayan dan orang yang bergerak dipasar dan dapur
Waktu berbicara lain dengan munculnya Ideologi kaum, melihat lebih jelas serta peka akan apa yang terjadi meskipun kadang terlambat melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi, ada kalanya objek realita menjadi suatu predikat untuk memikat kaum yang telah bebas terlebih dahulu dengan persoalan yang makin hari makin berada menjadi sesuatu yang kadang brutal tanpa batas waktu dan hukum, lalu kaki-kaki itu berterbangan menjadi sayap yang tak pernah patah serta menjadi inspirasi suatu kaum tertentu meski kadang kontroversial menyertai mereka yang berada diperempatan jalan-jalan kota
Sertakan kehadiranya pada perayaan-perayaan yang dikeliringi tarian kelembutan dan keunikan yang menjadi bagian seni dalam bidang tertentu. Lantas apa daya tarik yang tercipta dari sini yang barang tentu ini jelas bukanlah suatu daya ataupun energi, mampu menjadikan sejuta umat berlutuk dikakinya yang liar
Dengan kata cinta ia berkata, dan hampir sama dengan berteriak sayang dalam dunia yang menjadi beban masa mendatang dengan moral dan etikanya

Menahan Malu Tanpa Ragu
Mereka Teriakan tentang apa yang mereka rasakan dari keadaan saat tanggal pertanggal menjadi cerita antara puluhan dan satuan deitan yang tak kunjung mereda, sesaat sesalkan mata yang berair dengan menahan pedih percikan bumbu merica yang para peracik berikan dengan tuangan racun setengah sendok makan saat aku akan mulai aktifitas yang jelas mengharapkan suatu hasil
Ia tertawa lantang saat aku duduk dengan cerita yang seadanya, dengan tuang secangkir teh ia berkata lain dari manusia asing sekalipun, perkataannya sungguh menggugah rasa bangkitkan rasa balas dendam “Hutang garam, Dibalas garam”. Lalu ia mulai memulai tulisan-tulisan didadanya tanpa ada tinta sekalipun, ia berkata kepadaku bahwa tulisan yang ada di kaosnya itu adalah “Damai itu memang hanya sebuah impian namun impian ini tak bisa direkayasa”
Ditengah penerimaan data yang menghargai mahalnya informasi, mereka membeli alat penerima itu dengan biaya yang cukup untuk pijakan tanah seratus turunan dibangsa ini, namun mereka membayar murah akan datangnya data. Lemah terasa dan beban memuncak menjadi sebagian derita kaum buruh ataupun disebut kaum budak tak kala negara ini belum merdeka, sayang HAM dan Etika serta Estetika akan hal ini hanya cerita pembujukan kaum kita

No comments: