Wednesday, February 4, 2009

KUBIK-KUBIK PECAH

Aku tahu apa yang telah kau isi dalam-dalam tapi diam
Seperti minuman yang aku minum saat malam minggu
Matahari mungkin kini telah pergi dimana ia temukan mimpi mandi besama dayang-dayang sang putri
Tapi mengapa setan yang kini datangi sejuta masalah
Bersama waktu aku ceritakan kejadian indah saat sadarku hilang

Seiring waktu berlalu entah berapa harga yang harus aku keluarkan
Mungkin malam ini terasa indah
Atau mungkin sang kuasa berikan malam tanpa harapan
Hatiku pecah saat dini hari dengar dentungan kata makna maki
Atau seperti saat seorang Rockstar berada dipanggung dan berkata “Sudahkan kalian membeli album terbaru Radiohead ?,
Masihkah kalian menyimpan kaset Nirvana ?
Berapa kalikah dalam seminggu kalian mendengarkan lagu Led Zepplin dan Enya?”
Akankah kalian memasuki alam dimana musik dilarang ?
Mungkin abad telah hilang, atau semua itu memang tercipta karena haram
Tapi seiring pidato George.W. Bush bersama pasukan Pentagon House nya, para CIA nya, dan Yahudi nya berkata “Mari kita serang mereka!!”
Atau tertawanya Osama bin Laden melihat runtuhnya gedung kembar WTC
Kadang Sadam Husein yang terhebat terlalu tenang menghadapi PBB dalam tanggapi ancaman Amerika
Menatapnya pun terasa ada yang bertanya di selubungi semacam bebauan sabu-sabu Belanda dan lintingan ganja Aceh seakan mulutnya terdiam karena menyimpan bau vodka yang ia bawa dari Prancis, bergandengan dengan seorang wanita Thailand, ia merasa berwibawa tapi tetap saja tubuhnya rapuh dan, lalu ia muntah diam-diam di sudut hotel mewah yang ia sewa di sebuah rawa di Amerika Selatan
Akui saja kita semua mulai buta dan membutai
Mengakui sisi dan rasa kemanusian itu sendiri kita tak bisa bicara, berbeda saat kita bicara soal harga diri sampai-sampai kita sendiri seolah-olah dibuat lupa diri oleh perkataan kita sendiri, atau pun saat kita membicarakan letak kesalahan seorang presiden kita, anggap saja semuanya sama karena memang tak ada yang becus mengurusi negara ini, satu kata yang cukup memberi kesan lebih baik tak lain diri kita sendiri “BODOH”
Akankah teman yang kita anggap harapan satu-satunya yang tersisa?
Seperti merpati mencari bulu-bulunya untuk dibuatkan sarang bertelur sang istri untuk sebuah keturunan
Anggap saja dunia ini memang Satu
Cinta itu lemah, itu mungkin yang dikatakan seorang Hitler
Aku terbangun dari mimpi yang begitu-begitu saja setiap harinya, yang maknanya aku sendiri tak mengerti seperti seekor sapi yang terkesan dan diberi kesan kramat dalam kehidupan Hindustan India
Apa yang patut diharapkan dari sebuah agama
Keajaiban atau sikap toubat karena sudah terkena musibah
Apapun itu layaknya sebuah rasa yang akan kembali, entah kembali seperti apa dan dengan cara apa ataupun pemahaman yang bagaimana dan kenapa ?
Mungkin terkesan satu kata “SURGA”
Mungkin seorang Programer kehilangan akalnya untuk membuat software yang menurutnya sangat berarti, ataupun akan sangat berharga bagi seorang pengguna tapi apa yang terjadi ia habiskan sebuah malam panjang tanpa makan dan hanya segelas air putih dalam sehari, rokok Marlboro tak terhitung bungkusnya, Aspirin dan berbagai macam obat penahan rasa sakit dan pencegah ngantuk dipergunakan pikirnya untuk kehidupan yang lebih baik
Aku terdiam dengan sebuah cerita tentang Putri Salju dan Tujuh Kurcaci nya
Ataupun cerita misteri yang belakangan ini ditayangkan besar-besaran seperti diskon suatu toko dengan sebutan BIGSALE, cuci gudang ataupun yang sebagainya
Layaknya seorang Inul Daratista yang naik daun karena goyangan ngebornya, entah karena ia merintisnya dari mulai dari kecil, entah karena goyanganya dilarang oleh Rhoma Irama ataupun karena masyarakat kita yang baru melihat goyangannya seperti itu, entah karena dangdut adalah musik orang kecil, entah karena omset nyanyi Krisdayanti mulai menurun, apapun itu pasti telah melalui scenario yang sangat bagus, rapih, cantik dan menarik ataupun karena murah gratis plus kuis
Sejenak kita renungkan kembali bagaimana lotre nomor itu tidak menang
Kita ambil segelas minuman hangat, sebatang rokok, sertakan imaginasi-imaginasi seperti Albert Enstein merumuskan rumus gravitasi tentang bagaimana sebuah buah apel bisa jatuh kebawah tanah
Mungkin rumus-rumus tersebut berkembang layaknya panggung pertunjukan
Penemuan demi penemuan telah dapat kita rasakan meski sekarang kita tak selalu dan selamanya merasakan apalagi mengejar yang namanya teknologi

Sambung lain waktu
Terusan pasantren

Sambil makan waktu dini hari untuk ibadah puasanya
Tapi setelah itu apa yang terjadi, listrik pun tak dapat ia nikmati
Tertawanya seperti orang yang tak sabar menahan bersin yang tiba-tiba datang waktu ia tertidur dengan mimpi kencing dalam celana yang dulu ia buang karena telah bolong dan terasa hina saat ia pakai
Mungkin esok hari masih ada pekerjaan yang berharap para pekerja bisa datang dan mengerjakan bangunan yang ia harapkan akan terbangun esok hari, seperti mimpinya membuat istana dengan ruang tidur yang nyaman, tempat duduk yang enak, serta sebuah toilet yang selalu lancar apa itu air bersihnya ataupun saluran air saat ia akan buang air besar
Pernah diri kita lupa akan seragam apa yang harus kita pakai saat akan bersekolah, ataupun warna rambut apa yang enak di pandang untuk warna kulit hitam dan berdomosilin di Indonesia
Kebanyakan dari kita masih ingat dan akan tertawa memulai mainkan seluling yang terbuat dari bambu, tapi entah apa tanggapan pacar kita yang seorang kutu buku yang selalu berada di perpustakan melihat semua itu
Pernahkah kalian mengharapkan seorang gadis cantik menyatakan cintanya kepadamu ?
Apa kalian berharap datangnya jerawat batu saat jam 5 sore padahal kalian akan hadapi malam yang panjang bertemu seorang kawan lama ?
Akankah kalian meminta pendapat apa yang harus kalian lakukan saat menemukan kalung berlian dalam bus ?
Mengapa ada yang merasa tak adil dalam sebuah peradilan Mahkamah Agung ?
Ataukah kalian akan menuntut balik saat seorang petugas Polisi yang akan menangkapmu melakukan pelanggaran HAM padahal jelas kamu sendiri memperkosa korban ?
Lalu mengapa ada orang mengaku gila pada saat petugas pajak menagih pembayaran atas lima rumah mewah dan enam mobil asal luar negeri yang di selundupkan lewat negeri Batam asal Malaysia, tidak ia bayar selama empat tahun ?
Apa karena para anggota MPR/DPR tidak ingin hartanya diketahui oleh orang banyak karena takut nanti para saudaranya datang dari kampung halamannya meminta bantuan ataupun teman dekat yang ingin meminjam uang untuk modal usaha ?
Seling pertanyaan dilangsungkan dan berlaku untuk umum
Lantas gelas yang kemarin aku gunakan untuk hangatnya kopi susu masih terpajang didekat monitorku tanpa isi, hanya setumpuk sekar, plastik, dan kuntung-kuntung rokok yang mereknya sendiri tak berarti bagi seorang petani tembakau
Kepalaku mulai ditempati kumpulan komunitas kutu-kutu yang terasa panas
Seorang Ibu berkata itu adalah kutu-kutu yang berpindah dari kepala satu ke kepala lain, tapi yang aku rasakan tetaplah ganjil karena tetap saja kutu itu menghisap darah ku
Aku ingat saat kematian John Lennon
Mungkinkah kematian seseorang akan menimbulkan perpecahan antara teman-temannya (Entah kemana lagu itu akan dimainkan, atau karena untuk siapa hartanya dibagikan)
Atau pendapat lain bahwa itu merupakan suatu warna lain bagi seorang musisi
Aku ingat saat Jim Morisson mabuk dan menyanyikan lagu “Light Of My Fire” di suatu club di Amsterdam, didera oleh manejer clubnya karena menyebutkan kata “I will kill my Father and fuck my Mother”
Aku sendiri akan berbicara tegas “Aku ingin mati saja”
Entah apa itu kematian yang aku kira semua tahu Billy Corgan pun akan mengatakan hal yang sama seperti Ozzy Osbourne memuji band Billy khas botak tersebut dengan kata ‘Rock’
Aku tak tahu mengapa ada dan harus ada yang tiada
Mengerti sendiri akan kata-kata
Mana benar ?
Mana salah ?
Mana baik ?
Mana buruk ?
Aku rasa itu semua berasal dari kata-kata apa benar ibuku benar-benar ibu ku ?
Mungkin darah ku tak akan mengijak tanah
Entah kata-kata ini berasal dari Bung Karno yang menyebutkan tanah itu seperti jiwa, air itu seperti darah maka cintailah apa yang engkau cintai layaknya
Lalu bagaimana nasib seorang penderita “aku lupa namanya” yang pasti ia harus mencuci darahnya sebulan 2 kali minimal
Bagaimana kisah seorang penderita Aids yang darahnya tak bisa di sumbangkan untuk seorang anak yang merengek kesakitan karena tertabrak truk, karena pengemudinya ngantuk, karena melewati pesta yang berkepanjangan
Samakah itu semua dengan jiwa seorang pejuang yang kecewa melihat para pemuda mabuk-mabukkan diujung gang sebuah RT tertentu, ataupula seorang Jendral yang marah terhadap anak buahnya yang menjadi seorang pengkhianat
Sebenarnya apa yang seharusnya kita pertahankan di bumi ini ?
Yang benar-benar harus !
Tak kalah dengan dirimu yang selalu mengungkiri yang pada dasarnya kau adalah seorang pecundang yang hanya bisa mencium bibirnya saja tapi tak  berdaya saat menyatakan kata-kata cinta terhadapnya
Saat ini matahari ada diketinggian seperti patung Liberty yang memanggang obor emas yang di berikan oleh seorang Paus yang sama haus dalam harta
Ataukah akan terbenam lalu senja kembali
Seorang yang anda anggap seorang bintang dalam pertandingan musim lalu ternyata kedapatan mengunakan doping, lalu bagaimana nasib sang media masa yang menyoroti kasus tersebut akan membuat rengking penayangannya bagaimana, aku tak bisa berkata apa-apa kecuali media massa atau yang kita sebut Pres ataupun kata yang membuat masarakat dekat “pemberitaan yang terjadi di publik ini untuk publik ini pula”, tapi tetap diingatan mereka itu sampah tetap seperti pidato Presiden untuk penayangan berita jam lima sore, bahkan mereka lebih hebat dalam mengembangkan kata-kata melebihi penjilat
Sebelum semua ini diketahui suatu tahun nanti oleh dirimu, aku telah tahu
Apakah aku seorang Tuhan yang engkau sembah dan engkau persembahkan sesuatu untuk Tuhan itu, yang menentukan nasib serta patokan mu sebagai apa, dan bagaimana nanti engkau berada di dunia, maka aku bukan lah Tuhan mu yang sesungguhnya aku hanya bagian dari persembahan yang sesungguhannya oleh Tuhan mu itu dibuang maka sebutlah aku “Tuhan Buangan”, tapi aku tidak terdapat di tempat sampah karena para hewan ternak yang menjadikan dirinya tumbal menganggap aku lebih tinggi derajatnya
Lalu saat itu bagaimana nasib yang memberi tumbal?
Biar aku selesaikan kata untuk mereka yang laik mati
Aku tahu aku hanya berjalan ditempat, hanya saja waktunya yang berbeda, biarlah terbuka gerbang untuk para atletik yang selama bertahun-tahun fitnes di tempat yang sama sebelumnya ia lakukan
Pulang dan pergi seperti angkot yang layak mengangkut para penumpang hanya saja angkutan itu diambil tagihan yang katanya untuk bla-bla-bla, entahlah aku sendiri tak mengerti apalagi para supir
Maka layaklah para supir angkot marah saat penumpang membayar angkot dengan tarif yang tidak sesuai mungkin karena ia tak pernah mendapatkan bensin gratis
Sejarah apa yang menyangkal bahwa bensin itu adalah harta karun yang akan di perjuangkan melalui nyawa dan harta, tapi tak kala semua teknologi yang sekarang kita pakai tidak membutuhkan semua itu, lalu apa jadinya pertaruhan yang ada
Siapkah kalian mati ?
Siapakah kalian ?
Apa kalian ada di zamanku sekarang ?
Persetan dengan kalian ?
Lontaran kata yang kasar namun tak kotor menjadi pemandangan seperti petasan pada saat kita akan berbuka puasa di bulan Ramadhan, namun sekarang nampak yang terjadi dan itu pasti mereka akan menyelesaikannya dengan kata “Illegal”
Ramaikah kalian berbelanja ?
Apakah barang yang kalian cari kalian dapatkan ?
Berapakah harganya ?
Puaskah kalian ?
Lalu curi saja katanya !
Kalian pasti mengerti apa yang aku bicarakan selebihnya aku sendiri tak tahu, sendiri aku merenungi nasib Yasser Arafat yang terdesak oleh perundingan damai yang sudah berlangsung selama bertahun silam belum dapat terselsaikan, dasar tanah dan harga diri sepertinya nyawa tak berarti,
Apa itu warna darah ?
Apa itu daging saudaraku ?
Apa itu mayat ibuku ?
Akankah aku mati esok ?
Layak kau berbicara laik engkau seorang yang tahu apa itu HAM
Api lapangan berbicara sebaliknya, lalu engkau harus bertanya pada rumput yang bergoyang dipadang ilalang yang rata-rata gurun pasir
Akankah kita menikmati secangkir sake dengan sake dari guci yang gede di depan sebuah meja kecil khas jepang dengan suasana angin riuh tak gentarkan rumah meski di dera gempa, lalu mengapa di negara kita selalu saja musibah bencana alam harus melalui jalan rusak untuk mengantarkan sebuah makanan yang hanya separuhnya pun tidak, dengan didatangi sang dalang yang menangis kesakitan karena adik kecilnya meninggal di sampingnya tertimbun batu besar dari atas rumah
Akankah sebuah kios kecil menjual vodka cap mansion house tapi legal ?
Tanya siapa yang mampu vodka yang seperti itu
Yang aku rasa, rasa vodkanya pun memalukan
Pernahkah kalian mendengarkan lagu dari Nofx yang berjudul “you drink you drive you spill”
Lalu ada kata salah terhadap yang menghadang “Anjing”, mungkin kasar tapi tak kotor dan itu realita karena anjing adalah binatang yang bukan seperti babi yang mandi Lumpur seperti video klip yang wajah serta badannya terlumuri Lumpur basah dari sawah sebelah, lalu bagaimana saat mereka manggung, satu hal mereka payah habis ide seperti para penceramah yang berkata di tv kita harus berhemat demi mereka yang kekurangan tapi sepertinya mereka sendiri tak mengerti kata hemat, bukan tujuan saya menyudutkan tapi ternyata memang benar bahwa mereka belanja di luar negeri

lanjut saja
selama engkau mau

Lalu sampai dimana kita saling berbicara tentang suasana yang nyaman dan alam yang kita rasa akan damai, mengertikah kalian apa yang sebenarnya aku bicarakan bersama mimpi yang akan kita beli meskipun nyawa akan hilang, layaknya pakaian layak pakai yang kita sumbangkan untuk para saudara jauh antar pulau karena terkena musibah
Masih seperti sebelumnya bahwa para popstar mengambil gelar sebagai seorang ulama entah didapat dari mana kata raja dangdut, aku rasa dari India atau pun jawa lama
aku pernah merasakan hal sama
Seperti pemuda dengan usia muda sekitar delapanbelas sampai duapuluhsatu pergi dari rumah dengan perasaan marah, kesal, benci, muak, bahkan menangis. Yang pasti aku tahu bahwa ia tak berada ataupun melihat rumah yang, membara api seperti dalam ingatan dan bayang “mengingatnya pun tak akan membuat diriku lebih baik, dalam pergiku aku ingat bara yang mengapi-api di tepi rumah”, lalu sampai dimana nasib saat kita rasakan lapar yang buat perut perih dan hangatnya air kopi pada pagi hari, rindukan nyanyian burung yang buat aku rindu akan tangisan yang penuh dengan derita yang menyenangkan, menangiskah aku akan semua yang menimpa ini atau aku akan bahagia punya hal seperti ini.
Tapi hal yang aku banggakan dan aku rasa lebih baik adalah aku pernah berbuat dan melakukan hal yang luar biasa, dan tak ada yang tahu apa rahasia terbaik yang pernah aku tanamkan pada dasar bahasa yang pernah manusia gunakan dalam perjalanan pulang.
Saat ada mimpi kicau burung dengan dua jantan dan satu betina, ataupun bermimpi naik kuda putih yang ada disamping hamparan selimut yang terbuat dari koran saat kau tidur jam dua dini hari rabu hari itu, bahkan puisi yang engkau buat untuk tenangkan bara yang engkau dera bersama hati dalam hari yang berkepanjangan bersama-sama dengan pena yang aku ambil dari rumah dan buku curian dari lemari yang ayah beli untuk aku tahun lalu
Akankah tahun ini lebih baik dari delapan tahun yang pernah aku lalui bersama dengan sadar yang aku buang di jempatan pada saat jam delapan malam setiap malamnya, lalu bagaimana nasib para penjual besar yang biasa aku beli setiap harinya yang katanya barang yang ia jual pas-pasan untuk hidup tujuh turunan di dalam penjara
Azas yang aku rasa seperti paham untuk bersosialisasi ternyata hina
Bayangkan sebuah perpustakan yang berada di tingkat paling tinggi didalam gedung, merupakan perpustakaan yang dimana jendelanya penuh dengan kaca dari mulai dari atap dan dinding-dindingnya, lalu bagaimana bisa terdapatnya fungsi dari perpustakan tersebut meskipun buku yang terdapat disana bisa dikatakan langka
Bisa kah kita samakan bahwa pendidikan itu mahal ?
Adakah peribahasa yang lebih baik daripada peribahasa yang menyuruh kita mencari ilmu ke negeri cina ?
Lalu bagaimana nasib para robot bernyawa yang mengajarkan ilmu-ilmu tersebut ?
Akankah mereka dikirim ke rawa sebelah kalimantan barat tanpa makanan ?
Seperti apakah sejarah negara kita sebelum datangnya sang Politikus yang gemar menganggap-anggap serta memberi pendapat yang mereka rasa benar tentang sejarah negara ini, Mmm....Mmm....Mmm mereka menerka bahwa memang benar bahwa dirinya sangat lah murah, mereka menyadari bahwa mereka tidak lebih dan tidak kurang bahwa harga dirinya seringan kapas dari kolong ranjang yang tersisakan oleh tukangnya pembuat kasur dari apuk. Lalu bagaimana kisah dibalik jendela perpustakan, akankah para pembaca akan pintar atau bodoh
Sebaiknya kita timbang selayaknya hakim Indonesia ?
Apa itu hukum ?
Apa itu hukuman ?
Apa kabar pencuri ayam di siang bolong yang butuh uang untuk makan ?
Itukah diri kita ?
Hai penonton yang bengong dan minta tolong untuk ngomong ?
Berengsek kah kita ?
Katakan iya atau tidak ?
Ingatkah kalian pada angka-angka untuk seseuatu nomor telepon tertentu yang berada diotak sebelah kiri untu memory yang aku rasa berbeda
Lalu apa yang terjadi pada saat kamu menekan angka-angka tersebut
Akakah harapan pada jawaban masih ada, lalu kemanakah kata-kata yang kita dahulu rasakan, masih berada disanakah jawaban untuk kalimat yang membuat raut muka berubah pada titik koordinat tertentu, aku ingat saat koin-koin itu habis disebuah telepon umum depan kelurahan yang berfungsi ganda, lalu hilangkan hina yang akan ada rasa cinta akan damainya malam ini meski

Ada teman
Lanjutkan suatu saat status tertentu berlangsung
Asap seperti apakah yang datang padaku

Pernah pula aku rasakan hampanya telapak tangan
Lalu mengapa harus ada yang isi serta isi telapak ku dengan dedaunan yang menyegarkan pikiran malam itu, saat sunyi menghancurkan saat itu pula ketenangan tanganku bertepuk lagi
Oh ya, pernah kita tahu akan kedatangan setan, akan kah bacaan ajian menjadi seuatu bacaan yang akan menjadi seuatu ajaran yang membawa diri kita bahwa sebenarnya hina, layak seseorang yang berharap pada sesuatu yang tak ada (berhala), manusia akan tersenyum melihat ulahnya dan tertawa karena mabuknya
Lalu apa yang terjadi dengan alkitab-alkitab ciptaan manusia yang mengedepankan hal yang layaknya seorang penghayal, berencana membeli rumah dengan harga mewah oleh setumpuk sampah yang ia tabung setiap harinya oleh bungkus makanan ringan
Pelukispun akan kagum saat melihat seorang wanita cantik dan ayunya Nyai Loro Kidul di pantai selatan sedang menaiki sebuah kereta kencana yang datang dari arah laut menyusup dari kedalamanya,tapi sayang hanya khayalan, lalu seperti itukah agama ini
Jadi sebenarnya apa agama ini makna bagi kehidupan ku
Saat ini aku mulai berjalan di tengah-tengah, ku harap aku mengerti
Lalu apa yang terjadi dengan Kate Winslet setelah berperan dalam film korosal Titanic
Akankah ada penerus dari Madonna, apa, apa Britney Spears
Oh ya, pernah kita membuka cela dan bangkitkan celana
Dimana bendera negeri ini
Harga diri, kita tengah mengapung tak jauh tak tinggi masih dekat disekitar kita sendiri, apabila engkau berdiri dan angkat tangan mu bila mau memajukan akan sampai dan bila itupun kau mau dan bisa, jadi biarlah semua terus dibawah dan teruslah menuju atas sana
Bagaimana nasib mereka yang ada dipinggir kita ?
Apa mereka melihat kita sedang memainkan permainan judi ?
Akan kah mereka meminta saat aku menang ?
Inikah air Pemilu sesungguhnya ?
Oh, biarkanlah semua menjadi terasa menjadi asa yang berjalan bagaikan harga cabe di bulan Ramadhan yang sangat dibutuhkan para pembuat makanan pengisi perut yang mulai kelaparan di musim yang katanya (bukan petani namun pemerintah), lalu mahalkan semuanya saat kita punya uang dan murahlah semuanya saat aku benar-benar tak punya uang sepeserpun
Sudahkah anda buat kue kering pensempurna Idul Fitri ?
Maaf pula saya tak pernah tanyakan dan sekarang akan saya tanya
Sudahkah anda sholat ?
Maaf juga bila seperti slogan iklan tv !

Bahaslah semua yang engkau bisa
Sampai tak tersisa
Sampai usia tak ada
Dan gapai yang engkau bisa
Atau kala semua berkata sia-sia
Inikah makluk kita bahasa manusia
Sampai jumpa seperti sediakala sang setan tersisa

Bagai puisi yang aku tulis untuk kehadir nya seorang yang aku rasa hina bila aku mencintainya juga

Sampai mana engkau berjalan
Tetap saja engkau terlihat di tepian
Sama seperti seorang teman

Lalu apa kata seorang teman yang menyaksikan permainan ini, akan kah datangkan polisi di tengah dan menengah malam, saat seorang wanita sembunyikan aku di balik ranjangnya yang terbuat dari kayu jati, lalu tiba-tiba saja temanku sudutkan kan aku dengan bukti yang cukup bawa aku ke meja hijau atau aku akan bermain damai cukup dengan salaman uang tertera besar, tiba waktu makan wanita itu datangkan sebuah bungkusan nasi dan daging yang ia buat sendiri untuk aku katanya, tiba saat aku berhadapan aku tidak terbukti bersalah padahal dalam hati aku bersalah, tiba dilingkungan wanita itu berkata bukti telah aku sembunyikan, lalu dimana teman yang sudutkan aku menuju gerbang jeruji akan kah ia sembunyi dibalik senyuman ramah ibunya, atau garangnya kumis bapaknya. Cukup aku mendiami diri dengan seribu tanya dan pinta sejuta jawab, ataukah wanita itu yang jebak dari semuan kepatungan ini
Layakkah aku pandangi tubuh wanita itu yang datang dari tepi rumahnya menuju rumah tepi kamarku dengan telanjang, akankah semuanya menjadi pilu seperti kita pandangi gunung yang dahulu hijau indah terpandang menjadi gersang dan gundul tiba sedikit musim hujan kabar terdengar longsor, saat musim kemarau pemandangan api membara sang penghuni gunung marah.Lalu seempatkah aku bertanya siapa namanya ?, sedikit kata namun melihat tubuh yang anggun yang telah sematkan aku dari jeruji besi dan suguhi aku dengan dosa yang hampir semua manusia sukai, dalam sesal yang cukup sesakkan nafas sang jantung aku berkata
Apa yang sebenarnya sedang terjadi ?
Kemarin apa sebenarnya yang terjadi ?
Kemana semua orang pergi ?
Oh ya aku lupa jam berapa sekarang ?
Dimana saat ini semua orang yang dekat dengan tepian kamar ?
tiba saat ia lemparkan kata, akankah cinta yang ia sebutkan seperti bayangan mimpi yang terjadi entah seminggu atau sebulan kemarin tapi seingatku aku lupa wujudnya
kata seorang yang aku kenal yang beberapa tahun lalu kami pernah berkumpul bersama disebuah bangunan tua yang cukup lapuk temboknya tapi tetap saja kokoh berkata sambil bertanya rasa kenyal dan kenyang tentang cinta
sempat menjadi omongan kosong yang sebenarnya tidak disengaja ternyata benar, itukah semua ini, lalu apakakah aku sendirian menghadapi air yang cukup besar menghadang malam tanpa bintang pada saat langit cerah, jadi biarkanlah jari, tangan, dan tubuhku menari dan bernyanyi dendangkan malam yang aku isi dengan dendang disisi tubuhmu yang aku harap akan berisi kembali, namun tetap dalam ingatku tetap saja dosa yang tersisa untuk sang penoda, dari air liur, mani, serta darah yang berceceran terasa bahagia dalam senyuman mu

saat malam tiba
aku lihat gunung hijau tertinggal di siang itu
namun tetap ada

Lalu apa yang sebenarnya menyebabkan kita mau menelan obat pemberian Dokter, aku sendiri susah tidur hanya begini dan menyandang senajak batu yang aku saku agar tidak buang air besar
apa kita masih ingat dan kesal melihat cerita mengenai tulang berulang yang mempunyai makna diulang-ulang menyebabkan mati rasa seperti cinta yang Dokter beri obat penangkalnya, lalu sebenarnya bagaimana asal mula cerita berlangsung
sungai kecil mengandung batu kerikil yang kecil namun tajam
layaknya mungkin ini yang sempat menjadi cerita orang gila diperempatan jalan

aku tak sempat teruskan
tiba saat suara keluar tidak menentu
layaknya setan permainkan aku

Akankah sebuah negara menjadi sebuah malapetaka basgi penderitaan seorang yang bertahun-tahun tak dapat mendapatkan sebuah pekerjaan yang ia harapkan, bagai bayangan uang, kemakmuran dan kessenangan serta kesederhanaan mencapai planet Pluto. Lalu bagaimana seseorang menderita penyakit tertentu semacam stress yang berkepanjangan dan derita jeritan malam tanpa bayangan. Aku masih ingan akan masa kecil yag penuh canda, tawa dan tangisan tapi tetap senyum simpul itu ada
seperti petuah merangkap seorang petapa yang menderita melarikan jiwanya menuju malam penuh bintang meski itu berada jauh ditepian bumi kita berpijak, sebenarnya siapa yang patut kita jadikan pengharapan yang mmembelenggu sebuah asa yang terpendam secara lambat laun menjadi sebuah gunung batu yang keras dan tak bisa dipindahkan?, lalu saat sebuah/sesuatu yang kita percaya sebagai yang kita anggap bisa menjadi harapan kita menuju harapan yang kita inginkan, lalu kenapa harapan itu belum juga datang?.
Stresss,.................................................!!!!! ?.
Apa yang terjadi di negara ini ?
Apa yang dilakukan oleh sang pengabul harapan ?
Ada kah sang pengharap itu ?
Dimana mereka ?
Lalu kenapa tidak mereka kabulkan harapan ku ini ?
Siapa sebenarnya harapan itu sendiri ?
Haruskah aku bunuh harapan ku ini, seperti aku bunuh jiwa dan ragaku ini, karena cepat atau lambat diriku ini juga akan mati karena harapan yang aku harapkan tidak datang, dan pengharap itu tidak ada, serta harapan itu telah lenyap ditelan waktu sang pengabul harapan
Kemana aku akan mengadu diri ?
Tentu jawab hati yang punya harga diri yang ½ lagi akan berkata tentu saja aku jual untuk sebuah arti diri, percayahkah kalian penyakit ini makin parah dan akan menjadim lebih dari virus SARS yang hanya sebuah musim tang buruk untuk sebuah pariwisata Hongkong, ini akan menjadi sesuatu yang tak akan mati dan akan mematikan sesuatu yang ingin hidup dengan tenang dan damai!

Seorang saudara tak selamanya bisa menjadi seorang teman
Seorang teman bisa menjadi seorang saudara yang selamanya
Lalu kemana saudaraku yang telah lenyap ditelan oleh harapan
Lalu kemana temanku yang mati karena penyakit harapan
Akankah aku berharap mereka datang kembali
Kepada seorang pengharap.......!?, lagi
Waktu makan waktu
Aku bersama mu

Saat ini saat kenyataan lagi
Saat ini saat yang ketiga kali
Saat ini saat yang tak bisa aku mimpikan lagi
Saat ini saat yang sakit sekali
Saat ini saat kau matikan mimpi
Saat ini saat kau muliakan diri
Saat ini jangan datang lagi
Saat ini cukup disini
Saat ini semua telah mati
Saat ini semua mimpi telah hilang sendiri

Masih berharapkah kau
Masih inginkah engkau
Masih bersamakah engkau
Jadi kenapa terjadi lagi
Jangan lagi
Jangan pergi

Aku mengurung waktu
Bersama kumpulan kecoa yang berterbangan dikamar ini
Aku sambung bila semua mulai tak lagi pergi dan mati

Apa yang akan kau lakukan pabila tv kalian mati, dan tak bisa diperbaiki sedangkan kalian tidak punya uang (apakah kalian punya TV).
Aku tak sempat berbicara soal basinya pemain sepakbola yang mempunyai nama sehingga dia seolah sedang menjadi sebuah badut di rumput hijau, aku mengerti tapi tak bisa pahami yang sebenarnya sedang terjadi disini!.
Kecoa yang datang pada ssaat panas yang terjadi siang itu bungkam kedatangannya pada sang kemarau, malam ini tidak ada kecoa dikamarku satupun tidak ada, mungkin kali ini tidak ada sisa makanan yang tebuang percuma atau mereka telah bosan melihat muka ku yang mulai keriput seperti perempuan yang masih perawwan yang berumur 63 tahun, akan kah kalian pertahankan itu semua
Apa suadaramu akan perbaiki ucapanmu yang menyebabkan seseorang marah dan ingin membunuh kau seperti ayam panggang, atau ia akan memarahi mu, atau ia akan diam saja seperti ungkapan kata diam itu BODOH
Kubik kini telah pecah seperti ombak yang hantam karang, detik demi detik, lambat laun cobaan hantam sang mental yang kuat sekalipun
Maaf bukan nya aku punya niat hancurkan mental kalian, namun kenyataannya demikian, waktu yang berbicara bisikkan kata maki dibelakang telinga ku sendiri (yang berbicara teman dekatku sendiri)
Apa salah ku?
Apa dosa ku?
Katakan!
Katakan!
Ada apa in!?
Mengapa?
Bisa jawab atau tidak?
Atau kau cuma bikin suatu sensasi baru!?
Katakan!
Katakan!
Kenapa nggak bicara didepanku saja!
Semua bisa selesai cepat kok,!
Mengapa harus ada yang tahu yang aku sendiri tak tahu!?
Katakan!??????????????????????????

Kali ini aku akan menyendiri, lagi
Aku muak dengan masa depan dan kenyataan yang dilapangan
Bicara pun layaknya seorang biduan yang nggak tahu namanya sendiri
Akan kah hilang nyawa dan raga ini, Kawan

Menatap langit aku berasa malu
Menatap bulan aku berasa ragu
Menatap bintang aku berasa kaku
Menatap mu aku berasa sayu

Masih ada isi kantong di siang itu
Kemana waktu hari besar ini
Anjing
Maaf,

Mari buang sampah pada tempatnya
Mari kita simpan yang bisa kita daur ulang
Mungkin jadi uang

aku melangkahi sang presiden
layak menyentuh wibawa yang kusut
meratapi tanah usang, usai aku bernyanyi
lalu apa yang menjadi surga bumi ini
aku jadi serigala untuk yang terakhir kali
untuk suatu budaya suku indian
menyayat pada ayat sang presiden
semu seperti semut menaiki gajah
pelantikan yang sempurnanya mengundang sejuta tanya
sebenarnya apa yang terjadi disini
menyayat nadi yang setengah jadi negeri ini
seling detik memberi usapan cinta
seling tahun memberita coretan nyawa
lalu dimana sang fortuna yang dianggap masih nyata dan ada
oh, ya........ uang hibur tawa semua yang menyukainya
sebab nyawa membelah samudera di benua ini
sebab dia hukum dia dengan perantara dia
aku langkahi bayangan sang presidan
layak aku lihat ia memang tak ada

Aku berjalan, lagi, kali ini, sekali

Berharap datangnya maut menjemput
Saat sang Presiden berpidato di halaman depan istananya dimana Rakyat melihat dan mendengar kata-kata “Saya berharap pintu neraka terbuka Kembali”
Atau saat seorang Artis memaki-maki upah kerja kerasnya saat berperan di suatu Film karena terlalu Besar dan ia berkata “Aku akan cepat mati, aku harap......,atau aku menghilang saja karena terlalu sibuk Tak sempat bunuh diri......................,AKU TERLALU KAYA”
Aku sendiri percaya akan kata hati yang mengkelamkan jiwa ini
Mimpi yang kadang kala bermakna sebuah keberuntungan bagi yang tak pernah sedikitpun bekerja dalam hidupnya
Saat maut yang menjemput
Saat sambaran halilintar pada saat hujanAtau pada waktu semua orang berkata tak ada jalan, semua buntu
Mungkin konsentrasi yang terlalu fokus tak bisa buyarkan tenangnya air di sungai
Dan dalam waktu yang berdekatan seorang Pengemis meminta upah atas Jasanya membersihkan jalanan dari kaleng minuman, plastik bungkus makanan, ataupun kertas-kertas ujian yang berterbangan merayap menepi disisi Trotoar
Saat seorang siswa SD memberitahu pria berstatus Sarjana yang sedang melintas di jalan siang itu, ia berkata “Tak mungkin aku tertabrak mobil atau apapun  itu”, sambil berteriak kepada siswa SD
Kala surya mulai tengelamkan nyawa
Seorang Tokoh Masyarakat yang cukup terpandang selesai Sholat maghrib di sebuah masjid, petang itu langsung menuju sekertas putih dengan satu buah pulpen ia menulis angka-angka untuk suatu perencanaan memasang “Nomor”, karena hutang
Ada kalanya seorang Preman menangis karena Cinta, saat pujaan hatinya mati cintanya terhadap ia, saat itu pula puluhan Pukulan, ribuan Golok, bahkan Jutaan peluru bersarang diDadanya
Saat-saat itu juga terasa bahwa permintaanya terpenuhi antara mati dan maut yang terasa adalah Kiamat Dirinya

Tanyakan makna suci pada dada
Lalu hisap sampai sumur itu kering

Kemudian kau ciptakan hujan
Pernah kita rasakan
Akan hal-hal yang menggetarkan
Akan kah kita gentar
Saat waktu bergerak
Kamu dan aku berjalan dengan tangan dalam saku jaket yang usang
Batu yang tengah berjalan kita menghadapi dengan berlari
Kita bersama main api
Buang rasa romantis
Hingga ajal datangkan hal yang kita anggap terlalu egois
Terapung hubungan kita yang memegang angan berkepang dalam optimis berkepanjangan
Ada udara bercampur asap rokok yang hadapkan kita situasi halusinasi
Sepertinya jalan yang kita tuju dalam misi dan visi hilang entah kemana
Antara sadar dan tak sadar aku bangkit dalam masalah kapan aku akan pulang
Gatal dalam tangan kiri yang aku garuk-garuk mulai hilang padahal aku rindu
Gerakan jari temari muali aku mainkankan lagi demi sebuah rupiah
Antarkan aku pulang menuju tepian surga dengan sebuah uang ongkos aku pulang
Akan aku bawa ke mana pemikiran bawah yang aku dapatkan dalam perjalanan sewaktu seperti jam dinding yang kehilangan detik jarum

No comments: